Terra Gwenn adalah seorang perempuan pintar dan penuh perhatian menurut sahabatnya—Nicolas Conner. Terra selalu ada disampingnya dalam keadaan apapun—dan begitu juga sebaliknya, tetapi Nicolas Akhir-akhir ini terlalu sibuk dengan Catherine Bridget—kekasihnya. Beruntung sekali Nicholas mendapatkan sahabat yang begitu pengertian. Nicolas pun terkadang merasa bahwa dirinya tidak pantas mendapatkan sahabat sebaik Terra.
Nicolas Conner dimata Terra adalah seorang pria konyol yang tidak romantis, tetapi tingkah konyolnya-lah yang membuat Terra merasa nyaman berada didekat Nicolas, walaupun itu bukan alasan utamanya. Sebenar-benarnya Terra adalah seorang perempuan yang cuek—entah itu sikap atau pun penampilan—namun berbeda jika ia sedang berada di dekat Nicolas, penampilannya dan sikapnya terkesan lebih manis. Apakah ada arti lain dibalik ini?.
***
“Selamat pagi Terra” sapa Nicolas pada Terra yang melintasi rumah Nicolas sambil menuntun sepedahnya.
“Pagi Nico” Terra tersenyum lebar.
“Nico, kau tidak lupa kan, sepulang sekolah nanti kau akan mengantarku ke toko buku?” lanjut Terra.
“Ya ampun—aku lupa, siang nanti aku akan menemani Catherine ke salon” Jawab Nicolas sambil membetulkan tali sepatunya yang lepas.
“Tapi kau sudah berjanji padaku satu minggu yang lalu. Dan kau ingat? Saat itu juga kau sudah membatalkan janjimu untuk menemaniku ke toko buku” Terra memutar bola matanya. Nicolas sudah dua kali mengingkari janjinya, jika satu kali lagi ia berbuat sepeti itu—maka ia akan mendapatkan satu buah piring cantik.
“Ayolah Terra, maafkan aku. Aku benar-benar lupa” Nicolas mencoba mensejajarkan langkahnya dengan sepeda yang Terra goes lambat.
“Permintaan maaf diterima” Terra melajukan sepedahnya lebih cepat—meninggalkan Nicolas.
Nicolas setengah berlari menuju sekolahnya—SMA Bitsy. Ia terlambat karna terpaksa berjalan kaki. Jika saja ia tahu bahwa Terra akan meninggalkanya, maka dengan senang hati ia pun akan membawa sepeda kesayanganya menuju sekolah. ‘huh! Terra jahat sekali, padahal biasanya Terra selalu setia disampingku -.-’ pikir Nicolas.
Sesampainya di kelas ia mengedarkan pandangan—dan mendapatkan sosok yang sedang tersenyum manis ke arahnya seperti tidak terjadi apa-apa. Wajahnya sangat manis, membuat Nicolas serasa ingin menggaruknya.
“Hai Nico, bagaimana? Berlari pagi membuatmu lebih sehat bukan?” Ledek Terra.
“Kau ini!! Aku kan sudah minta maaf, dan permintaan maafku pun sudah kau terima. Mengapa kau meninggalkan aku. Kau tau? Aku lelaaaaah. Bunuh saja aku sekarang” Nicolas memasang wajahnya yang penuh keringat dengan ekspresi frustasi.
Bell pulang sekolah berdering. Terra pulang kerumahnya menggunakan sepeda. Sedangkan Nicolas mengantarkan Catherine menuju salon seperti janjinya. Lalu bagaimana dengan janjinya pada Terra?.
Nicolas selalu seperti itu, jika ia sudah berada di dekat Catherin—maka ia dangan mudahnya melupakan Terra.
“Terra, mengapa kau masih menganggapnya sahabat?” Tanya Flo, ia adalah teman satu kelas Terra. Sebenarnya Terra sudah menganggap Flo sebagai sahabatnya selain Nicola dan begitu pun Flo, ia menganggap Terra sebagai sahabatnya juga.
“Maksudmu Nico?. Kau ini bercanda ya—Flo, kau tahu kan aku dan Nico sudah bersahabat sejak kecil. Jadi mana mungkin aku akan memutuskan hubungan persahabatan kita begitu saja” Jawab Terra enteng.
“Tapi sebenarnya ada alasan lain dibalik itu kan Terra?” Selidik Flo.
“Tidak” Terra kembali menuntun sepedahnya.