1.Perjalanan menuju penjara suci

441 34 28
                                    




"BIMAAAA!!!!!! BANGUN!!!!!!!! UDAH JAM 11 SIANG MASIH TIDUR AJA. MASYA ALLAH...." teriak ibu gua yang membangunkan gua dari shubuh tapi baru berhasil sekarang. Suara teriakan ibu gua itu lah yg membangunkan gua dari hibernasi gua. Gua langsung menuruti perkataan ibu gua karena kalo gua masih tertidur maka sudah di pastikan gua bakal bangun dengan baju basah.
Gua bergegas menuju bak mandi di iringi nasihat-nasihat ibu gua yang masih berdiri di kamar gua.
Tidak seperti abg  lainnya. Yang menghabiskan hari libur dengan pergi jalan-jalan atau lainnya. Gua lebih suka berbaring di kasur sambil menonton tv. Tapi hari-hari yang indah itu berubah saat......
"Pa bima tuh jadinya malas masukin ke pesantren aja lah..."
Gua yang lagi nonton tv langsung mati in tuh tv "apa ma?? Pesantren??" Jawab gua kaget setengah bernafas. Gua langsung membayangkan bagaimana pesantren itu. Kalo dari film-film yang udah gua lihat di pesantren itu banyak hafalan dan banyak sabet berterbangan dari para ustadnya.

Gua nelen ludah.

Entah apa yang ada di pikiran ibu gua sampai tega membuang anak nya ini ke pesantren. Gua mau bilang ini ke kak seto sebagai pelanggaran HAM. tapi karena takut gua bakal bernasib sama dengan maling kundang yang menjadi batu akhirnya gua menuruti perintah ibu gua.

Entah dari mana gua harus berkenalan tapi yang jelas nama gua BIMA BUDIARTO.

Saat ingin kelulusan sd gua main ke rumah shohib gua baihaki.
"Bai gua di suruh masuk pesantren...." ucap gua lemes
"Wah sama dong bim.... gua juga mau di masukin pesantren" jawab baihaki semangat.
"Lho kok lu ikutan orang tua lu gak kreatif amat sih....." ucap gua
"Asem lu bim...."
"Gimana kalo kita bareng bim..." tambah baihaki.

Gua tersenyum karena gua yakin di pondok nanti gua bakalan banyak yang bully karena badan gua yang kecil ini. Jadi mungkin hadirnya baihaki bisa jadi bodyguard gua.

Hari-hari yang ku lalui sebelum mesantren pun masih sama dari bangun tidur saat matahari sudah di pucuk sampe memandang kecantikan tv yang ku tonton. Tapi ada satu hal yang berubah yaitu sifat ibu gua. Kalo di hari sebelumnya lebih sering marah tapi beberapa hari setelah gua menyanggupi permintaan nya untuk mesantren sifat ibu gua berubah drastis. Ibu gua sekarang malah manja in gua. Mungkin ini enak nya mesantren.

Sampai waktu gua untuk pergi ke pesantren pun tiba.
Di pagi harinya gua masih bermalas-malasan. Saat jam menunjukkan jam 10.00 WIB saudara gua datang. Dan mengajak gua untuk pamit dengan sungai.

Sungai yang sudah mengisi masa jahiliyah (sd) gua menjadi lebih berwarna.

Sesampai di sungai tanpa aba-aba gua langsung jeburin badan gua ke sungai.

Naik ke atas batu yang tingginya 5000 Mm. Dan melompat dengan gaya ala model pakaian d*l*m.
Eh maksud gua dengan gaya ala super-man,ipman, dan man yang lain.

Hingga bapak saudara gua bilang bahwa sudah jam 11.00. Satu jam tak terasa gua mandi di sungai.

Saat gua sudah memakai baju dan hendak pergi. Gua menoleh kembali ke belakang seperti adegan perpisahan dalam film. Lalu akan hadir kembali kenangan-kenangan dari awal hingga akhir.

Sampai di rumah. Gua bergegas untuk membereskan barang-barang gua.

Berat rasanya meninggalkan bangunan yang sudah gua huni dari gua lahir ini. Meskipun kenangan di dalamnya adalah kenangan gua di marahi ibu gua. Tapi tetap ini adalah rumah gua.

Sekitar jam 13.30 WIB. Mobil jemputan gua tiba. Sebuah angkot yang sudah tua. Kalo dilihat dari suara mesin, warna cat, baunya kemungkinan mobil ini berasal dari zaman prasejarah. Gua duduk memasuki mobil dan duduk dengan gugup. Karena gua akan menjalani hidup yang berbeda.

My Nyantri My TafakurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang