1

3.4K 363 100
                                    

Bel pulang sudah berbunyi. Doyoung, seperti anak-anak lainnya dengan sigap membereskan alat tulis mereka dan bersiap untuk pulang.

"Hey! Mau nongkrong di cafe bentar, tidak?"

Doyoung menoleh pada Yuta yang baru saja mengajaknya.

"Berdua saja?"

"Siapa lagi yang harus aku ajak?" tanya Yuta sambil mengedikkan bahunya.

"Oke." jawab Doyoung.

Keduanya kemudian berjalan meninggalkan kelas. Setelah mengganti sepatu, keduanya kemudian melangkah menuju sebuah cafe yang berada tidak jauh dari sekolah mereka.

"Vanilla milkshake and cheesecake!"

"Hotdog dan americano."

Setelah mengucapkan pesanan masing-masing, Doyoung dan Yuta terdiam sejenak.

"Tahu tidak? Aku menunggu saat-saat aku tidak lagi mengunjungi cafe berdua denganmu." ucap Yuta.

"Dih, jahatnya. Memang siapa yang mau berdua denganmu?" jawab Doyoung sambil nyengir.

"Aku mau cari pacar." ucap Yuta.

"Memang ada yang mau denganmu?" tanya Doyoung, meledek.

"Yak! Kau sendiri bercerminlah dan tanya itu pada bayanganmu!" seru Yuta kesal.

Doyoung tertawa, Yuta menghela napas panjang. Ia menyenderkan kepalanya pada meja dan bergumam tidak jelas. Doyoung sendiri menatapnya dengan aneh dan terkaget saat Yuta mengangkat kepalanya sambil menggebrak meja. Pengunjung cafe lain sampai menatap mereka dengan pandangan terganggu.

"Kau ini kenapa sih?"

Yuta tersenyum lebar, "Aku lupa, ada sesuatu yang ingin aku beritahukan padamu." jawab Yuta lalu mengambil sesuatu dalam tasnya dan menunjukkan sebuah buku pada Doyoung.

Doyoung mengernyit, "Buku apa ini?" tanyanya bingung karena tulisan aksara yang tak ia pahami.

"Akai ito." jawab Yuta.

"Apa?" tanya Doyoung sambil membolak-balik lembar dalam buku yang ternyata adalah sebuah buku cerita bergambar.

"Benang merah atau benang takdir." jawab Yuta sekali lagi sambil menunjuk cover buku tersebut yang menggambarkan dua manusia dengan seuntai garis merah diantara mereka.

Doyoung mengernyit, "Ada yang seperti itu?" tanyanya tak yakin.

Yuta tertawa dan mengedikkan bahu, "Aku tidak tahu, tapi itu adalah bacaan favoritku waktu masih kecil." Jawabnya.

Doyoung terkekeh, "Pantas saja lusuh sekali kertasnya," lanjutnya, "tapi aku tidak mengerti aksara negaramu. Aku tidak bisa membaca ini."

"Mau aku ceritakan?"

"Boleh saja, sepertinya menarik."

Yuta pun bercerita...

Suatu hari ada seseorang bocah laki-laki yang sedang bermain-main. Dia kemudian melihat seorang kakek-kakek yang sedang duduk di bawah sebuah pohon yang rindang. Di sebelah kakek itu terdapat sebuah tas besar. Bocah laki-laki itu pun mendekatinya dan bertanya apa yang sedang kakek itu baca.

Sang kakek menjawab, “Ini adalah buku pernikahan. Aku hanya perlu menggunakan benang merah dalam tas ini untuk mengikat dua orang dan mereka akan berjodoh untuk menikah.”

Sang bocah tak percaya. Maka, kakek itu membawanya menuju sebuah desa dan menunjuk pada seorang gadis kecil yang ada di desa itu. Sang kakek lalu berkata pada bocah itu bahwa gadis kecil itu sudah ditakdirkan untuk menjadi istrinya.

You, Me, and Red String [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang