Prolog

211 4 0
                                    

Kring. Kring. Kring.

Clara menyipitkan matanya melihat jam weker di samping tempat tidurnya. Rupanya sudah pukul 6.30, yang artinya..

"Ya ampun! Terlambat!"

Ia segera bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Maka berlarilah ia ke kamar mandi, tidak lupa membawa handuk bergambar stitch kesayangannya.

Sepuluh menit kemudian, ia sudah berseragam sekolah lengkap dengan atribut-atributnya. Namun karena hampir kehabisan waktu, rambutnya hanya disisir asal, kaos kakinya panjang sebelah, dan tali sepatunya belum terikat sempurna. Ia berlari menuruni tangga bersama tas turquoisenya, dan tak lupa berpamitan kepada kedua orang tuanya sebelum berangkat ke sekolah.

Ia sangat bersyukur jarak rumah dan sekolahnya sangatlah dekat, jadi ia rasa ia bisa datang sebelum gerbang sekolah ditutup.

Tak biasanya ia terlambat bangun seperti ini. Ini karena semalam ia begadang demi menyelesaikan cerita pendeknya. Ia sangat suka menulis cerita pendek. Hobi itu sudah digelutinya sejak kecil. Ia seringkali menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadinya, khususnya kisah cintanya yang berliku-liku.

Baginya, dengan menulis, ia bisa menyuarakan isi hatinya yang selama ini dipendamnya sendiri. Ya, ia hampir tidak pernah mencurahkan isi hatinya kepada siapapun, tidak seperti remaja pada umumnya. Maka dari itu, menulis membuat hatinya lega, dan ia bisa bercerita dengan bebas melalu hal tersebut. Dengan menggunakan sedikit imajinasinya, voila, jadilah cerita-cerita indah yang kini tersimpan rapi di dalam laptopnya.

Namun sayangnya, ia tak pernah punya keberanian untuk membagikan sejumlah karyanya kepada siapapun. Hanya menyimpannya sebagai dokumen di dalam laptopnya, ya, itulah pilihannya. Ia terlalu takut mendapat komentar dari orang lain, meskipun sebenarnya, potensi menulis sudah tumbuh dalam dirinya sejak ia kecil. Ya, sejak kecil, ia memang bermimpi menjadi penulis yang terkenal. Entah hal itu nantinya bisa tercapai atau tidak, ia tidak ambil pusing. Sekarang, yang terpenting baginya adalah, menikmati tahun terakhirnya di SMA Walta Claire dengan baik.

**
Author's Note:
Hi! Thank you for stopping by!
I actually wrote this story in 2016, and I feel glad that I finally can share this with all of you. Please kindly give comments or suggestions, thank you! :)

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang