Epilog

101 6 0
                                    

"Clara.. cepetan keluar, udah ditunggu Brian, nih," ujar ibunya yang sedari tadi menemani Brian di teras rumah.

"Iya, Maaa. Bentar," Clara bercermin seraya merapikan rambutnya. Ia tersenyum sendiri melihat bayangannya di cermin. Tentu saja, perasaan senangnya kini memang tidak ada tandingannya.

"Kak Rara mau kemanaaaa?" teriakan Lauren, adik perempuannya, sukses membuatnya menutup kedua telinganya seketika.

"Aduh!! Mau tau aja deh!!" Clara terkekeh melihat raut wajah adiknya yang kini berubah masam.

"Enak banget sih kak Rara jalan-jalan terus! Lauren juga mau!" gerutu Lauren sebal.

"Udah, kamu belajar aja di rumah. Besok kan ujian! Nanti kakak bawain oleh-oleh, deh!" Clara mencubit pipi adiknya itu dengan gemas.

"Beneran ya, kak Rara! Brandon juga mau.." timpal Brandon, adik laki-laki bungsu Clara.

Clara mengangguk dan segera memeluk kedua adiknya dengan penuh kasih sayang. Sebelum diomeli ibunya lebih lanjut, ia segera berlari ke teras dan mendapati Brian sedang mengobrol akrab dengan ibunya, entah membahas apa.

"Aduh, anak Mama cantiknya,"

"Iya dong, tante. Kan Mamanya cantik, pasti nurun ke anaknya," timpal Brian.

"Apaan, sih, lo. Sok manis," canda Clara kepada Brian. Meskipun sudah bukan lagi berstatus "teman", tingkah mereka masih saja seperti masa putih abu dulu.

"Clara.. kamu kok gitu sih sama pacar kamu sendiri. Gak boleh galak-galak, nanti kalo Brian menghilang, gimana?" ibu Clara terkekeh melihat tingkah putri sulungnya itu.

"Tenang aja, tante. Brian tahan kok, dan nggak bakal kemana-mana," ujar Brian seraya melirik usil ke arah Clara.

"Udah ahhh, yuk berangkat. Ma, Rara berangkat dulu yaa.. Daah!" Clara melesat setelah berpamitan kepada ibunya.

Clara membuka pintu mobil Brian, dan terkesiap melihat apa yang ada di dalamnya.

Buket bunga lily dan mawar. Favoritnya.

"Happy anniversary!" seru Brian, dengan senyum hangatnya yang selalu berhasil meluluhkan hati Clara.

"BRIAAAAN!"

          Clara menyeka air matanya dan tiba-tiba ia menyadari ada secarik kertas yang diselipkan disana, dan ia mulai membacanya.

Kamu mau tau, alasan aku marah sama kamu setahun yg lalu?
Aku waktu itu beneran ada di depan rumah kamu, udah capek-capek ngumpulin nyali.
Sebenarnya, waktu itu aku mau nyatain perasaanku buat kamu. Tapi kamu malah gak mau keluar dan matiin hp. Padahal aku udah bawa buket bunga buat kamu.
Akhirnya, aku gantungin topi kamu di pagar, biar kamu percaya kalau aku bener-bener ada di situ waktu itu.
Tapi gapapa, semua udah lewat.
Toh, sekarang kita udah bareng-bareng.
Toh, kamu juga sayang sama aku.
Hahaha.

Tawa Clara tumpah, bercampur tangis bahagia. Begitupun dengan Brian. Sekarang, semua misterinya sudah terjawab. Clara percaya, Tuhan memang baik. Beliau selalu mempunyai rencana yang tak terduga, dan ia tak bisa berhenti bersyukur untuk itu. Brian, adalah salah satu malaikat yang dikirimkan khusus untuknya. Brian telah berhasil menghapuskan segala keraguan dan kesedihannya di masa lampau. Ia berharap akan terus begitu sampai seterusnya.

The End.

**
Author's Note:
Finally the story comes to an end!
Please tell me whats on your mind on comment section below xoxo
Siapa yang mau ceritanya berlanjut? Angkat tangaan yaa!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 21, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang