Sweet Escape

109 3 0
                                    

Tak terasa, liburan semester ganjil pun tiba. Clara mengajak teman-temannya di Circle of Light untuk liburan bersama, dan semuanya mengiyakan dengan antusias. Mereka memutuskan untuk menginap di villa milik Ayunda. Setelah mengurus masalah perijinan kepada orang tua masing-masing, akhirnya mereka memilih tanggal 14 Desember 2014, yang secara tidak sengaja, sesuai dengan jumlah mereka.

--

"HAI GUYSSS! Yuk, berangkat!" seru Ayunda saat melihat semuanya sudah berkumpul di rumahnya.

"Bentar! Brian belum dateng. Gue telepon dulu," ujar Ray.

"Duh, manusia satu itu mana pernah gak telat," gerutu Karina kesal.

"Jangan-jangan tuh anak masih molor, lagi," timpal Salsa.

"Wah, parah nih, lebih ngaret daripada gue," Devina menggeleng.

"Gimana, Ray? Diangkat nggak?" tanya Clara.

"Katanya baru mau mandi," ujar Ray sambil mengangkat bahu.

"Ya ampun! Kita jemput aja deh ke rumahnya, gimana? Biar cepet," usul Mika.

"Lah? itu Brian!" seru Farel saat melihat Brian berjalan memasuki rumah Ayunda.

"Gimana sih lo? Katanya baru mandi?" tanya Hana bingung.

"Hahaha, ada-ada aja lo kampret, bikin semua cewe-cewe panik," ujar Nico terkekeh

Brian hanya nyengir usil melihat respon sahabat-sahabatnya. "Udah ah, yuk berangkat!"

Ray mengisyaratkan agar Karina berada dalam mobilnya kepada Clara. Ray sangat menyukai Karina sejak awal masuk SMA. Clara mengangguk mengerti dan menarik tangan Karina memasuki mobil Ray. Clara pun diam-diam ingin satu mobil dengan Dimas, yang secara kebetulan ada di dalam mobil Ray juga. Di sisi lain, wajah Brian berubah masam melihat Clara dan Dimas sama-sama memasuki mobil Ray. Brian menghela napas dan memasuki mobilnya dengan pasrah. Ia rasa ia takkan pernah bisa mendekati Clara, seperti yang Dimas lakukan.
---

"Wah, gila, keren banget villa elo, Yun!" ujar Nico sesampainya mereka di villa Ayunda.

"Bisa berenang nih, asyik banget!" timpal Devina.

Ayunda terkekeh sementara semua sahabatnya melihat sekeliling villanya. Mereka pun mengeluarkan barang dari mobil dan memasukannya ke dalam kamar masing-masing.
--

"Nah, udah beres nih. Sekarang agendanya ngapain, Yun?" ujar Clara sambil tersenyum.

"Naik sepeda, yuk! Di dekat sini ada tempat penyewaan sepeda, lho," Ayunda bersemangat, disambut sorak sorai teman-temannya yang mengiyakan dengan antusias.

Clara dapat merasakan sepoi angin yang menerpa wajahnya dan membuat rambutnya beterbangan. Ia menutup matanya dan tersenyum. Sudah lama sekali sejak ia terakhir kali berlibur seperti ini. Dan jika biasanya ia berlibur dengan keluarganya, kali ini sangat berbeda karena akhirnya ia berlibur dengan sahabat-sahabatnya.

"RA! AWAS!" seru Karina yang melihat Clara masih memejamkan mata sambil berjalan mendekati kolam renang.

Clara segera membuka matanya dan mengelus-elus dadanya karena bersyukur ia belum terjatuh ke kolam renang. Ia menghela napas panjang dan mengisyaratkan kata "terima kasih" kepada Karina.

"Harusnya biarin aja, Rin, biar nyebur," ujar Brian usil.

"BRIAN! Jahat banget, sih, lo!" gerutu Clara sambil mengejar Brian yang berlari menjauh.

"Aduh, aduh, ampun!" Brian tertawa melihat wajah Clara yang sangat kesal. Brian segera merebut ponsel Clara dari tangannya dan berlari menjauh sekali lagi. Brian memang sosok yang paling usil di antara Circle of Light. Dan seringkali, yang dijadikannya korban keusilannya adalah Clara. Clara tak pernah mengerti kenapa.

"Awas lo berdua, berantem terus, lama-lama jadi cinta," seru Vino sambil menggeleng melihat kelakuan Clara dan Brian.

"IH! Amit-amit gue!" teriak Clara dari kejauhan. Akhirnya Brian menyerah dan mengembalikan ponsel Clara.

Mereka pun lalu berangkat ke tempat penyewaan sepeda, dan segera mulai bersepeda sebelum terik matahari menyerang.
--

"Gila, ya. Lokasi villanya Ayunda bener-bener perfect," seru Mika.

"Banget! Eh, kalian gak pada laper, nih?" tanya Salsa.

"Laper lah, banget malah!" ujar Nico yang sudah menahan lapar sejak tadi.

"Bentar ya, gue beliin makanan deket sini. Siapa mau nemenin gue, nih?" tanya Ayunda.

"Gue aja deh, Yun. Biar cepet," timpal Farel.

"Alah, modus, lo, Rel!" sahut Dika mendengar tawaran Farel untuk menemani Ayunda. Tawa Dika disusul oleh tawa usil yang lainnya setelah melihat Farel dan Ayunda berjalan pergi.

Memang, banyak yang mengalami "cinlok" di Circle of Light. Seperti Ray dan Karina, Farel dan Ayunda, hal serupa juga dialami Vino dan Mika secara diam-diam.

Di sisi lain, Clara tampak sedang mengobrol bersama Dimas di taman. Karina menyipitkan matanya dan menggeleng. Sesungguhnya, ia tak suka sahabatnya itu dekat dengan Dimas. Karena, hampir semua orang tahu bahwa Dimas termasuk sosok player. Namun, untuk kali ini, ia akan membiarkan Clara senang untuk sesaat.

"Lagi liatin apa, Rin?" tiba-tiba saja, Ray sudah ada di sebelahnya

"Itu, Clara sama Dimas," jawab Karina sambil mengangkat bahu

"Udah, jangan diganggu. Bantu nyiapin minum, yuk"

Karina mengangguk dan bergegas menuju ke dapur bersama Ray.
----

Tak terasa, matahari pun sudah terbenam. Clara dan sahabat-sahabatnya sangat menikmati hari itu. Tak sedetik pun hari mereka tak dihiasi tawa. Clara sangat ingin kebersamaannya dengan Circle of Light berlangsung lebih lama. Namun, esok hari mereka sudah harus pulang ke rumah masing-masing. Clara memutuskan untuk menikmati momen yang tersisa pada dinginnya malam di villa Ayunda.

"Dingin ya, Ra?" tanya Dimas saat melihat Clara menggosok dan meniup-niup kedua tangannya sambil melamun.

Clara mengangguk. Udara malam di villa Ayunda memang sangat dingin, hingga menusuk tulang. Clara menyesal telah meninggalkan jaketnya di kamar, dan kini ia terlalu malas bergerak untuk mengambilnya.

"Nih, pake jaket gue aja," ujar Dimas sambil tersenyum seolah-olah bisa membaca pikiran Clara.

Clara terkejut melihat sikap Dimas kepadanya. Belakangan ini memang ia merasa Dimas semakin perhatian kepadanya.

"Cie, cie, ada yang makin nempel nih!" seru Farel

Semua tertawa, kecuali Karina yang hanya tersenyum cemas, dan juga Brian, yang hanya memasang tampang datar. Tentu saja, hati Brian terluka melihat Clara diperhatikan oleh orang lain. Dan Clara tak akan pernah tahu itu.

"Woi, jangan bengong aja lo!" Devina melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Brian.

"Ngantuk, Dev," jawab Brian asal.

"Guys, jagung bakarnya udah jadi nih!" seru Hana sambil tersenyum puas.
Nico-lah yang paling pertama berlari menghampiri Hana karena ia sudah sangat kelaparan. Tawa pun pecah di taman villa Ayunda.

"Gimana nggak gendut, giliran lihat makanan aja paling semangat lo!" Salsa terkekeh.

"Eh, diem lo, Sal. Nggak ada yang mau jagung bakar, nih?" tanya Nico

"Ambilin gue dong, Nic!" sahut Brian sambil mengacungkan tangannya

"Manja lo! Ambil sendiri dong!" Clara menggeleng melihat sikap Brian.

"Eh, Dim, suruh pacar lo diem!" gerutu Brian.

"Ciee, ada yang cemburu nih," teriak Vino sembari tertawa.

Tak memedulikan apa yang dikatakan Vino, Brian melangkah pergi mengambil jagung bakarnya. Sementara itu, Clara mengangkat alisnya dan menatap Vino tajam. Apa yang dikatakan Vino? Brian cemburu? Ia pasti hanya bercanda. Clara yakin itu.

**
Author's Note:
Hello everyone! Menurut kalian, kelanjutannya bakal seperti apa? Pleaseee leave a comment below! xoxo

High School Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang