Airin sedang mengeringkan rambutnya saat pemberitahuan pesan masuk di Hpnya berbunyi. Ia lanjut mengeringkan rambut berusaha tidak peduli. Kali ini pemberitahuan dari aplikasi WhatsAppnya yang terdengar.
"Siapa sih?"
Ia meraih Hpnya dengan malas dan melihat nama pengirim.
"Nomor baru.."
Airin menghela napas saat melihat isi pesan yang ternyata dari Arga.
Pagi Airin, hari ini ngampus jam berapa? Mau dijemput nggak?
Tadi malam cowok itu memang sudah mengirim pesan, ngasih tahu nomor Hpnya dan minta diinfo ke nomor itu kalau udah jelas soal rencana mereka sabtu.
Gue ngampus biasanya terbang pakai sayap sendiri, Kak...
Ia mengetik asal jawabannya dan mengirimnya langsung tanpa berpikir dua kali.
Iyadeh, percaya.. Bidadari dimana-mana kan emang bersayap ya..
"Buset. Ini anak kesambet apa? Beneran kak Arga nggak sih ini? Kok gue rada curiga."
Ini beneran Kak Arga? Bukan satpam kampus yang lagi nyamar kan?
Balasan Airin lebih bego lagi. Ya kali, satpam kampus niat buat ngecengin dia sampai tahu nomornya segala.
Ya ampun, gue dikira satpam. Keluar kos makanya biar percaya..
"Keluar kos? Maksudnya? Dia disini gitu?"
Airin mengintip dari depan kamar dengan handuk masih melilit di kepala. Nggak ada tanda keberadaan cowok itu disana. Ia kembali masuk ke kamar dan menutup pintu. Jemarinya langsung mengetik pesan dengan wajah kesal.
Nggak ada siapa-siapa tuh di depan. Ngerjain gue ya?
Langsung mendapat balasan.
Cieee... nyariin gue ke depan ya?
Becanda lo nggak lucu, kak. Siapa yang nyariin? Malesin banget..
Yah, ngambek. Sorry. Jadi ngampus jam berapa? Gue serius mau jemput ini.
Airin cuma baca aja. Habis itu dia siap-siap buat berangkat ke kampus karena ada kelas pagi. Ia mematut dirinya sekali lagi di depan cermin sebelum menenteng tasnya. Meraih Hp dan mengunci pintu. Ia mengenakan sepatu biru favoritnya dan meninggalkan kosan dengan langkah lebar. Ia perlu meminjam buku ke perpustakaan dulu sebelum masuk ke kelas.
"Rin..."
Cewek itu berbalik saat mendengar ada orang yang memanggil namanya.
"Pesan gue di read doang itu. Ngambek beneran?"
Arga berdiri menjulang di hadapannya dengan pakaian rapi seperti biasa.
"Loh, Kak Arga ngapain disini?"
Airin mengedarkan pandangannya mencari motor cowok itu. Tidak ada terparkir di sekitar kosannya.
"Kesini jalan kaki?" lanjutnya.
"Iya. Biar jalan bareng sama lo ke kelas. Kalau gue tawarin naik motor, lo pasti nyari alasan buat nolak."
Airin terdiam. Itu memang sudah jadi rencana utamanya kalau Arga muncul mendadak. Soalnya jalan kaki lebih dekat karena bisa lewat jalan pintas. Kalau naik motor perlu mutar jauh lewat gerbang utama kampus.
"Yok.." Arga berjalan mendahului Airin yang masih mematung di tempat.
"Gue mau ke perpus dulu nyari buku." elaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make You Feel My Love
Romance"Airin... Gue suka sama lo. Mau jadi cewek gue nggak?" Arga berdiri di depan Airin dengan buket bunga di tangan kanan. Cewek itu menatapnya dengan ekspresi shock. Bukan dibuat-buat. Ia benar-benar shock. Tiba-tiba dipanggil ke atas panggung, maju ka...