1

3.8K 365 69
                                    

Mencintai dalam diam benar-benar membuatku tertekan.

Namanya Jeon Wonwoo. Siswa kelas 12 yang sering menggunakan kacamata bila membaca dan melepasnya ketika makan di kantin.

Aku merasa gugup ketika kami tak sengaja saling memandang. Juga merasa gugup ketika ia berbicara padahal tidak berbicara kepadaku. Dia terlihat sangat dingin dari luarnya. Namun percayalah, ia adalah seorang yang sangat menyenangkan.

***

"Yang itu tampan," ucap temanku, Jung Hani.

Aku mencari orang yang disebut tampan oleh Hani, namun hasilnya nihil. "Yang mana?" tanyaku.

Hani mendengus. "Oh Sehun. Dia baru saja berlari ke kantin bersama kelompoknya," jawab Hani. "Aku sudah mendapat idnya!"

Aku tidak begitu terkejut mendengar ucapan Hani. Hani adalah seorang perempuan yang cantik. Namanya langsung populer ketika ia memasuki sekolah ini. "Lalu, sudah coba mengobrol di sana?"

Hani menggeleng. Ia merogoh ponselnya dan membuka profil Oh Sehun. "Dia memang memberikan idnya kepadaku secara cuma-cuma. Tapi..." Hani memberikan ponselnya kepadaku dan bisa kulihat bahwa di sana terpasang foto Oh Sehun dengan senior yang tak kalah populer, Bae Irene. "Aku tak tahu apa hubungan mereka, yang pasti aku sangat hancur."

Aku tertawa mendengarnya. "Irene pernah foto bersama ibunya Sehun. Sepertinya mereka sudah direstui," ujarku. Pukulan mendarat di bahuku. Ya, Hani baru saja memukulku.

"Bagaimana denganmu? Apa kau tidak menyukai siapa-siapa di sini?" tanya Hani. Di wajahnya terpampang sebuah ekspresi penasaran. "Tidak usah mereka yang kelas 12. Bagaimana yang kelas 11?"

Aku mengangkat bahuku.

"Nara! Kau ini kenapa sih? Tidak pernah suka dengan lawan jenis ya?"

Aku menyentil pelan dahinya. "Jaga ucapanmu, Hani!"

"Lalu apa?" Ia tetap saja bertanya sambil mengelus dahinya yang memang sedikit memerah.

Aku berpikir sejenak, menimang-nimang apa yang akan aku katakan kepada Hani. "Aku..."

"Cepat katakan, bodoh."

Aku mendengus kesal karena tingkah Hani. "Aku menyukai seorang senior, kelas 12," kataku.

"Baguslah. Aku kira kau masih mengharapkan si brengsek Vernon itu."

"Tolong jangan bahas Vernon, Hani. Ucapanmu tidak akan pernah disaring ketika membahan tentang Vernon," ucapku.

Vernon Chwe itu... mantan kekasihku yang buta. Ehm, maksudku buta akan kesetiaanku. Aku sabar menghadapi tingkahnya yang masih kekanakan dan sering pergi bersama salah satu teman perempuanku. Dia bodoh. Dan beruntungnya, dia menyadari kebodohannya sendiri.

Hani membuka bungkus permen lolipop dan memasukan permennya ke dalam mulut. "Jadi, siapa laki-laki yang bisa memikat sahabatku ini?"

Aku memainkan kakiku yang tidak menapak tanah. Seketika suara ramai di lapangan menyurut ketika aku mulai memikirkan tentang dirinya.

"Jeon Wonwoo," jawabku.

"Hah?"

Aku mendorong kepala Hani dan memberikan tatapan sinis.

"Apa aku tidak salah dengar?" tanyanya bersemangat.

Aku mengangguk pasti.

"Jeon Wonwoo itu sepupuku," jelas Hani.

"Apa?"

"Ia anak Paman Jeon. Kau pernah bertemu dengan Paman Jeon di rumahku kan?"

Aku mengangguk. Ah ya Tuhan. Apa Engkau baru saja memberikanku sebuah harapan?

"Dia pernah minta dikenalkan dengan teman seangkatanku. Yaa, sepertinya ia sudah mulai membaik pasca putusnya dengan Jung Minah. Aku tidak ada niatan mengenalimu karena kukira Wonwoo bukanlah tipemu."

Aku menarik napas panjang. "Kumohon, kenalkan aku!"

Kulihat Hani sedikit terkejut. "Kau... serius?"

Aku mengangguk dengan semangat. "Aku ingin mengenalnya lebih jauh," balasku yang diakhiri dengan senyuman.

***

Aku menyusuri lorong sekolah yang sepi. Hari ini aku pulang telat karena harus mengerjakan piket kelas dan harus berkutik dengan buku-buku di perpustakaan. Masih ada beberapa orang yang di perpustakaan.

Tapi tidak ada seorang pun di lorong ini, kecuali aku.

Aku selalu suka berjalan sendiri. Bagiku, itu terasa menenangkan dan suara ketukan sepatu yang terbentuk membuat suasana menjadi menegangkan---tapi tetap saja menyenangkan.

Tanganku kubiarkan menyentuh dinding. Sesekali mataku melirik kelas-kelas yang gelap.

Bruk!

"Hey!" teriakku spontan. "Manusia bodoh mana yang berdiri memunggungi jalan dan membuat seseorang terluka?"

Dengan tak sengaja, hidungku terhantam sebuah punggung yang lebar. Laki-laki itu berbalik.

Astaga...

"Perempuan bodoh mana yang berjalan tanpa melihat sekelilingnya?"

Jeon Wonwoo ada di depanku.

***

HAI SEMUA<3

obsession // jeon wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang