7

1.4K 228 2
                                    

Tidak sopan! Kenapa orang itu memelukku tiba-tiba?!

Aku masih mematung, menatap ke depan dengan tatapan kosong. Pandanganku beralih kearah perutku, di mana sebuah tangan melingkar. Eh? Orang itu merekatkan jaket ke pinggangku.

Tapi kenapa? Apa mungkin.... Tanggal berapa sekarang?!

"Kau harus berhati-hati." Aku menoleh ke belakang dan mendapati Jeon Wonwoo di sana. "Kalau hari pertama, harusnya jangan banyak bergerak."

Malu. Itu yang kurasakan. Kenapa harus seorang laki-laki yang melihatnya. Dan kenapa harus Wonwoo?

"Ta-tapi tadi pagi a-aku ti-tidak....." Sungguh, aku tidak bisa melanjutkan kalimatku. Jantungku berdetak begitu cepat dan perutku terasa geli. Perasaan malu menyelimutiku. Aku harus apa?!

Wonwoo diam dan mulai berjalan, meninggalkanku yang sedang meredakan maluku. Dia berbalik dan berkata, "Tidak banyak." Aku hanya menatapnya. Astaga, ini benar-benar memalukan. Apa aku harus bilang lagi kalau aku sangat malu? "Kembalikan jaketku besok. Jangan lupa di cuci." Ia bilang seperti itu kemudian kembali berjalan meninggalkanku.

"Hey!" Aku berteriak dan berlari menghampirinya. Ketika sampai, aku mengeratkan jaketnya dan mendongak ke atas agar dapat melihatnya. "Te..."

"Sama-sama."

"Ehm, baiklah. Bisakah anda melupakan kejadian yang tadi?"

Kulihat Wonwoo sedikit berpikir kemudian ia menggeleng.

"L-loh, kenapa?"

Wonwoo hanya diam menatapku. Dia kenapa sih?

Tak!

"Kenapa malah menyentilku?!" teriakku. Akukan hanya bertanya. Kenapa dia harus menyentilku?

Dia tersenyum.

Biar kuulangi. Dia tersenyum. Jeon Wonwoo kembali tersenyum kepadaku.

"Secara tidak langsung, tadi aku memelukmu," katanya. "Bagaimana bisa aku melupakan kejadian itu?"

Aku mengerutkan alisku. Apa yang dia maksud?

Tidak mendapat jawaban tapi malah mendapat dorongan kecil pada dahiku yang membuatku sedikit tepental ke belakang. "Tidak usah dipikirkan," ujarnya. "Tidak pulang? Atau ingin menonton pertandingan?"

"A-aku baru saja akan pulang tapi anda datang. Mengulur waktu saja!"

Ia tertawa. "Tidak udah terlalu formal. Bagaimana kalau kita pulang bersama?"

***

Jung Hani
Kenapa bisa pulang bersama Wonwoo??!!!!

Tahu dari mana?

Jung Hani
Sepertinya dia mulai menyukaimu!!

Jangan mengada-ngada

Jung Hani
Aku tidak mengada-ngada!
Dia yang bilang sendiri

Oooh begitu

Jung Hani
Tidak senang?
Apa kau benar-benar ingin melupakannya?

Aku melempar ponselku ke atas nakas kemudian menyelimuti diriku dengan selimut. Apa kabar perasaanku? Apa kau masih menyukai Wonwoo?

Aku menggeleng. Jujur saja, perasaan itu sedikit menghilang. Memang baru satu bulan kami tidak bertegur sapa, tapi di saat itulah aku pernah tidak memikirkannya.

Ting!

Jeon Wonwoo
Besok akan kujemput
Tidak menerima penolakan

Apa kau salah kirim?

Jeon Wonwoo
Salah kirim?

Iya
Mungkin ingin mengirim ke Kang Seulgi?

Jeon Wonwoo
Tidak
Aku memang mengirimnya untukmu
Kutunggu pukuldi depan rumahmu

Senyuman mengembang di wajahku. Tak lama, senyuman itu mengempis.

Apa kabar perasaanku?

***

Pagi itu, Wonwoo benar-benar mengantarku ke sekolah. Dan karena hal itu, banyak sekali yang memperhatikan kami. Tidak hanya itu, beberapa temanku terus saja bertanya tentang hubungan kami.

"Kalau tidak mau beritahu yang lain, beritahu aku saja," kata Hani. Sekarang adalah waktunya introgasi di kamar mandi perempuan. Memang aneh. Hani selalu memilih kamar mandi untuk menjadi tempat introgasiku.

"Kan kau yang bilang sendiri kalau sepertinya Wonwoo mulai ada rasa untukku. Jadi apa perlu kujelaskan lagi?"

Hani terdiam. Mungkin ia berpikir bahwa apa yang kukatakan adalah sesuatu yang benar. "Ya sudah, ayo keluar." Ia menarik tanganku dan membuka pintu kamar mandi kemudian kami kembali ke kelas.

"Nara," panggil Hani ketika ia sudah mendaratkan panggulnya di kursi. Aku menatapnya yang sedang menatapku. "Ba..."

"Guru Shin datang!"

Dengan cepat, Hani dan aku duduk dengan rapi. Kemudian Guru Shin pun memasuki kelas.

obsession // jeon wonwooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang