Bab 3

83 10 1
                                    

hari ini Sunny memutuskan untuk menyudahi liburannya ke phuket dan akan balik hari ini juga ke bangkok. pikirannya sangat kacau, dan Sunny tidak mau terus terusan di selimuti rasa takutnya jika terus berada di tempat yang sama.

Hawa, Tyas, Manda, dan Milly pun hanya bisa setuju, biar bagaimana pun perasan sahabatnya itu yang utama walau keempatnya tak tau apa yang terjadi sebenarnya dengan Sunny.

Tyas pun menawarkan untuk menyudahi liburan mereka ke thailand, namun Sunny tidak mau, dia hanya ingin menjauh dari phuket, namun masih ingin di thailand.

saat menaiki kapal yang sama, tanpa disadari Sunny mengharap menemuka Rayga. kekecewaan itu datang lebih cepat, Sunny tidak mendapatinya, dan pagi itu hari terakhir dia bisa bertemu dengan Rayga.



***

sudah 1 bulan sejak kejadian itu, kini Sunny kembali kedalam aktivitasnya yaitu sekolah. perasaannya kian membaik, kejadian itu pun kian memudar di pikirannya. Sunny sudah bisa tertawa dan menjadi Sunny yang seperti biasa.

''pak nanti nggak usah jemput ya? saya mau ke rumah Manda dulu.'' ucap Sunny kepada sang supir saat ingin keluar.

''baik non, saya akan melapor ke tuan besar.'' 

Sunny mengangguk.

sudah biasa bagi Sunny, bahwa orang sekitarnya harus melapor setiap pergerakan Sunny. 

''tambah cantik aja sih, yang baru pulang dari thailand.'' 

Sunny tersentak kaget saat sebuah tangan merangkul tubuhnya. dilihat Albian yang tersenyum lebar. Sunny hanya bisa pasrah saat dirinya terus dirangkul selama memasuki sekolah. dan pemandangan seperti ini sudah terjadi kurang lebih 2 tahun.

''oh iya, kata mama makasih oleh olehnya.'' ucap Albian di tengah perjalanan mereka.

''iya sama sama, syukur tante Nara suka sama oleh olehnya.'' 

''tapi kata mama, lebih enak kalo mantunya sendiri yang nganterin itu kerumah!.'' seru Albian.

baru ingin menjawab, Sunny melihat sudah ada Hawa dan Tyas dari arah berlawanan sedang berjalan kearah mereka.

"yaelah ada si kutu kupret.'' cibir Hawa saat sudah berada di hadapan Sunny dan Albian.

''eh ada anak monyet.'' Albian tentu saja balik mencibir Hawa. 

dan itupun sudah terbiasa bagi mereka, bahwa setiap Albian dan Hawa bertemu pasti akan akan keributan, mereka seperti tom n jerry yang tak akan pernah akur.

''kalian kalau begini terus, bisa bisa jodoh loh.'' ucap Sunny yang membuat keduanya bergidik ngeri.

''amit amit.'' kompak keduanya.

''jangan amit amit, tau tau nikah.'' suar Tyas, namun dirinya masih focus pada ponsel miliknya.

''sibuk amat, neng.'' Sunny melihat tingkah Tyas yang tak pernah lepas dari ponselnya.

''biasa, bule yang waktu itu kecantol sama dia.'' Hawa berucap membuat Tyas memasukan ponselnya kedalam saku.

''aura super model Tyas Adayuna terlalu kuat didalam gerombolan kaum adam.'' ucap Tyas sambil mengibas ngibaskan rambutnya.

''tapi menurut gw loe B aja sih.'' Albian berucap dengan tampang tengilnya.

''ish, karna loe terlalu buta sama anak tunggal Kravey.'' 

''itu tau.'' Albian tertawa sejadi jadinya. 

Sunny dan Hawa meng roll-eyes nya saat tau kadar kebucinan Albian tidak akan pernah hilang atau berkurang.

you are my destinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang