-Partnya Jisan dan Kia-
Warning!! 🔔Ada adegan NC nya, dikit, tapi tetep aja anak kecil diharap lompatin part ini sesegera mungkin ⚠⚠⚠ yang ngerasa di bawah 18th, lompatin ae partnya ojok mokong ⛔
....
Pukul 9.22pm
Atap Gedung Kampus
....
Author's Prov
Sepertinya bintang dan bulan malu-malu untuk menampakkan indahnya, dingin yang menusuk tulang telah menggantikan eksistensinya.
Cukup malam untuk berkeliaran di atap sekolah saat ini, apalagi salju turun dengan lebatnya.
Kia, entah apa yang ia fikirkan, sekarang ia berada di atap sekolah tanpa penghangat tubuh di tubuhnya. Ia hanya mengenakan sweater, rok span diatas lutut dan sepatu conversenya.
Kia mendongakkan kepala untuk menikmati suasana malam. Aneh. Baru kali ini Kia melakukan hal seperti diatap sekolah dan duduk dibangku yang sudah ia bersihkan dari salju. Apa ini cara terbarunya untuk menangkan diri? Sungguh menggelitik. Apa ia tak kedinginan? Aku rasa sweater saja tidak cukup.
"apa yang kau lakukan disini apalagi sekarang salju turun sangat lebat?" suara seseorang dari pintu atap yang membangunkan ketenangan Kia.
"ah.. Kak Jisan" Kia berdiri lalu menghampiri Jisan. "hanya.. Aku bosan saja dirumah lagipula ini malam yang cerah bukan.. Ssss"
"apa kau kedinginan? Ini, pakailah jaketku" Jisan melepaskan jaketnya lalu menuntun Kia untuk duduk. "apa kau kesini untuk menangis lagi? Atau jangan-jangan.. Aigoo, kau mencoba bunuh diri lagi?" tukas Jisan sambil memegang erat pundak Kia.
"Ya! Apa aku sebodoh itu? Jelas tidak, aku kesini tidak untuk menangis ataupun bunuh diri, sudah kukatakan tadi, aku sangat bosan dirumah"
"dengan kelakuanmu sekarang, sepertinya kau memang gadis bodoh"
"hh apa kau ingin bertengkar denganku?" dengus Kia menatap Jisan kesal.
"ani"
"lalu kenapa kau malam-malam kesini? Jangan bilang kalau kau sedang mengikutiku, ah atau kau sekarang yang mencoba bunuh diri? Sungguh bodoh"
"apa kau pikir aku ini sepertimu? Ini sudah menjadi kebiasaanku setiap malam, kau saja yang baru mengetahuinya. Dan aku sama sekali tak berminat untuk mengikutimu, siapa kau"
"cih, apa kau tidak punya rumah? Sampai setiap malam datang keatap sekolah dan aku memang bukan siapa-siapamu"
"kau benar, atap ini memang sudah kuanggap jadi rumah ke-2 ku"
"hh Park Jisan Kampret"
Kia tanpa sadar menyenderkan kepalanya kebahu Park Jisan. Kia memejamkan mata seraya memeluk tangan Jisan. Jisan membelalakan mata karna sedikit kaget dengan perlakuan Kia. Jisan yang terbawa suasana, perlahan membelai lembut rambut Kia.
"kenapa lagi denganmu Kim Kia? Aku tidak mau kau menangis lagi.. Sungguh menyebalkan"
"aku tidak akan menangis, lagi"
"syukurlah"
"Kak" Kia bangun dari rengkuhannya.
"ada apa?" Jisan menatap mata Kia.
"ah dwaesseo, itu tidak penting" Kia menggelengkan kepalanya pelan.
Tatapan Jisan berubah menjadi tatapan penasaran. "sebenarnya ada apa? Jangan membuatku melakukan hal yang bisa membuatmu jujur padaku dalam sekejab"
"tidak. Tidak ada apa-apa. Dan apa yang bisa kau lakukan? Kau tidak lebih dari Namja cuek yang digilai hampir semua Yeoja"
"termasuk kamu kan Kim Kia?"
"eh" Kia meringis. "tidak, kau ada-ada saja Kak. Aku hanya mengagumimu tidak lebih"
"Geojitmal. Kau itu tak pandai berbohong Kim Kia"
"memang nyat-"
Cup
Ciuman hangat Jisan hadiahkan pada Kia. Tidak, ini bukan hadiah tapi ini seperti meriam yang meledakkan hati Kia dalam sekejab. Kia benar-benar tidak percaya, ia membulatkan matanya sempurna.
Ciuman yang awalnya hanya untuk sekilas namun karna suasana yang juga mendukung, Jisan melumat bibir merah Kia perlahan tapi menghanyutkan.
Kia tak merespon perlakuan Jisan, dia masih tak percaya apa yang Jisan lakukan padanya, membalas ciumannya pun tidak. Jisan yang sadar bahwa Kia tak merespon, ia langsung menghentikan aktivitasnya.
"kenapa kau hanya diam saja?"
"Apa kau berfikir aku akan membalas ciumanmu?"
"lal-lu apa yang harus ku lakukan? Aku tidak tau harus berbuat apa saat kau menciumku, kau mengagetkanku"
"sungguh, kau lucu sekali. Apa kau tidak pernah berciuman sebelumnya?"
"Ya benar, aku tidak pernah berciuman sekalipun dengan Simon, pacar yang sangat kucintai dulu"
"Yeoja cantik sekaligus polos, kalau begitu apa perlu aku mengajarimu?"
"sebenarnya kau ini apa? apa selama ini kau hanyalah maniak mesum yang berparas tampan dan berlagak cuek?" Kia benar-benar kesal dengan perkataan Jisan. "apa kau mempermainkanku sekarang? Apa kau pikir perlakuanmu padaku itu lucu? Aku bukan gadis murahan Park Jisan" Kia benar-benar marah sekarang. "aku berpacaran bukan untuk berbuat mesum tapi karna aku benar-benar mencintai orang tersebut"
"kenapa tidak menikah saja?"
"apa kau fikir menikah itu gampang? Aku tidak bodoh Park Jisan. Mencintai seseorang bukan berarti harus menikahi orang tersebut, seenaknya saja kau katakan itu padaku"
"begitu ya.. "
"kau ini pintar, tapi apa kepintaranmu hanya untuk berbuat mesum seperti itu? Dan kau juga sudah mencuri First kiss ku Park Jisan"
Jisan yang merasa bodoh, menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "aku bodoh ya? Dan maaf sudah menciummu tadi, aku pikir kau menyukainya"
"ya! Aniya. Shireoyo. Hampir saja aku terbuai dengan cumbuanmu, bisa hilang harga diriku jika aku membalas ciumanmu tadi"
"jadi kau juga menikmatinya?"
"sama sekali tidak"
"jangan berbohong, kau yang mengatakannya tadi"
"ah baiklah. Aku memang menikmatinya tapi untung saja aku segera sadar"
"sekali lagi?"
"tidak, jangan macam-macam denganku. Jangan merubah image mu yang super Cuek jadi mesum didepanku"
"apa kau memang menganggapku cuek selama ini? Padahal aku tidak begitu saat denganmu"
"yah.. Aku tau, salah satunya seperti kejadian kau menungguku dilapangan futsal, benar kan?"
Lagi-lagi Jisan menggaruk tengkuknya yang tak gatal.
"saat itu memang aku sudah di lapangan futsal tapi karna urusan mendesak aku meninggalkanmu tanpa memberitahu lebih dulu, hehe maaf ya"
"kau ini nakal sekali" Jisan mengacak-acak rambut Kia dengan manisnya.
"ah arasseo, neo.. "
"apa?"
"sarang-" ucapan Kia terhenti.
Cup. Lagi.
Ya!! Ciuman kedua dari Jisan, Kia dapatkan. Kali ini hanya kecupan.
"saranghae" bisik Jisan pada telingan Kia sembari memeluknya.
....
오모나!! 지산씨, 이게 뭐야?