Detik-detik awal bahagia...
....
Author's POV
Tubuh Jisan tak bergerak sedikitpun, ia masih mencerna penolakan Kia. Kenapa Kia menolaknya? Apa Kia sudah tidak mencintainya?
5 menit berlalu...
"Oppa,"
"Ye?" Jisan mendongak. Ia lemas karna penolakan Kia tadi, sekarang Gadisnya itu memanggilnya.
"Happy Birthday Oppa, saranghae," ucap Kia dengan kue ultah ditangannya, sontak Jisan langsung berdiri dan memeluk Kia.
"bagaimana Kamu bisa-- Kia kamu??," Jisan menatapnya lekat. Ia terharu sekaligus bahagia.
"Gadis mana yang melupakan hari bahagia kekasihnya? Ini hari spesialmu, tidak akan aku biarkan orang lain merusak hari spesial kekasihku," Jisan memeluk Kia. Lagi.
"Oppa, aku kesusahan bernafas, dan kuemu ini, jangan sampai kue buatan ku hancur karena mu," Kue ditangan Kia hampir saja rusak kalau saja Jisan tidak melepas pelukannya.
"Gomawo chagi-ya," Jisan sangat manis jika tersenyum seperti ini. Gigi kelincinya terlihat lucu.. Huhh gemas jadinya.
"Oppa,"
"Ye?"
"untuk lamaranmu tadi--"
Jisan menautkan kedua alisnya.
"yes, I will,"
"ne?"
Penyakit Jisan kambuh, Jisan mulai budek ah tidak-- Jisan am ne sia akut.
Kia menghela nafasnya kasar lalu meringis. "Oppa, Aku juga mencintaimu, Aku tidak ingin kehilangamu, Aku ingin hidup bersamamu, Aku ingin kamu menjagaku, Aku ingin kamu selalu ada untukku disaat sedih ataupun senang, Aku ingin menjadi Ibu dari anak-anakmu, dan Oppa.. Aku--"
Belum sempat kia melanjutkan ucapannya, Jisan sudah membungkam bibir mungil Kia dengan bibir merahnya. Reflek, kue ultah yang sedari tadi ditangan Kia, jatuh berantakan mengotori lantai.
Kia menikmati sapuan manis dibibirnya, ia tak segan untuk membalas ciuman Jisan. Lidah mereka saling beradu dan suara decakan dari aktivitas mereka pun tak dapat dihindar mengingat aktivitas mereka semakin panas.
Tak berselang lama suara tepuk tangan dan suara nyanyian seperti lagu selamat ulang tahun memenuhi restoran tersebut, sedikit tak rela tapi kegiatan panas mereka memang harus berhenti-- sejenak.
"Happy b'day Hyung kesayanganku.. " ucap Simon mendaratkan pukulan nakal pada dada bidang Jisan. Jisan tersenyum hambar.
"bagaimana bisa mereka ada disini?," - batin Jisan, tatapannya pun tak lepas dari Kia. Kia menatapnya balik seakan berkata apa? Ini bukan ulahku.
"kalian tau darimana kalau Aku dan Kia ada disini?," Jisan menelisik satu persatu mata yang tiba-tiba muncul dihadapannya.
"rahasia!" sahut Appa Jisan, semua orang langsung terdiam menatap heran Pria berkumis itu.
"Appa kok ada disini? Kan Appa tidak masuk di daftar kejutan Ultah Jisan?," ketus Simon.
"memang Appa tidak boleh mengucapkan selamat di hari bahagia anak Appa sendiri?,"
"hh terserahlah, yang pasti bukan Aku yang mengundang Appa Hyung,"
"kkk.. Arasseo, btw thanks untuk kejutannya," ucap Jisan memecah ketegangan.
"yeyyy.. Kia bentar lagi nikah sama Kak Jisan," cetuk mulut ember Chaerong.
"ihh engga--" bahkan disituasi seperti ini pipi Kia berona merah.