PEJUANG SKRIPSI - Part 2

427 53 16
                                    

    Mimpi yang indah, sangat indah. Kenyataan bahwa mimpi adalah mimpi membuat mulut Clarissa selalu manyun selama beberapa menit. Namun sel-sel darah kembali bersatu untuk membangkitkan semangat Clarissa. Waktu mandi yang biasanya membutuhkan 30 menit didonasikan setengahnya untuk skripsi. Waktu berdandan yang bisa digunakan untuk menghabiskan dua episode drama Korea juga didonasikan sepenuhnya lagi-lagi untuk si skripsi.

"Eonje kkeutnal keoya?"  Terdengar suara Clarissa yang lembut setelah menyeruput secangkir teh hangat. Aktivitas yang sama masih dilakukan seperti kemarin. Mengetik, membaca, menghitung. Mengetik, membaca, menghitung. Begitu seterusnya hingga ia berniat membalas pesan Ferita, yang mungkin saat ini hatinya sedang mendidih.

    "YAAA!! MASIH INGET PUNYA TEMEN?!!" Sudah diduga, gaya tulisan ini selalu muncul setiap saat Ferita ingin menjambak rambut Clarissa. "Maafkan aku chin-gu. Ini semua gara-gara..." Belum selesai Clarissa mengetik, Ferita kembali melanjutkan pesannya. "TAU GAK KENAPA KEMARIN AKU NELPON PULUHAN KALI? AKU MAU NGASIH KABAR BAIK! EH, YANG MAU DIKABARIN HILANG DITENGAH GUMPALAN AWAN KELABU. YA UDAH DEH GAK JADI."

    "EH APA? KASIH TAU DONG PACARNYA TEZA SUMENDRA YANG CANTIK!!" Clarissa yang ingin tahu ikut-ikutan memakai capslock  menandakan keingin tahuannya yang besar. Ferita pun membalas dengan singkat, padat dan jelas. "GAK JADI!!" Wah, bualannya ini nampaknya ditolak mentah-mentah oleh Ferita.

    "Kalau kamu kasih tahu nanti aku doakan selama satu bulan biar bisa foto bareng sama aak Teza." "Lalu?" Sepertinya harapan yang tulus terdengar jauh lebih menarik dibandingkan pujian gombal yang biasa dilakukan para buaya darat.

    "Lalu jika nanti aku udah di Korea dan jadi wanita sukses, kamu bakal aku ajakin liat cowok-cowok ganteng secara gratis. Termasuk biaya ongkir buat kembaliin kamu sampai rumah dengan selamat." Kata-kata Clarissa cukup meyakinkan mengingat wanita ini adalah seseorang yang suka menepati janji. Ferita pun bisa dijadikan testimony  yang akurat jika ada lelaki yang tak percaya.

    "JADI..." "JADI..." Clarissa meniru tulisan Ferita sambil berharap sahabatnya yang lucu seperti Hello Kitty ini akan secepatnya memberi tahu informasi penting itu. "JADI..." Sudah diduga, Ferita akan sengaja mengulur-ulur waktu agar Clarissa semakin menderita akan rasa ingin tahunya.

    Beberapa menit setelah memohon-mohon akhirnya Ferita pun memberi tahunya. "TOPIK SKRIPSIKU DITERIMA DOSENKU. AKU BISA LANJUT KE BAB 1!!" Ferita, seorang mahasiswa jurusan hukum yang juga sedang berjuang memakai baju toga baru saja memberikan kabar tak terduga. Sudah pasti sebagai sahabat yang baik Clarissa akan ikut senang. Namun kondisi yang saat ini sedang terpuruk dikejar deadline  membuatnya sedikit susah untuk meluapkan kegembiraannya.

    Terdiam beberapa saat dan akhirnya kembali dalam dunia chattingan. "YEAY!! CONGRATS MY LOVELY FRIEND!! I'M HAPPY FOR YOU!!"  Balasan yang diterima selama beberapa menit membuat Ferita tahu bahwa Clarissa tak sesenang itu. Dia pun maklum dengan kondisi yang sedang dialami sahabat karibnya itu.

    "YAKIN?" "IYALAH!! MASA GAK SENENG SIH?" Clarissa berusaha untuk tidak mengecewakan sister from another mothernya itu.

    "ADA KABAR LAIN NIH BUAT KAMU!" "Apa tuh?" Clarissa terlihat tak lagi bersemangat membalas pesan Ferita. Namun sesaat setelah membaca pesan itu, tersontak ia berdiri, menggigit jari sambil membaca pesan itu berulang kali. "SAUDARA SEPUPU AKU KAN ADA YANG KERJA DI PERUSAHAAN JEPANG, KATANYA KAMU BISA WAWANCARA MEREKA UNTUK MINTA DATA BUAT KEPERLUAN SKRIPSI KAMU."

    Kedua mata Clarissa tampak berkaca-kaca membaca pesan menyentuh itu. Dia yang hanya memiliki waktu satu minggu untuk mengumpulkan data baru sempat dibawa arus kekhawatiran yang luar biasa karena belum menemukan perusahaan yang bersedia memberikan data perusahaan untuk dijadikan bahan penelitiannya. Mendengar kabar baik ini seakan-akan membuatnya terbang melayang sampai ke awan-awan. Jika pintu ini terbuka, berkencan dengan pria-pria tampan dalam dunia maya dapat dilakukannya kembali.

OPPA, URI MANNAJA!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang