Hanya butuh satu langkah untuk membuat mimpi bukan sekedar mimpi. Mimpi dimana Clarissa menggunakan outfit serba hitam tanda hari persidangan telah tiba. Kepercayaan diri yang selalu tinggi melebihi batas kadar gula darah dalam tubuh selalu saja mendadak turun drastis saat memasuki ruangan pak Kadir. Akankah hari ini draft skripsinya direstui?
"Oke, perbaiki catatan yang saya tulis di sini dan kembali dua hari lagi untuk mengatur jadwal sidang." Kata penutup yang dikatakan pak Kadir setelah membaca draft skripsi selama 20 menit. Senyum lebar langsung terpampang indah di wajah tirus Clarissa. Cahaya dari dalam tubuh tampak bersinar begitu terang hingga dapat mengeringkan celana jeansnya yang basah. "I will do that." Sebuah pesan singkat dikirimnya sebelum menaiki motor yang akan membawanya kembali ke rumah.
80% dari 48 jam tersisa akan dengan senang hati didonasikan pada si skripsi yang sebentar lagi akan segera berakhir. Bibirnya yang tak bisa berhenti tersenyum lebar menjadi pusat perhatian supir angkot yang sedang bersanding dengannya di lampu merah. Clarissa yang menyadari ada seseorang yang sedang mengamatinya langsung memutar leher menuju kedua bola mata itu. Sang supir yang kaget pun langsung kembali memutar lehernya melihat ke arah depan.
Organ tubuh Clarissa sepertinya mendapat suplemen terbaik hingga menghasilkan energi luar biasa pada tubuhnya. Perasaan kelewat senang tak membuatnya sadar kalau lagi-lagi ia sedang menjadi pusat perhatian di jalanan ramai karena sedang jam makan siang. Neol chajaganda chueogi bonaen tinkerbell. Ttaranaseottdeon neverland. Geu gose naega neowa barabomyeo utgo isseo. Nan yeongweonhan neoui peterpan. Geu shigane meomchun ne namja. Seotuljiman neomu saranghaetdeon naui neoege danyeoga. Lagu EXO favoritnya itu dinyanyikan sangat kencang hingga penjual bakso yang sedang menuangkan kuah ke mangkok memutar lehernya 90◦ mencari sumber suara. Seorang tukang parkir yang baru saja memarkirkan mobil pun tersontak kaget mendengar suara falesnya. Alangkah lebih baik jika rasa lelah dalam tubuhnya kembali hidup agar Clarissa tak bertenaga untuk menghasilkan suara yang bisa bikin sakit kuping para pendengar.
Tinggal di kota kecil tak membutuhkan waktu lama untuk sampai di rumah. Hanya dibutuhkan 10 menit perjalanan tanpa bumbu macet yang selalu meneror kota besar. Kini motor kesayangannya sudah kembali terparkir cantik di garasi rumah. "Ah, senangnya." Kata Clarissa sambil melepas helmnya.
Sang kakak dan adik yang sedang mengobrol masalah tas terlihat memasang tampang aneh seketika Clarissa memasuki ruang tamu. Tak lagi bernyanyi namun mulai mengayunkan tangan dan kaki seperti seorang kera menuju kursi tamu. Sungguh, adakah wanita yang suka bertingkah aneh seperti ini di luar sana? "Michin saram." Sang kakak yang juga seorang penggila drama Korea kembali menggunakan bahasa Korea untuk mengutarakan ekspresinya.
Si jago makan yang sedang mengunyah biskuit langsung bisa menebak, "Skripsimu pasti diterima." "Ya begitulah ketika Tuhan merestui." Kembali Clarissa menjawab dengan puitis disertai kedua tangan yang diarahkan pada sang Pencipta. Bukankah dia lebih cocok menjadi seorang pemain teater jika sudah lulus nanti?
-----------------
Laptopnya yang biasa bekerja untuk menayangkan segala macam hal tentang Korea kali ini harus bekerja part time untuk menyelesaikan tugas akhir Clarissa. Kembali jari jemarinya terlihat bergoyang kesana-kemari menghasilkan suara ketikan dalam kamarnya yang mungil. Terdengar juga playlist lagu EXO yang menemaninya bertanding dengan ribuan kata yang siap untuk diperbaiki.
Sebuah pesan singkat yang mengatakan "Drink a lot of water" membuatnya pergi sebentar ke dapur mengambil segelas air putih dan membawanya ke kamar. Minus matanya yang sudah melebihi angka empat harus membuatnya sesekali beristirahat menjauhkan pandangan dari layar laptop. Waktu istirahat itu ia gunakan untuk mengarahkan pandangan matanya pada beberapa poster EXO dan sebuah peta Korea Selatan yang menempel di dinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
OPPA, URI MANNAJA!
FanfictionClarissa, satu dari jutaan putri Indonesia yang bermimpi untuk berada di panggung penuh sorotan cahaya. Bukan untuk meraih mahkota kemenangan sebagai duta tanah air melainkan menghadiri fan sign EXO yang tak mudah didapati. "It's such a long long lo...