Zidney berjalan sambil memikirikan keadaan Dery.Fikirannya kacau, hatinya sedih karena tak mengetahui apa yang dialami seorang pria yang singgah dihatinya.Baru saja ia melepaskan semua rindu didalam hatinya, sekarang Zidney harus menyimpan rindu itu untuk disampaikan pada saat Dery kembali dari rumah sakit.
Sesampainya dirumah, Zidney tampah murung dan segera kekamarnya.Ia melihat Gina tengah bercerita dengan seseorang melalui telepon,
"Dery sakit Zee." ucap Gina memecah keheningan setelah menutup telponnya.
Zidney melamun dan membiarkan perkataan Gina.
"Zee aku bilang Dery sakit" ucap Gina dengan nada agak tinggi.
"Aku tau Gin, cukup" teriak Zidney.
"Cukup?Cukup Zee? Kamu itu bego atau apa sih? Aku memang sayang sama Dery tapi aku tau cinta Dery cuma untuk kamu, kamu tau dia sakit apa?Hah?" bantah Gina dengan penuh emosi dan berjalan kedepan Zidney.
"Pangkreas Dery rusak Zee, lama sebelum kenal sama lu dia emang udah menderita penyakit itu.Tapi karna dia gak mau ngecewain lu, dia mau ngikutin semua apa yang lu minta.Lu nyuruh dia makan ini makan itu dia bakal lakuin Zee walaupun dia tau kalo itu berbahaya untuk kesehatan dia sendiri, trus sekarang lu bilang cukup?" kata Gina.
Zidney sontak kaget mendengar penjelasan Gina, ia semakin mengkhawatirkan kondisi Dery.Air matanya menetes seiring dengan kenangan yang terlintas dikepalanya tentang Dery.
"Gin, kenapa kamu baru kasih tau aku sekarang?" ucap Zee sambil meneteskan air mata dan berdiri menatap Gina.
"Jaga dia selagi dia masih punya waktu Zee, Aku tau ini saatnya buat aku berhenti dan mendukung kamu untuk bahagiain Dery disisa hidup dia" balas Gina sambil memeluk Zidney.
Keesokkan harinya Gina dan Zidney berangkat kerumah sakit setelah pulang dari sekolah mereka.Ibu Dery sedang menangis didepan kamar 901 yang tengah ditempati Dery.Gina berlari dan memeluk ibunda Dery, ibu Dery menangis dipelukkan Gina dan menceritakan segala kekhawatirannya terhadap putra sematawayangnya itu.Zidney hanya berdiri dan menatap kearah mereka, ia tak mendekati Gina dan Ibu Dery.
"Gin, tante mau kamu dampingi Dery, kamu harus bisa bahagiakan dia disisa hidupnya, tante minta tolong sama kamu nak" pinta Ibu Dery sambil memegang tangan Gina dan meneteskan air mat.
"Gina juga berharap bisa seperti itu tan, tapi orang itu bukan Gina.Zee sini" ucap Gina sambil melihat kearah Zidney.
Zidneypun mendekat ketempat Ibu Dery & Gina.
"Gak!Saya gak mau, dia yang bikin sakitnya Dery kambug lagi.Gak!Saya gak bisa!" teriak Ibu Dery.
"Tante, tenang tan, tante harus ingat.Ini semua terjadi atas kehendak Tuhan, bukan Zidney.Tante harus menerima keadaan kalau perempuan satu-satunya yang bisa membuat Dery bahagia itu Zidney bukan Gina" ucap Gina untuk menenangkan Ibunda Dery.
Ibu Dery hanya terdiam mendengar penjelasan Gina, Gina menyuruh Zidney untuk masuk kekamar 901 dan melihat kondisi Dery.Zidney melangkah menuju kamar itu, matanya sangat ingin menatap bola mata penyemangatnya itu.Tetapi hatinya tak sanggup melihat kondisi si pria pemberani yang selalu siap untuknya.
Ketika Zidney membuka pintu, Dery tengah menatapnya.Zidney tak kuat dan menitihkan air mata."Sepi, bukan hal yang baik untuk diri kita.Kita butuh sedikit ramai untuk mencari tau apa yang sebenarnya kita cari Zee" ucap Dery sambil tersenyum.
Zee berlari dan segera memeluk Dery,
mata itu menangis karena menemukan tempat sandaran yang tepat untuknya.
Rindu itu berhasil meluap dan melekatkan diri pada pemiliknya.Tangan itu, segera menggenggam apa yang seharusnya ia pertahankan."Kamu sakit Der, kenapa kamu gak kasih tau aku? kalau saja hari itu kamu nolak buat ngelakuin hal konyol, mungkin ini gak bakal terjadi" ucap Zidney sambil menangis.
Dery segera bangun dari tempat tidur,
Zidney membantu Dery untuk bersandar."Mau jalan-jalan diluar?" tanya Dery.
Dery segera turun dibantu oleh Zidney, ia menaiki kursi roda dan berjalan disekitar taman rumah sakit.Mereke berdua menikmati senja kala itu.
"Kalau kamu tau emangnya sakit ini bisa hilang?Zee, akhirnya sekarang kamu bisa tau dunia yang sesungguhnya itu seperti apa.Kamu melihat dan merasakan keindahan dikala senja pergi dan akan berganti fajar, aku senang Zee, kamu perempuan baik.Coba saja aku bisa hidup lebih lama, mungkin kita bisa menikmati senja setiap harinya"
Zidney berdiri tepat dibelakang Dery,
ia menggengam tangan Dery dan mengelus kepalanya.Ia menceritakan semua kisah yang pernah terjadi diantara mereka.Saat itu, 18.15 , Senja berganti gelap.Dery pergi tanpa muncul lagi bersama sang fajar, Zidney menangis memeluk senjanya.5 tahun kemudian ...
Tuhan,
Tepat dihari ini kau merebut senjaku,
Tepat dihari ini kau menguji hatiku,
Jika senja diciptakan untuk mendampingi fajar,
Mengapa ia tak ikut pulang dikala fajar datang?Tuhan,
Aku merindukan senjaku,
Mengapa senja pergi dikala banyak orang yang menikmatinya?Tuhan,
Kali ini senja terlihat berbeda,
Untukmu, tunggulah aku dipenghujung senja,
Kelak kita akan menikmati senja bersama tanpa harus takut akan munculnya fajar ...Zidney
Terimakasih Sudah membaca cerita saya💚💚💚
See you on the other story,
I love you guys soo much🖤🖤
.
.
.
.
-Arina Bambelawant to know more about me?
instagram : arinabambela
ask.fm : arinabambela

KAMU SEDANG MEMBACA
Agoraphobia
Teen FictionZidney Ananta (16) adalah seorang penderita Agoraphobia,agoraphobia adalah jenis gangguan kecemasan. "Kehilangan bukan akhir dari sebuah kehidupan, Kehilangan bisa membuat kita mengerti betapa berharganya tiap detik dari hidup kita" -Dery Wijayanto