Prolog

8K 1.1K 90
                                    

"Ini anakmu."

"Hah?"

"Demi Tuhan, Kang Daniel. Aku bersumpah ini anakmu karena hell, hanya kau yang tidak suka memakai pengaman," jerit Chungha namun mengecilkan suaranya kembali ketika bayi digendongannya bersuara merasa terganggu.

Daniel terdiam. Ini semua terlalu cepat terjadi. Mantan kekasihnya saat SMA yang telah ia putuskan lima bulan lalu tiba - tiba datang membawa bayi kecil dan mengaku anaknya. Tidak, Chungha tidak mengaku - ngaku, ini sudah pasti anaknya karena, Tuhan, lihat mata tanpa lipatan itu persis seperti Daniel. "Siapa... Namanya?" Bisik Daniel masih tak percaya.

"Aku...," Chungha menahan nafasnya, "Aku belum memberinya nama," lanjut wanita itu pelan. "Dan Daniel, aku harus pergi ke Manhattan. Aku.. aku tidak bisa membawanya..."

Mata Daniel membulat, "Apa?!" Jerit Daniel, "Jadi semua koper yang kau bawa ini- kupikir kau minta tinggal bersamaku di rumah ini?"

Bukan, bukannya Daniel masih memiliki perasaan pada Chungha. Mereka putus baik - baik, Daniel bersumpah. Mereka putus karena Daniel tiba - tiba mengaku kalau dirinya swings both ways. Chungha bukannya tidak menerima, tetapi tentu saja ia tidak bisa menjalin hubungan dengan seseorang yang tiba - tiba mengaku tentang orientasi sekskualnya.

"Tidak, Daniel..," Chungha menghela nafasnya, "Aku mendapat beasiswa di Julliard dan aku harus pergi," tegas Chungha, "Aku ingin kau membesarkannya. Masalah biaya, tidak perlu khawatir karena aku juga akan-."

"Tidak perlu," Daniel tersenyum lembut, "Kejar mimpimu, Kim Chungha. Ini anakku dan aku akan bertanggung jawab atasnya," jelas Daniel kemudian mengambil alih bayi mungil itu dari tangan Chungha, memeluknya lembut diantara lengan besarnya.

Dan dengan itu, Chungha pergi. Meninggalkan Daniel yang masih berusia 18 tahun dengan bayi yang entah, mungkin baru berusia satu bulan. Daniel tinggal sendiri di apartemennya dan entahlah apa yang akan ia lakukan untuk menghidupi bayi ini. Mungkin orang tuanya akan mengusirnya dari rumah atau menamparnya lalu mencaci-makinya? Daniel sudah siap.

Kaget? Tentu Daniel kaget. Sangat. Namun ia perlahan - lahan menerimanya dalam waktu yang cepat. Chungha tidak bisa meninggalkan mimpinya hanya karena kesalahan mereka di masa lalu. Chungha punya mimpi; tidak seperti Daniel yang lempeng - lempeng saja dengan hidupnya. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Ofcourse merawat bayi mungil ini dan menarik form pendaftaran kuliah dari universitasnya.

Daniel menatap bayi mungil itu selepas Chungha pergi meninggalkannya. Pipinya merah, putih dan tembam. Daniel tidak setega itu untuk membuang bayi ini. Demi Tuhan, ini darah dagingnya dan ia akan merawat bayi ini.

"Hai kawan," bisik Daniel kemudian duduk di sofa apartemennya. Ia menciumi pipi tembam bayi itu, "Aku papamu dan mulai hari ini kita tinggal berdua," bisik Daniel kembali, tersenyum lembut ketika bayi itu tersenyum padanya, "Kita berdua, Woojin."

hai! Bukannya ngelanjutin LDKS aku malah bikin ff baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hai! Bukannya ngelanjutin LDKS aku malah bikin ff baru. Thanks buat @godjaehwan yang telah memberikan ide yang sungguh luar biasa. 
Aku nggak bisa tidur, harus nulis ini secepatnya!!!! HEHEHEEH
Pls wait yah! HEHEHE

 Aku nggak bisa tidur, harus nulis ini secepatnya!!!! HEHEHEEHPls wait yah! HEHEHE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ongniel ; Sweet CreaturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang