2. Cafè

4.9K 1.1K 164
                                    

"Ong Seongwoo? Oh, aku kenal. UKM Dance, bukan?" Tanya Donghyun, menatap kertas yang ada di genggaman Daniel. "Jurusan Hukum sepertimu, semester tiga."

Daniel mangut - mangut mengerti. "Kau punya kontaknya? Aku perlu mengembalikan kertas ini, sepertinya penting."

Donhyun mengangguk, mengambil ponselnya kemudian mengirimkan kontak ke chat Daniel.

"Thanks," Daniel tersenyum lalu menyesap cappuccino yang ia pesan. Sedetik kemudian, ponselnya bergetar.

Kang Woojin is calling with video call...

Senyum Daniel melebar hingga matanya hilang. Donghyun menatapnya bingung. "Siapa?"

"Lihat saja," jawab Daniel lalu menerima panggilan itu, menggenggam ponsel tepat di depan wajahnya.

"Papa!"

"Hey sayang!"

Donghyun nyaris menyemburkan minumannya. "Papa?"

Daniel tertawa lalu mengangguk. "Beri salam pada Paman Donghyun!" Katanya, mengarahkan ponselnya ke hadapan wajah Donghyun.

Donghyun membulatkan matanya lalu melambaikan tangan ke ponsel Daniel. "Hei....-"

"Woojin."

"-Woojin! Kau siapa? Anaknya Daniel?" Tanya Donghyun sembrono yang dihadiahi jitakan oleh Daniel.

Di layar, Woojin terkekeh, "Papa Nyil!" Katanya senang kemudian mengangguk - angguk. "Papa! Anen- Ujin!"

"Ah iya sayang, Papa juga kangen! Sebentar lagi Papa pulang. Jangan nakal pada Nenek, oke?" Daniel melambaikan tangan ke ponselnya kemudian memutuskan panggilan.

"Dude," Donghyun masih menatap Daniel yang meminum cappuccino-nya santai, "You owe me an explanation."

🍂🍂🍂

Daniel memeluk Woojin yang tertidur di dada telanjangnya. Tangannya masih seta mengelus punggung anak dua tahun yang kini mendengkur halus. Sesekali, tangan anak itu bergerak - gerak, Daniel tertawa.

"Ah, kertas Ong Seongwoo," gumamnya pelan lalu mengklik kontak yang dikirim Donghyun tadi siang.

Nomer ponsel Ong Seongwoo.

"Halo?"

Daniel menggaruk lehernya, "Err, halo. Apa ini benar Ong Seongwoo?"

"Ya. Ini siapa?"

"Namaku Kang Daniel, Jurusan Hukum, semester satu," jelas Daniel, "Anu, aku menabrakmu beberapa hari yang lalu di perpustakaan. Sepertinya dua lembar penelitianmu ada di tanganku..."

Di sebrang sana hening. "ASTAGA KUPIKIR ITU HILANG!!!"

Daniel menjauhkan ponsel dari telinganya karena Ong Seongwoo berteriak nyaring, "Ah.. iya..."

"Apa kau ada kelas besok? Aku tidak ada kelas, tapi jika kau mau mengembalikannya, aku bisa pergi ke kampus--."

"Aku tidak ada kelas," Daniel menjawab sambil menepuk punggung Woojin yang menggeliat, "Bagaimana di cafe dekat kampus, besok? Aku akan traktir kopi sebagai permintaan maaf karena tidak mengembalikan ini secepatnya."

"Bodoh," di sebrang sana, Seongwoo terkekeh, "Aku yang harusnya mentraktirmu karena mengembalikannya, Kang Daniel."

Dia tertawa. Batin Daniel.

"Baiklah, senior," kata Daniel lembut, memelankan suaranya karena ia rasa Woojin terganggu, "Aku akan menunggumu di sana."

"Seongwoo saja tidak apa - apa."

🍂🍂🍂

Daniel menggeleng ketika Woojin merengek ingin ikut pergi bersama Papanya. Nyonya Kang bahkan tidak berhasil menenangkan Woojin. Jadi sekarang, Woojin berada di bangku penumpang mobil Daniel dengan kursi tambahan untuk balita. Mata anak itu terlihat senang dan ia terus menepuk tangannya.

"Itu namanya burung-," kata Daniel, menunjuk seekor burung yang bertengger di kaca mobil mereka saat lampu merah, "Bu-rung!"

"Uyung!" Woojin menepuk tangannya senang. "Uyung- uyung~!"

Daniel tertawa kemudian mengelus rambut anaknya sebelum kembali fokus menyetir.

Begitu tiba di cafe tempat ia akan bertemu dengan Seongwoo seperti yang ia janjikan semalam, Daniel melepas seatbeltnya juga seatbelt anaknya. Digendongnya Woojin keluar dari mobil dan masuk ke dalam cafe. Setelan mereka senada; Daniel dengan kemeja hitam yang digulung lengannya hingga se-siku dan Woojin dengan kaus soft yellow dengan overall hitam yang di belakangnya ada bordiran 'My Dad is a Superhero!'

Mereka duduk setelah mengambil high chair untuk Woojin. Daniel belum memesan apapun, ia hanya memesan susu cokelat hangat untuk Woojin dan spaghetti porsi anak. Anak yang giginya baru tumbuh semua itu tersenyum lima jari dan mulai memakan makanannya, lebih tepatnya memainkan karena ia hanya mengaduk - aduk spaghetti itu.

Ketika Daniel sibuk membersihkan saus dari pipi Woojin, seseorang menyapanya. "Kang Daniel?"

Daniel mendongak, mendapati Ong Seongwoo dengan kemeja putih berdiri di hadapannya, "Ong Seongwoo? Ah, silahkan duduk."

Seongwoo duduk dan fokusnya langsung teralihkan ke Woojin yang kini meraih - raih tangan Seongwoo. "Hei kawan! Siapa namamu?"

"Ujin! Mam mie!" Kata Woojin gembira, menunjuk semangkuk spaghetti di hadapannya. Seongwoo tidak bisa menahan tawa gelinya.

"Woojin~? Namamu Woojin?" Tanya Seongwoo lalu mengelus rambut balita itu.

"Ini berkasmu," Daniel menyerahkan sebuah map berwarna biru. "Maaf ya terbawa. Kau pesan saja, aku yang bayar."

Seongwoo mengambil map itu dari tangan Daniel. "Ah, tidak. Aku yang bayar, Kang," kata Seongwoo sambil menggeleng, "Lagipula, kau sudah membelikan keponakanmu makanan, bukankah itu mahal?"

Daniel menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Dia.. bukan keponakanku.."

"Huh?"

"Papa Nyil! Aaaa~," Woojin membuka mulutnya lebar, meminta disuapi.

"....Papa?"

🍂🍂🍂

Hai! Akhirnya aku update T___T aku update di ancol, gila. Ada yang bisa nebak nggak, Seongwoo bakal gimana ke Daniel setelah tau kalo Daniel itu udah punya anak????

Ongniel ; Sweet CreaturesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang