Chapter 1

47 2 0
                                    

*Meggiring musim cinta menuju akhir tahun [got7-blackpink]

#diah_storyline

_ _ _ _ _❤HAPPY READING❤_ _ _ _ _

        Butiran bunga salju terhampar luas menyelimuti sepanjang jalan di daerah Incheon, semua nampak putih, indah, namun sedikit beresiko. Salju itu membuat jalan menjadi licin dan sulit dilalui.
Dinginnya udara pada saat itu membuat masyarakat enggan untuk bepergian.
Lain halnya dengan gadis ini, seorang gadis pemilik senyuman khas itu seakan bersahabat dengan salju. Ia menyusuri jalanan dengan langkah yang pasti, sebuah syal merah muda tergantung erat di lehernya dan sweater wol tebal berbalut rapi di tubuhnya. Ya Jennie itulah sebutan untuknya.

Hari ini berbeda dengan biasanya, Jennie tak mengenakan sepedanya karena musim yg tak mendukung saat itu, ia lebih memilih berjalan kaki untuk pergi menuju sekolah.
Langkah demi langkah, lintasan licin dan terjang membuatnya sedikit kelelahan.

"yakh sedikit lagi!"

Bibir mungilnya bergeming untuk memberikan semangat pada dirinya.
25 menit berlalu hingga akhirnya Jennie tiba di sebuah halte bus yg akan mengantarnya untuk 30 menit kedepan. Jarak rumah Jennie ke sekolah bisa dibilang cukup jauh, dan itu tak cukup ditembuh hanya dengan berjalan kaki.

Mini bus tujuan kota Seoul pun singgah di depan halte, ia segera memasuki bus tersebut. Jennie masuk dengan berdesak-desakan dan berusaha mencari celah diantara penumpang lain.
Ia berharap sebuah kursi tersisa untuk dirinya.

Dugaannya meleset, semua kursi ternyata telah terisi, namun tersisa sebuah kursi lagi yang ditempatkan sebuah tas oleh seorang pria. Jennie memberanikan diri untuk mendekati pria tersebut sebelum bus melaju.

"permisi, bisakah kau mengangkat tas mu, agar aku bisa duduk disini" ucap Jennie sopan.

"Tidak! kursi ini sudah menjadi tempat untuk tas ku, tak bisakah kau mencari kursi yang lain?" tegur pria tersebut dengan ketus.

"Maaf tapi semua kursi sudah terisi, bukankah kau bisa meletakkan tas itu di pangkuanmu?" balas Jennie.

"Tidak aku tidak akan melakukan hal itu, aku sudah membayar uang sewa bus ini untuk 2 kursi, jadi ini bukan salah tas ku" tegas pria itu.

Melihat adu mulut yang dilakukan Jennie dengan pria tersebut membuat penumpang lain merasa terganggu, hingga akhirnya supir bus pun datang menghampiri mereka.

"Maaf tuan ada masalah apa ini?" tanya supir bus itu.

"Wanita ini ingin merebut kursi yang telah kusewa dengan harga mahal, ia berperilaku tak sopan kepadaku."

"Apa salah ku pak? Aku hanya memintanya menggeser tasnya" jawab Jennie yang merasa dipojokkan.

"Sebaiknya kau berdiri saja, kursi sudah penuh! Oh ya tuan maaf atas ketidaknyamanan anda terhadap fasilitas bus ini, ku mohon maafkanlah" kata supir bus itu sambil membungkukkan tubuhnya.

Suasana menjadi sedikit hening selepas kejadian itu, Jennie yang masih berdiri di posisi semula merasa kesal bercampur bingung.

"Apa istimewanya pria itu hingga ia sangat di hormati layaknya raja, lagi pula disini aku juga membayar hanya saja tak sebanyak dirinya" gumam Jennie.

Ia pun terpaksa berdiri di sebelah kursi pria tadi sambil sesekali memandangnya yang tengah sibuk memainkan ponsel.

"Apa kau tak lelah dalam posisi berdiri begitu?" tanya pria itu sambil melirik sepintas.

"Jika aku mengatakan lelah apa tas mu akan bergeser?" ujar Jennie.

"Kurasa begitu" jawabnya sambil mengambil tas di kursi sebelah.

"Duduklah!"

Jennie menatap sinis pria itu, ia tak mengerti apa yang ada di fikirannya.

"Cepat duduk!"

Dengan perasaan aneh Jennie pun melangkah menuju kursi dan menempatkan dirinya perlahan, lalu dengan santainya pria itu meletakkan tasnya diatas pangkuan Jennie.

"Apa yang kau lakukan? Ini berat, cepat singkirkan tas mu dari sini!" teriak Jennie.

"Jika kau ingin duduk beginilah syaratnya, jika tidak berdirilah lagi seperti posisi semula!" tegas pria itu.

Jennie tak mampu berbuat apa-apa, ia berusaha terlihat tenang meskipun emosi sudah menguasai batinnya. Ia merasa tak dihargai namun jika ia melawan itu hanya akan mengundang kekacauan, dan ia tak ingin ditegur untuk kedua kalinya, diam itulah pilihan satu-satunya.

Dalam perjalanan Jennie hanya terdiam, menatap kosong ke arah jendela bus, sampai akhirnya lamunan Jennie disadarkan oleh pria tersebut.

"Hei gadis apa yang kau lihat?"

"Nama ku Jennie, Jennie Kim!" tegasnya lagi.

"Oh baiklah, tapi sebenarnya aku tak menanyakan hal itu" jawab pria itu.

"Ya aku tau, tapi ku tak ingin dipanggil dengan sebutan itu, beritahu aku siapa namamu?" ujar Jennie.

"Namaku Park Jinyoung, aku adalah anak dari pemilik perusahan travel bus di kota Seoul dan ayah ku juga pemegang saham terbesar di banyak perusahaan swasta" jawabnya dengan nada sombong.

"Oh pantas kau sangat dihormati oleh supir bus tadi, sebagian besar keluarga kaya memang membuat keturunannya besar kepala layaknya dirimu" ujar Jennie

"Jaga mulutmu Jennie!" tegas Jinyoung kesal.

"Apa aku harus menuruti perintah mu ini ah? Park Jinyoung yang sombong?"

Jinyoung yang merasa kesal langsung berdiri di hadapan Jennie dan menyodorkan wajahnya ke hadapan wajah Jennie hingga ia merasa terisak dalam dekapan Jinyoung.

"Kau memang gadis yang tak tau diri, panggil diriku Tuan Jinyoung, mengerti?" tegasnya sambil menatap Jennie tajam.

"Kau fikir diriku ini bodoh hah?" tanya Jennie.

"Ya aku tau kau gadis pintar, hingga membuat mu mampu bersekolah di tempat yg sama seperti ku" jawab Jinyoung.

"Oh benarkah? Jadi aku dan kau satu sekolah, astaga yang ku tau neraka tak seseram ini" ujar Jennie.

"Kau harusnya senang bisa mengenalku, tak semua gadis seberuntung dirimu bodoh" sahut Jinyoung sambil kembali duduk disebelah Jennie.

"Aku memang gadis miskin yang hanya mengandalkan beasiswa untuk sekolah, tak seperti dirimu yang mengandalkan uang dan uang untuk segalanya" ujar Jennie.

"Benarkah?? Kurasa aku mulai mengantuk mendengar celoteh mu" tegas Jinyoung.

Benar, tak lama setelah ucapannya berakhir, Jinyoung yang tanpa sadar terlelap dan merebahkan kepalanya di pundak Jennie, entah apa yang ada di benak Jennie saat itu, ia memandang Jinyoung terus menerus sambil sesekali ia tersenyum.

Sebuah pemberhentian yang mendadak membuat semua penumpang kaget dan tersentak begitu pun dengan Jinyoung yang langsung terbangun.
Sesuatu telah menghalangi laju roda bus, setelah beberapa saat berusaha dikemudikan kembali hal itu justru menyebabkan............

Tbc..

LOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang