Chapter 3

20 3 0
                                    

#diah_storyline                    

Dua tahun berlalu~
      Harapan untuk meraih impian telah di depan mata. Jinyoung dan Jennie resmi debut hari ini, dan mereka di bentuk dalam trio group yang ditambah dengan satu sub vocal lagi yaitu JB.

Ketenaran mereka mengundang banyak tawaran dan kerja sama. Itu membuat mereka melakukan banyak sekali promosi di berbagai negara. Salah satunya Melbourne dan Sidney Australy.

Ribuan penonton memadati kursi tempat dimana mereka akan melakukan Perform spesial tonight.

"Jinyoung-ah apa kau sudah siap?" tanya JB.

"Tentu hyung, ini hebat, semua menanti kehadiran kita"
.
.
###
.
.
Selepas konser berakhir, semua nampak bahagia dan puas akan jerih payah mereka.

Jinyoung yang tengah duduk di belakang panggung, kedatangan seorang gadis. Ia nampak membawa sebuah minuman dan menyodorkannya pada Jinyoung.

"Ambil ini oppa, jangan tolak pemberian seorang fans" ujar gadis itu.

"Kamsahamnida" sahut Jinyoung dengan menyelipkan senyum manis pada gadis di hadapannya.

"Ternyata memandang mu dari dekat terlihat jauh lebih tampan" puji gadis itu.

"Ahh kau bisa saja, oh ia bagaimana kau bisa masuk kesini? Bukankah diluar penjagaan sangat ketat?" tanya Jinyoung heran.

"Aku adalah anak dari Nicolas Jeff, seorang sutradara yg ikut terlibat dalam penyelenggaraan konser mu, jadi semua mengenal ku disini. Oh ya perkenalkan nama ku Rose" ujarnya

"Senang bisa mengenal mu Rose" sahut Jinyoung

"Ayahku sedang mencari actor untuk film kami, kurasa tak ada salahnya jika aku menawari mu, bagaimana?"

Jinyoung hanya terdiam bisu, ia tak tau harus menerima tawaran itu atau tidak. Namun setelah dipertimbangkan dan mendapatkan support dari kedua sahabatnya maka Jinyoung pun mengiyakan tawaran Rose.

Casting yang dilalui Jinyoung dan Rose membuat kedekatan mereka semakin menjadi-jadi.

Jinyoung melahirkan fenomena baru, banyak netizen yang mengklarifikasi hubungannya dengan Rose. Namun itu hanyalah isu belaka selama Jinyoung belum mengkorfimasi berita tersebut.

Sahabat tetaplah sahabat, namun berbeda dengan perasaan Jennie yang terus menerus bersama dengan Jinyoung itu membuat dirinya merasakan sesuatu yang tak dapat dijelaskan.

"ohh tuhan ada apa ini? aku mulai merasa bodoh. Jinyoung?? Oh tidak kenapa harus dirinya" Jennie menggerutu sendiri di bawah paparan lampu malam.

"Hei bodoh! Kau bicara dengan siapa?" gertakan suara Jb yang sempat mengangetkan Jennie.

"Oppa, kudengar kau berpengalaman soal cinta, aku ingin tau adakah kemungkinan hubungan persahabatan berubah menjadi cinta?" tanya Jennie polos.

"Tentu, cinta itu tumbuh dari dalam hati, tak perlu alasan untuk itu, bahkan status sahabat pun akan kalah jika melawan perasaan cinta" jawab Jb.

"Kurasa itulah jawabannya, yuhuuu trimakasih oppa, sampai jumpa" Jennie berlari ria sambil melambaikan tangan dari kejauhan.

"Dasar gadis aneh, dia menanyakan cinta padaku, padahal aku saja tak berani mengenal cinta" ujar Jb sambil tertawa kecil.

~~~~~

60 menit awal sebelum syuting dimulai. Jinyoung tetap stay menunggu, dan ia selalu di temani Rose selaku lawan bermain filmnya.

"Uhmm, aku tahu ini membosankan, mengapa kita tidak pergi berjalan-jalan sejenak sambil menunggu waktu tiba" ujar Jinyoung.

"Aku tak bisa menolak ajakan mu, ne kajja!" jawab Rose

Dinginnya angin malam menusuk hingga ke tulang, hal itu dirasakan oleh Rose, ia tak berkata sepatah pun namun Jinyoung tahu bahwa Rose sedang bertarung melawan rasa dingin.
Ia membuka jaketnya dan menyelimutinya pada tubuh Rose.

"Kau tau, aku adalah pria yang tak bisa melihat wanita kecewa saat di dekat ku, maka akan kulakukan apa saja demi dirinya" ujar Jinyoung.

Tak salah, jika Rose juga tertarik pada perlakuan manis Jinyoung. Ia berharap suatu saat nanti kebahagiaan berpihak kepada mereka berdua.

~~~ hari pun berganti

"Jennie-san kau sedang apa sayang?" tanya Jinyoung dengan nada manja.

"A a a akuu sedang memikirkan perasaan ku oppa" jawab Jennie dengan nada tersendat.

"Oh ya? Kurasa kita memikirkan hal yg sama" sahut Jinyoung.

Embusan nafas Jinyoung mengenai wajah Jenie, ini adalah kebiasannya, memeluk Jennie hingga membuatnya terhanyut dalam kehangatan.

Sesaat Jennie merasakan kebahagiaan yang mendalam, setelah akhirnya Jinyoung mengatakan bahwa ia ingin mengakhiri karirnya menjadi penyanyi dan hal itu sekaligus akan membubarkan group yang baru mereka bentuk.
Jinyoung ingin fokus sebagai actor.

"Aku ingin memilih satu jalan hidup, kurasa actor adalah profesi yang cocok untuk ku, ku mohon dukunglah oppa mu ini" ujar Jinyoung.

"Jadi intinya kau ingin mengakhiri kontrak mu oppa? Tapi mengapa secepat ini ah??"

"Kurasa sesuatu yang dipaksa tidak akan baik hasilnya, aku harap kau mengerti Jennie" Jinyoung menekankan sedikit nada bicaranya.

Tak perlu waktu lama sampai akhirnya Jinyoung pergi meninggalkan Jennie yang dalam posisi tubuhnya masih terpaku, ia tak percaya dengan apa yang ia dengar dari mulut Jinyoung.

Ponsel Jennie berdering, sebuah panggilan dari Jb.

"Yeobosseo, Jennie-ah kau tau apa yg dilakukan oleh Jinyoung? Ia sudah mengambil keputusan besar" ujar Jb panik.

"Ne oppa, kurasa aku sedang tak ingin membahas hal itu, annyeong" Jennie menutup ponselnya.

Ia kembali merebahkan kepalanya di atas meja. Tak ada semangat lagi untuk mengikuti pelajaran. Ingin rasanya ia mengakhiri situasi itu.

"Aku harap bell pulang cepat berdering" ucap Jennie sembari memejamkan matanya.

Tbc..

LOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang