Chapter 10

47 2 0
                                    

#diah_storyline

    Berkat hujan yang turun sejenak kemarin, separuh lebih bunga magnolia yang dulu sangat menarik hati telah berjatuhan dengan warna yang berubah usang.

Angin musim semi berhembus dan bukit awan yang bersalju kini sudah tidak terlihat lagi.
Sudah begitu lama ia meninggalkan pemandangan ini, dan kini sudah banyak perubahan.

"Akhh aku harap rumah ku tidak ikut terbang terbawa angin musim semi" gumam Jennie

Jennie yang baru saja menginjakkan kakinya di kota Tokyo Jepang kembali terpukai akan keindahannya.
Kini ia akan melanjutkan perjalanan menuju tanah kelahirannya di Hokkaido.

Kumpulan remaja yang tak lain adalah penggemarnya sudah menyambut kedatangan mantan rapper berparas cantik ini.
Meskipun ia bukan artis lagi namun penggemarnya tak mudah melupakan sang idola. Mereka berlarian menghampiri Jennie, dan tak hentinya melontarkan beragam pertanyaan yang berkaitan dengan vakumnya sang idola dari agensi.

Usai berbincang sejenak, Jennie segera melanjutkan perjalanannya.

~~~

Hamparan bunga lavender yang baru bermekaran menyambut kedatangan Jennie di daerah Sapporo, Hokkaido.
Tak hanya itu, bentangan bukit Shikisai ikut serta memanjakan matanya. Musim ini memang menjadi musim yang sangat di tunggu-tunggu karena menyuguhkan panorama yang sangat menakjubkan.
Prefektur terluas di Jepang ini memang melahirkan banyak destinasi wisata yang kerap menjadi kunjungan favorite para wisatawan.

Jennie sangat beruntung terlahir di pulau ini, disini lah biasanya ia akan menghibur diri dari kejenuhan dan sekaligus menjadi pelipur laranya.
Ia berharap pemandangan indah itu dapat menimbun kenangan pahitnya semasa di Korea dan melukiskan kenangan baru bernuansa penuh warna.

45 menit ia lalui dengan menaiki kereta ekspress dan membawanya turun di depan rumahnya.

"Konichiwa!"

Jennie menyapa dengan hangat sembari membungkukkan badannya. Kebetulan pada saat itu keluarganya tengah berkumpul di ruang tamu.
Mereka menyambut Jennie dengan pancaran senyum bahagia. Jennie awalnya merasa asing begitu menginjakkan kakinya di depan pintu rumah, entah berapa lama ia sudah membuang waktunya di negara tetangga.

Seorang pria mengambil koper di tangan Jennie, ia adalah Youngjae adik laki-laki Jennie.

"Hei kau sudah remaja sekarang" ujar Jennie sambil memeluk adiknya

"Bahkan kau juga sudah tua" ejek Youngjae

"Kau baru mengabari kami beberapa jam yang lalu dan sekarang kau sudah tiba? Cepat sekali" ujar Youngjae

"Aku menaiki pesawat, kau fikir aku berjalan kaki eoh?" sahut Jennie

Canda gurau pun dimulai sembari melepas rindu yang mereka pendam cukup lama.
Mereka duduk melingkar sembari menikmati secangkir ocha (teh hijau Jepang). Moment itu lah yang sangat Jennie rindukan selama ini.

"Mengapa kau memilih untuk berhenti sekolah Jennie san?" tanya sang ayah

"Aku rasa aku mulai bosan dan aku ingin memulai karir ku disini, aku rasa itu akan lebih baik" jawabnya

"Bukankah kau sudah berada di bawah agensi Korea yang sudah membesarkan nama mu" sambung sang ibu

"Benar tapi profesi sebagai rapper bisa ku lakukan di mana saja, bahkan disini, dan tak harus di Korea" ucap Jennie

"Biarkanlah ia memilih jalan hidupnya sendiri, lagi pula ia kan sudah dewasa" sahut sang nenek

Jennie hanya mengangguk sambil meneguk minumannya.

"Kak, dimana kekasih mu?" tanya Youngjae

"Apa maksud mu kekasih? Kira mu aku pergi ke Korea untuk mencari jodoh?" ketus Jennie

"Ya, awalnya aku fikir kau kembali akan membawa calon menantu untuk kami" sahut ibunya

"Ibu kau ini bicara apa.." Jennie menunduk karena malu

"Lalu kak Jinyoung? Bukankah dia kekasih mu? ahh maksud ku teman duet mu itu" ucap Youngjae sambil tertawa geli

"Diamlah anak kecil, atau aku akan menendang mu hingga ke Korea!" tegas Jennie sambil menjewer telinga adiknya

"Silahkan, dengan senang hati, sesampainya di Korea yang pertama aku lakukan adalah berteriak di atas menara tertinggi sambil memanggil nama Jinyoung agar ia tahu kakak ku Jennie mencintainya" ejek Youngjae lalu bangkit dan berlari

"Awas kau!! Jangan lari heii!!" teriak Jennie dan terus mengejar adiknya

"hah aku sangat senang masih bisa melihat suasana seperti ini di masa tua ku" ucap sang kakek sembari tersenyum

"Kau benar" sahut neneknya
.
.
.
Malam yang indah di pulau Hokkaido~
Jennie memilih untuk tetap stay di depan teras rumahnya sambil menatap indahnya benda-benda langit yang berkilau bak berlian.
Hembusan angin hangat menerpa tubuhnya, yang membuat dirinya hanyut terbawa kehangatan.

Seketika dering dari ponselnya menyadarkan Jennie yang baru saja menjajaki dunia fantasy.

"Rupanya Jb oppa, baru beberapa jam tapi ia sudah mengatakan rindu padaku" ujar Jennie dalam hati dan tersenyum menatap layar ponsel

Hanya Jb yang ingat, mungkin Jinyoung tengah sibuk dengan persiapan pernikahannya.

Ia sadar ini bukanlah kisah drama, dimana ia akan memperjuangkan cintanya hingga ke negeri seberang.

"Besok pagi adalah hari pernikahan Jinyoung dan Rose, yah aku harap semua berjalan baik-baik saja meskipun tanpa diriku" gumamnya kembali.

Jennie bangkit dari sandarannya dan pergi untuk membasuh wajahnya.
Berharap malam ini ia akan tidur nyenyak disana, dan berusaha melupakan apa yang akan terjadi esok.

Bersambung..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 04, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang