Sekedar memberikan info, total part My Lady memang cuma 42 part (eh ini cuma apa banyak ya?), tapi per partnya itu sekitar 5000-10000 kata, sooooo satu part panjangnya macam 2-3 part cerita lain. Jadi, sebisa mungkin kalian bacanya jangan rombongan setelah postingan kelar semua. Karena itu bakalan lamaaaaaaaaa banget. Bisa berhari-hari bacanya haha. Takutnya, belum kelar udah keburu diapus nanti.
Tapi terserah kalian sih. Kalau aku sih nggak sanggup baca My Lady sekaligus dari awal mpe akhir. Bisa picek matanya sam mual-mual. Haha.
---
Aeris POV
Bip bip bip bip bip bip
BRAKKK!!!!
Jam weker itu pun dengan sukses aku jatuhkan ke lantai hingga berhenti berbunyi kembali. Berisik banget alarm sialan. Gangguin orang tidur aja. Ga tahu apa aku lagi mimpi indah?!
Aku memejamkan mata kembali dan mencoba tidur. Berharap mimpi indah tadi bisa berlanjut. Namun beberapa menit berlalu, aku tidak juga bisa tidur kembali. Semua kantukku hilang karena alarm sialan yang berbunyi tadi. Aku pun meraih ponsel di nakas dan melihat jam di layarnya.
06:55
Oh, baru jam 6 kok. Bisa males-malesan dulu. Aku menarik selimut menutupi hingga leher dan bergelung di dalamnya mencari kehangatan.
Tunggu dulu. Jam 6 berapa tadi? Kayanya ada buntutnya. Aku kembali melihat layar ponsel.
06:55
Enam lima lima. Enam lewat lima puluh lima. Jam tujuh kurang lima.
"Huaaaaa, telat!!!!!" teriakku panik sambil menendang selimut yang menutupi tubuhku dan loncat menuruni tempat tidur. Dengan kecepatan kilat aku keluar dari kamarku dan berlari ke dapur. Aku bahkan tidak sempat mencuci muka atau sekedar membersihkan segala sisa-sisa tidur di wajahku (baca: belek dan iler) karena terlalu panik untuk menyiapkan sarapan.
"Mampus gue. Mampus gue. Udah jam segini!!" racauku sambil mengeluarkan bahan-bahan untuk memasak nasi goreng.
Untung aja semalam aku sudah menyiapkan semuanya sehingga tinggal cemplungin ke wajan. Tapi tetap aja akan makan waktu. Sambil menumis bumbu untuk nasi goreng, aku menyiapkan meja makan, membuatkan teh, dan menggorengkan sosis dan telur. Untung aja aku orangnya multitasking banget. Narsis dulu pagi-pagi biar semangat.
Sepanjang membuat kericuhan di dapur, mataku bolak balik melirik jam dinding yang berjalan sangat cepat.
07:10
Bagus. Si Ibu Tiri pasti ngomel nih.
Setelah semua selesai dalam waktu singkat. Aku langsung berjalan cepat menuju kamar pemilik apartemen yang sudah dua minggu ini ku tempati. Siapa lagi kalau bukan Tuan Besar Devan. Si lelaki tampan, dingin dan kejam seperti Ibu Tiri. Kenapa aku bilang begitu? Nanti lihat saja sendiri bagaimana kelakuan dia yang sebenarnya.
Sekarang aku harus membangunkan lelaki kebo itu. Yeah, dia sangat kebo kalau tidur. Tidur dia sudah seperti orang yang mati. Diam tak bergerak. Butuh kerja keras untuk bangunin Devan setiap paginya. Kerjaan yang bahkan jauh lebih sulit dibandingkan pekerjaan rumah yang aku lakukan.
Aku membuka kamar dengan kencang, sengaja biar dia bangun –walaupun ga guna karena dia tetap tidur dengan pulasnya. Aku membuka tirai jendelanya lebar-lebar agar sinar matahari masuk ke dalam kamarnya yang tadinya gelap gulita. Kalau orang normal pasti langsung bangun begitu merasakan sinar matahari yang menyilaukan tapi tidak dengan Devan. Dia masih belum menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
![](https://img.wattpad.com/cover/12842677-288-k446237.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[4] My Lady [SUDAH DITERBITKAN]
Roman d'amour[CERITA SUDAH TERSEDIA DALAM BENTUK BUKU SEHINGGA SEBAGIAN BESAR BAB SUDAH DIHAPUS] Altair Julio Devan, lelaki yang nyaris sempurna, di usianya yang sudah menginjak 25 tahun belum pernah sekalipun merasakan cinta. Selama ini dia selalu berprinsip ti...