32. Serpihan takdir

299 24 2
                                    

Ternyata kau bukanlah menjadi tokoh utama dalam kehidupanku nanti.
Dan percayalah, kau terlalu baik untukku
-"-

Setibanya di rumah sakit tepatnya di ruang UGD ternyata telah datang semua sahabat-sahabat Nada bersama suami mereka.

"Mana Ariani?"tanya Nada cemas. Saking cemasnya kakinya terkilir.

Widya yang berdiri di hadapan Nada segera membantunya bangkit dari keterjatuhannya itu.

"Hati-hati, Nad."ucap Widya.

"Ariani udah masuk, Nad."kata Habib. Nada langsung mendekati ruang UGD yang tertutup rapat.

Awalnya Nada ingin melihat Ariani, tapi sayang pintu itu memang terbuat dari kaca namun kaca itu terbuat dari kaca buram.

Tiba-tiba air mata Nada menetes dengan perlahan. Tatapannya kosong. Wajahnya pun begitu pucat. Entah apa yang telah terjadi pada dirinya.

"Kamu kenapa?"tanya April sambil memutar balikan badan Nada. Namun Nada malah menundukkan kepalanya dan duduk di kursi kosong.

"Ariani gak akan apa-apa, kan?"tanya Nada.

Deria, Widya, dan Salsa segera menghampiri Nada.

"Insyaallah gak akan, Nad."jawab Yuda yang sedang berdiri di samping April.

"Ariani itu kenapa, sih? Ko tiba-tiba di rumah sakit?"

"Katanya jatuh di rumahnya waktu lagi beres-beres."jawab Salsa sambil mengelus pundak Nada.

"Emang Naufal kemana? Gak bener banget jadi suami. Harusnya dia kan jaga Ariani!"ketus Nada yang membuat semua terkejut.

Naufal yang sedang duduk terpuruk langsung bangkit. Wajahnya mulai menampilkan rasa marah dan menghampiri segerombolan perempuan yaitu Nada dan sahabat-sahabatnya.

"Kamu ngomong apa tadi, Nad? Siapa yang gak becus jadi suami?"tanya Naufal dengan wajah datar dan pertanyaannya itu terkesan tegas.

Nada yang sebelumnya sedang mengusap-usap keningnya karena pusing langsung menoleh ke arah Naufal.

"Siapa, Nad?"tanya Naufal mengulang. Suaranya mulai meninggi hingga membuat Nada terkejut.

Sahabat-sahabat Nada saling menatap begitupun dengan suami-suaminya.

"Kamu."ucap Nada begitu singkat.

Naufal langsung menatap Nada dan membentak Nada. "Semua ini adalah celaka! Allah yang sudah mengatur tapi kenapa kamu menyalahkan aku?!"

Nada tetap terdiam namun matanya terpejam. Sedikitpun ia tak menggerakkan tubuhnya itu. Namun getaran dalam tangannya tetap ia rasakan.

"Kalo kamu jaga baik istri kamu. Gak akan terjadi semua ini!"ucap Nada lirih. Ia berusaha suaranya lebih rendah dari Naufal karena ia tahu bahwa suara wanita termasuk aurat juga.

"Kamu jangan nyalahin aku gitu dong, Nad!"bentak Naufal lagi. Suaranya begitu kencang hingga membuatnya sontak terkejut.

Nada langsung mengigit bibir bawahnya dan menatap Naufal dengan begitu tajam.

Fallih, Habib, dan Yuda segera mendorong Naufal untuk jauh dari hadapan Nada dan menyuruhnya untuk duduk. Sepertinya amarah Naufal sudah tak bisa dikendalikan lagi.
"Istighfar, Fal!"seru Habib.

"Maaf, Nad."ucap Naufal setelah mengucapkan kalimat istighfar sambil mengacak-acak rambutnya.

Nada tetap terdiam dan berdiri. Wajahnya mulai ramai oleh air mata.

Sahabat-sahabat Nada langsung membantu Nada untuk duduk. Badan Nada terasa begitu lemas.

"Maafkan Naufal, Nad. Dia sedang emosi."ujar Deria sambil menenangkan Nada.

Sahabat SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang