29. Bertemu Dengannya

303 24 1
                                    

Perbanyaklah berdzikir mengingat Allah karena itu adalah obat!
Hindarilah mengingat manusia karena itu penyakit
(Umar Bin Khatab)
-"-

Group Bisnis yang terdiri dari Nada dan sahabat-sahabatnya dan pasangan masing-masingnya. Manaf pun terdapat disana karena tempat untuk dibangun bisnis itu merupakan milik Manaf.

Ariani: Kapan lanjut ngomongin bisnis?

Widya: Iya kapan nih? Mumpung aku ada waktu luang

Deria: Waktu luang? Emg kmu sibuk apaan? So' sibuk!

Widya: Enak aja. Gini" juga aku sibuk

Deria: Sibuk apa?

Widya: Ngurusin suamilah

Naufal: Knp jdi ribut gini? Kita kan mau ngomongin bisnis.

Widya: Hihi :D

Habib: Mau ngomonginnya dmn? Restoran lagi?

Hasan: Bebas

Naufal: Fallih mana Fallih?

Fallih: Ada disini

Yuda: Jgn mesra"an mulu

Fallih: Apaan sih? Sirik aja!

Yuda: Di restoran lagi?

Salsa: Iya dimana nih?

Syihab: Jgn di restoran lagi. Di rumah aku aja

April: Kenapa?

Syihab: Umi aku lagi sakit

Hasan: Ehh rumah kamu tuh deket rumah Nada kan?

April: Ehh iya Nada kmn? Tumben blm gabung

Ariani: Tidur kali :v

Disaat yang lain sedang sibuk membicarakan bisnis Nada yang sedang di rumahnya memang benar sedang tidur. Padahal terik matahari sudah terbit. Jam pun sudah menunjukkan pukul 10.00 pagi.

Nada sering bangun siang jika tamu bulanan datang karena pastinya dia tidak akan shalat subuh. Jika biasanya pukul 3 atau 4 subuh Nada sudah bangun tapi sekarang Nada masih tidur.

Ariani: Tuh kan bener gak dibales. Berarti tidur

Salsa: Jam segini belum bangun. Ya Allah

April: Ya udh di rmh Manaf aja.

Manaf: Aku tunggu, ya. :)

Fallih: Okey, Naf. Kita caw udh dzuhur

Nada pun terbangun dengan dering BBM yang begitu bising karena banyak pesan yang masuk. Padahal Nada sedang mengalami alam mimpi yang indah. Namun untung saja hari ini adalah hari terakhir Nada berhalangan jadi dia bisa bangun tidak terlalu siang.

Nada berdecak sambil mengisik-gisikan matanya lalu meraih handphone yang ada di meja belajarnya.

"Ohh udah mulai ngomingin bisnis lagi, ya?"gumam Nada setelah membaca deretan pesan di group BBMnya.

Nada: Jadi gmn?

Naufal: Gmn apanya?

Nada: Ngomongin bisnisnya kpn dan dmn?

Fallih: Udh di fix in di rmh Manaf kan? Emg kmu gak baca, Nad?

Nada: Oh gitu, ya? Maaf efek bgn tdur pdhl tdi aku udh baca hehe

Habib: Makannya bangun. Buka mata lebar" jgn tidur mulu!

Nada: Berisik bgt!

Manaf: Nad?

Nada: Iya, Naf ada apa?

Tak ada balasan dari Manaf. Nada mengerutkan dahinya.

"Ehh, tadi aku mimpi apaan? Kenapa Manaf ada di mimpiku?"kaget Nada.

Nada terkejut karena baru kali ini Manaf berkunjung di mimpinya.

Nada memimpikan Manaf yang tiba-tiba menghampirinya saat ia sedang duduk sambil membaca buku di sebuah taman.

Manaf menggenggam tangan Nada lalu memeluknya. Nada pun membalas pelukan itu. Terlihat wajah Nada yang begitu sumringah ketika mendapat pelukan dari Syihab.

"Mimpi macam apa? Iihh geli! Padahal aku sama Manaf belum muhrim. Deket juga nggak!"geram Nada. "Apa artinya mimpi ini?"

Nada tidak terlalu memikirkan tentang mimpi itu. Ia tidak ambil pusing. Dengan segera ia keluar kamar lalu pergi ke kamar mandi dan membersihkan diri.

Hari ini di rumah Nada begitu sepi karena Ayahnya yang bekerja dan mungkin juga Ibunya pun sedang bekerja.
~~~

Waktu dzuhur telah tiba. Nada bersiap-siap untuk ke rumah Manaf. Rumah Manaf tidak terlalu jauh dari rumah Nada. Hanya butuh waktu tiga puluh menit untuk mencapai ke rumah Manaf.

Saat di perjalanan Nada ingin membeli sesuatu. Ia mampir ke minimarket terdekat. Cuaca saat ini cukup panas jadi Nada memutuskan untuk membeli minuman.

"Nada?" ucap seorang lelaki saat Nada akan membayar minuman itu.

"Manaf, ya?" jawab Nada sambil tersenyum. Manaf hanya mengangguk.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk berbincang di luar minimarket sambil menikmati jajanan yang telah mereka beli.

"Kita mau ke rumah kamu lho. Tapi ko kamunya malah diluar?" tanya Nada membuka pembicaraan.

"Aku cuma pengen beli cemilan ko. Lagian buat kalian juga." jawab Manaf terkekeh. Nada hanya tersenyum tipis.

Setelah cukup lama berbincang akhirnya mereka berdua pun memutuskan untuk pergi ke rumah Manaf. Nada dengan motornya begitu pun Manaf.

"Oh jadi kalian janjian diluar? Hhmm?" tanya Fallih sambil menggoda Nada dan Manaf.

"Waahh, diam-diam punya hubungan nih?"kata Naufal ikut berbicara. Nada dan Manaf hanya menggeleng-geleng.

"Duh ponakan aku udah pada gede aja, ya?" kata Nada saat melihat ketiga anak kembar April dan Yuda.

"Cepet nyusul makannya. Udah keliatan pengen punya anak aja kayaknya." sahut April.

"Gak semudah itu lah, Pril."ujar Nada.

Perbincangan bisnis pun dimulai. Mereka memutuskan untuk membangun bisnis cafe di dekat tempat perkuliahan karena pastinya akan banyak orang yang datang kesana.

Semua perlengkapan akan disiapkan oleh Manaf karena dia adalah seorang pengusaha properti yang sukses jadi untuk urusan bisnis seperti ini Manaf bisa mengendalikan.

"Pada udah bahas bisnisnya, nih?" sahut seorang wanita yaitu Ibu dari Manaf. Kemudian Ibu Manaf duduk di samping Nada.

Nada langsung mencium tangan Ibu Manaf sedangkan wanita itu malah memandang Nada cukup lama sambil tersenyum.

"Ibu Manaf liatin Nadanya gitu banget, ya?" tanya Widya pada Deria sambil berbisik.

Deria pun malah memperhatikan kedua wanita itu. "Ada kesan nih kayaknya Ibu Manaf ke Nada."

"Bu?" Manaf menepuk bahu Ibunya pelan hingga membuat terkejut.

Ibu Manaf langsung mengangguk dan menggenggam tangan Nada. Sedangkan Nada hanya meringis dan bingung.

Sahabat SurgakuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang