Blood

5.1K 741 42
                                    

Yoona duduk dengan tenang di ruang tamu apartemen Taeyong. Tapi matanya menatap tajam pada adik sepupunya itu.

Sementara Taeyong hanya diam. Tubuhnya bersandar malas pada sofa. Pikirannya melayang. Tertuju pada gadis di kamar tamunya. Ia merasa kesal pada dirinya sendiri. Bagaimana ia bisa hilang kendali?

"Kapan terakhir kali kau minum tablet darahmu, Tae?" tanya Yoona dengan nada serius.

Taeyong terlempar dari lamunannya. Ia nampak ragu untuk menjawab. Ia melirik Yoona yang masih memelototinya. Nampaknya ia harus jujur kalau tidak ingin noona nya mengamuk.

"Seminggu yang lalu."

"Apa? Kau bodoh." Yoona tergelak kaget mendengar jawaban Taeyong. Yang ia tahu tablet darah hanya bisa menahan blood lust selama 23-25 jam. Dan darah segar dalam kisaran 48-72 jam saja.

"Tapi aku tidak haus noona." Taeyong berusaha membela diri. "Aku meminum darah strawberry girl seminggu yang lalu. Baru tadi saja aku merasakan blood lust."

Yoona bangkit dari duduknya. Ia mondar-mandir sambil berfikir keras. "Bagaimana bisa. Darah segar pun hanya bisa menahan blood lust mu maksimal hanya 3 hari, Tae. Ini mustahil."

"Aku tidak tahu noona." Taeyong mengacak rambutnya sebelum meminum kopi yang ia buat. Meski darah adalah makanan utama vampir, tidak berarti ia melewatkan nikmatnya makanan manusia.

"Huhh. Kalau analisa seperti ini, Jaejoong oppa lebih tahu."

"Ada apa?" tanya Jaejoong yang tiba-tiba duduk di samping Taeyong. Ia sudah akan mencomot cupcake di meja sebelum ia terhenti. Ia mencium sekitarnya sebelum pandangannya berakhir pada Taeyong.

"Bisa kau jelaskan kenapa ada manusia di apartemen mu, Tae? Dan kau habis minum ya? Tubuhmu bau strawberry."

Hening sejenak. Jaejoong sudah menggigit cupcake nya. Ia kembali menatap Taeyong lekat-lekat.

"Ini gadis yang sama dengan yang waktu itu. Benar kan Tae?"
©

"Seminggu?" tanya Jaejoong tak percaya. "Aku harus mengecek darah gadis itu dulu."

"Biar aku yang ambil sampel darah Jisoo. Aku tidak percaya padamu," kata Yoona dengan nada menuduh.

"Hei, hei, ada apa dengan kalian?" tanya Jaejoong bingung.

"Adikmu itu meminum darah Jisoo saat dia sedang sakit. Dia hampir mati, oppa."

Jaejoong berubah serius. Ia meletakkan cupcake yang hampir ia makan. "Sakit? Apa gejalanya?"

Yoona tersenyum melihat oppa nya itu sudah dalam mode dokternya. "Nah, detak jantungnya melemah saat aku menutup lukanya."

Lirikan maut dilempar ke Taeyong yang masih menundukkan kepalanya.

"Noona, berhenti dengan death glare mu itu," keluh Taeyong.

"Terserah padaku bocah. Kau-"

"Yoona," tegur Jaejoong. Adiknya satu ini mudah sekali diprovokasi.

"Ahh, iya. Suhu badannya menurun, sekitar 30 derajat atau kurang. Aku tidak tahu pasti. Nafasnya sedikit tersengal. Tunggu." Yoona buru-buru melempar bantal duduk ke arah Taeyong. "Dimana kau menggigitnya minggu lalu?"

Taeyong menatap bingung pada noonanya. Ia tidak mengerti apa pentingnya pertanyaan itu. "Kanan."

"Hari ini di bagian kiri. Ada luka memar bekas taring di bagian kanan lehernya. Apa itu mungkin bekas gigitan minggu lalu?"

Jaejoong terdiam. Otaknya mulai memproses informasi dari Yoona. Gejala suhu tubuh menurun dan nafas yang tersengal terdengar seperti gejala flu biasa. Tapi bekas gigitan vampir akan hilang dalam jangka waktu beberapa jam saja. Tunggu.

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang