Ceremony

4K 632 30
                                    

©redkimchichu
I'm loyalist of Chichu Stan
TaeSoo is a must 😝

🐔🐔🐔🐔🐔🐔🐔




Jaejoong mondar mandir di ruang tamu. Sesekali ia terdiam lalu mengumpat. Kembali lagi dengan kegiatan mondar mandirnya yang hampir setengah jam ia lakukan.

Jiyeon yang melihatnya hanya mendiamkan matenya. Ia sibuk dengan majalah fashion RV keluaran terbaru.

"Kenapa dia?" tanya Taeyeon yang baru turun dari lantai dua.

"Otaknya sedang bergeser," jawab Jiyeon dengan asal.

Taeyeon terkekeh sebelum menelan tablet darahnya. Ia menyambar majalah yang tersisa di meja. "Malam ini siapa saja yang datang ke upacara itu?"

Jaejoong yang mendengar pertanyaan Taeyeon langsung berhenti dan mendudukkan tubuhnya ke kursi terdekat. "Tolong kau antar Yuta, Johnny, Taeil, Jaehyun dan Doyoung ke Dewan Vampir. Aku ada urusan."

Taeyeon menatap kakak klannya itu dengan bingung. "Kenapa aku?"

"Kau bisa kan mengatur mereka. Kalau Yoona, mereka akan semakin tidak karuan."

Taeyeon mencibir. Keningnya tiba-tiba berkerut. "Tunggu, kenapa Taeyong tidak ikut? Bukannya ia harusnya ikut?"

Jaejoong dan Jiyeon saling menatap sebelum Jiyeon angkat bicara. "Kami akan mengajaknya pergi malam ini. Ada urusan."

Brak

Ketiganya kaget saat pintu depan terbuka kasar. Yuta masuk dengan dipapah Doyoung. Tubuh vampir itu terluka di beberapa tempat. Darah merah gelap terlihat mengucur dari luka di kepalanya.

"Apa yang terjadi?" tanya Jaejoong. Ia segera mengambil alih tugas Doyoung. Dengan cepat ia baringkan tubuh Yuta ke sofa. Jiyeon langsung mendekat dan mulai mengobati luka Yuta.

"Kami tiba-tiba diserang mudblood di taman kota. Sepertinya mereka baru mau meminum darah vampir klan Lunate," jelas Johnny yang menyusul masuk sambil memapah vampir klan Lunate yang dimaksud.

"Maaf merepotkan," kata Jungkook dengan senyum tak enaknya. Bahunya nampak dibanjiri darah.

Taeyeon segera mengobati luka itu. "Apa kau sempat digigit?"

Jungkook mengangguk ragu. "Aku sedang bloodlust saat mereka menyerang."

Taeyeon mengangguk mengerti. Bloodlust bisa menghalangi vampir melawan mudblood. Tubuh vampir melemah saat bloodlust.

"Kenapa penyerangan semakin meningkat setiap hari. Sebenarnya berapa jumlah mudblood itu? Apa yang sebenarnya terjadi," bisik Jaejoong. Ia mengacak rambutnya dengan frustasi. Sebelum bergegas ke ruang kerjanya.

"Changmin, Yunho, kalian harus pulang sekarang," kata Jaejoong begitu teleponnya tersambung.

"Kenapa Jae, apa ada yang penting? "

"Aku yakin tak lama lagi Dewan Vampir akan mengadakan rapat soal penyerangan mudblood ini."

"Aku mengerti."

"Aku tidak butuh pengertianmu. Cepat pulang. "

"Apa kau belum diberi jatah oleh Jiyeon? Kau seperti orang PMS. "

"Cih. Diam kau."
©



"Jadi apa rencananya?" tanya Seungri.

"Hmm." Dara menopang dagunya. Tatapannya terfokus pada ruangan dimana adiknya berada di dalamnya. Demi kebaikan semuanya, Jisoo dibiarkan tidur sampai upacara dimulai.

"Hahh. Cukup simpel. Kami hanya akan mengurung dua bocah itu di kamar itu. Biar insting saja yang meneruskan," sahut Jiyong.

Plak

Dara memukul kepala matenya dengan kesal. Matenya selalu sempat bercanda saat genting seperti ini.

Seungri tampak terdiam sejenak. Otaknya berputar membuat berbagai kalkulasi. "Kita butuh vampir klan untuk menahan segel ruangan itu. Pembukaan segel Aria dan Guardian di ruangan yang sama bisa menghancurkan ruangan itu."

Jiyong menaikkan alisnya tak percaya. Tangannya masih sibuk mengelus kepalanya yang dipukul Dara. "Termasuk Black room itu?"

"Ya."

"Aku masih tak mengerti kenapa harus ada Aria," oceh Jiyong.

Dara meliriknya sebentar sebelum memukul lengannya. "Aria itu penyeimbang. Vampir murni itu ada karena Aria. Dulu hampir semua vampir hanya berdarah half. Sejak Aria ada, klan vampir murni mulai terbentuk."

Jiyong mengangguk. Kemudian ia menatap Dara lekat-lekat. "Kau kenapa sih? Daritadi memukulku terus."

Dara hanya melotot dan pergi tanpa menjawab. Jiyong semakin bingung. Sementara Seungri tertawa keras diikuti Daesung yang kebetulan mendengarnya.

"Kau peka sedikit bisa kan, Yong," sindir Seungri.

"Apa? Aku bingung. Wanita sulit sekali dimengerti," keluh Jiyong. Daesung malah menepok kepala Jiyong dengan gemas. Yang ditepok hanya mengumpat tanpa suara.

"Seharusnya kau tenangkan Dara. Dia itu sedang stress memikirkan adiknya. Apa yang akan terjadi pada adiknya. Kau harusnya meyakinkan dia kalau semua baik-baik saja," jelas Daesung dengan wajah mengejek.

"Aku heran. Kau bertahun-tahun menjadi matenya tapi tetap tidak bisa membaca hati Dara. Kau itu bodoh ya?" sindir Seungri dengan kekehannya.

"Diam kau."

Dan bantal melayang mengenai muka Seungri juga Daesung.
©

Taeyong gugup. Ia memandang pintu di depannya dengan ragu. Ia melirik Jaejoong yang hanya melotot padanya. Ia heran. Kenapa dari tadi hyungnya itu marah-marah terus.

"Masuk sana!" titah Jaejoong.

Tapi Taeyong tak bergerak sedikit pun. "Aku harus apa di dalam hyung?"

Jaejoong mengumpat pelan sebelum berbisik pada adiknya itu. "Kau hanya perlu di dalam selama bulan sabit sempurna berlangsung. Ikuti saja instingmu."

Taeyong mengangguk ragu. Ia melirik Dara yang sejak tadi memperhatikan nya terus. Dara yang sadar kalau Taeyong melihatnya segera mendekat.

"Aku tidak tahu mana yang lebih dulu akan terjadi. Kalian menjadi mate atau segel itu terbuka. Tidak ada buku panduan untuk ini. Jadi apapun yang terjadi, jangan menolak adikku."

Taeyong membuang muka mendengar pesan Dara. Ia tahu sejak awal jika Jisoo sangat menarik baginya. Ia hanya tidak tahu kalau ikatan itu lebih dalam. Ia tidak tahu kalau Jisoo itu mate nya. Hanya vampir bodoh yang menolak Jisoo menjadi mate.

Taeyong belum sempat membalas saat tubuhnya sudah didorong masuk je dalam Black Room nya klan Vigour.

Brak

Klek

Taeyong masih berdiri kaku di dekat pintu yang sudah terkunci. Ia bisa merasakan ruangan sudah disegel dari luar. Ia yakin sekuat apapun, ia tak akan bisa keluar dari ruangan ini.

Aroma strawberry begitu kuat di ruangan ini. Taeyong sangat menyukai aroma ini. Khas Jisoo. Hanya Jisoo yang memiliki aroma semanis ini.

"Jisoo," bisik Taeyong saat melihat sosok Jisoo terbaring di tempat tidur.

Damn

Sepertinya ruangan ini memang khusus untuk melakukan prosesi mating. Hal itu membuat Taeyong gugup. Ia tidak pernah melakukan itu. Ia tidak pernah tertarik pada wanita lain baik vampir maupun manusia. Hatinya seolah sudah terikat sehingga sulit menerima yang lain.

Dan ia tahu ia sudah menemukannya.

Jisoo itu miliknya
©

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang