Mistake

4.3K 650 18
                                    

Jennie mondar mandir di ruang tamu Jisoo dengan gelisah. Vampir itu sudah meletakkan tubuh Jisoo yang pingsan di atas sofa lain yang masih utuh. Keadaan apartemen masih berantakan. Ia tahu ia tidak bisa membereskan semua nya sendirian. Ia menggaruk kepalanya. Ia tahu mulut embernya akan membawa masalah untuknya. Ia salah. Ia kira Jisoo itu vampir karena aroma nya mirip vampir klan Serenity. Tapi setelah memastikannya lagi, ia tahu kalau Jisoo itu manusia. Tentang darah vampir di tubuh Jisoo, ia tidak tahu darimana.

"Apa yang kau lakukan, Jennie? "

Jennie memutar tubuhnya dengan cepat ke arah datangnya suara. Jendela. Ia mendengus kecil.

"Yak oppa. Lama sekali," keluh Jennie.

Mino menggerutu pelan. "Sudah untung aku datang, cerewet sekali kamu."

Jennie hanya terkekeh. Tangannya terangkat untuk menyapa dua vampir yang datang di belakang Mino. "Hai Jaewon oppa,  Jinwo oppa."

Jaewon dan Jinwo hanya balas melambai malas. Jaewon dengan sigap membereskan dapur yang berantakan dengan sihirnya. Mino yang hanya warior pun ikut membereskan abu dan sofa yang berceceran agar Jaewon lebih cepat membereskannya.

Ada tiga tipe kekuatan vampir pureblood yang tidak dimiliki vampir halfblood. Healing, menyembuhkan luka kecil sampai sedang. Magic, bisa mengembalikan sesuatu dan keadaan yang rusak dan hancur dengan sihir. Sihir ini bisa juga digunakan untuk investigasi, penghilangan jejak,  dan menemukan vampir atau orang yang hilang. Warior, tipe kuat yang kedudukan utamanya sebagai petarung. Mereka digaris depan peperangan. Bisa mengendalikan beberapa elemen dasar.

"Seharusnya kita tidak disini," bisik Jinwo yang ternyata belum bergerak dari posisinya di dekat jendela. Wajahnya terlihat mematung. Matanya terfokus pada sosok yang tertidur di sofa.

"Kenapa? " tanya Mino dan Jennie bersamaan.

Jinwo terlihat gemetar. Tangannya dengan lambat meraih hp di saku celananya.

"Kita harus menghapus ingatannya," bisik Jinwo pelan. Tangannya sudah sibuk menekan hp nya.

"Halo, Dara-noona. Bisa kau kesini? Ya,  aku akan mengirim lokasinya."

"Oppa, kenapa kau menyuruh eonni kesini. Aku bisa habis dimarahi," seru Jennie. Wajahnya memberengut kesal pada Jinwo.

Jaewon melirik Jinwo yang masih tak bergerak dari tempatnya. "Kau kenapa, hyung?"

Jinwo menoleh pada Jaewon. "Dia seharusnya tidak tahu tentang kita. Dia tidak boleh tahu tentang kita."

"Kenapa?" tanya Jennie, Mino, dan Jaewon bersamaan.

"Karena dia Jisoo."

"Jisoo siapa?" tanya Jennie dan Mino bingung.

Sementara Jaewon mengernyitkan keningnya. Bingung. Sepertinya ia pernah mendengar nama itu.

"Ulah apa lagi yang kalian lakukan?" kata Dara yang muncul tiba-tiba di belakang Jinwo.

"Eonni!"

"Noona."
©

Dara yang kebetulan ada di Seoul langsung pergi ke tempat yang dimaksud Jinwo.

"Kau tunggu disini saja," kata Dara pada mate nya. Tangannya sudah meraih tas kecil yang tergeletak di dasbor mobil.

"Jangan lama-lama," kata Jiyong.

Dara hanya melambaikan tangannya tanpa menanggapi ucapan Jiyong.

"Apa lagi ulah mereka," omel Dara sambil berjalan cepat menuju apartemen di lantai 2 paling ujung. Jendela terbuka lebar, ia segera masuk dari sana.

"Ulah apa lagi yang kalian lakukan?" kata Dara begitu melihat adik-adiknya.

Jennie langsung bersembunyi di punggung Mino. "Eonni, jangan hukum aku."

"Aku tidak tahu apa-apa,  noona," kata Mino seraya menghindar dari Jennie.

Jaewon hanya tertawa kecil. Ia segera duduk di kursi dekat meja makan. Melihat sekitarnya dengan tertarik. Matanya langsung tertuju pada foto yang tertempel di kulkas. Dua orang wanita yang saling berpelukan menghadap kamera. Jaewon terus menatap sosok berambut gelap. 'Wajahnya terlihat familiar.'

"Ada apa sebenarnya ini?" tanya Dara penasaran. Mata tajamnya menatap Jennie lekat-lekat.

"Aku sedang jalan-jalan, eonni. Tiba-tiba saja aku diserang mudblood. Aku lari ke apartemen ini karena aku kira ini rumah salah satu vampir klan Serenity. Siapa tahu dia bisa membantuku. Aku belum minum tablet darahku."

Hening. Semua masih menunggu cerita Jennie. Vampir cantik itu semakin gugup.

"Sebelum aku sempat meminum tabletku,  mudblood itu menendangnya. Dia menggigitku. Lalu wanita itu menolongku. Yah, mengalihkan perhatian mudblood dariku hingga aku sempat meminum tabletku."

"Lalu? "

"Mudblood itu mati di tanganku. Dan wanita itu justru pingsan saat aku bilang kalau aku vampir."

"Dimana wanita itu?" tanya Dara. Ia harus menghapus ingatan wanita itu agar semuanya aman.

"Tuh di sofa," sahut Jennie sambil menunjuk sosok Jisoo yang tergeletak di sofa.

Saat Mino berpindah posisi,  barulah Dara bisa melihatnya. Langkahnya mendekati Jisoo langsung terhenti saat menangkap wajah wanita yang terbaring di sofa.

Wajah Dara langsung memucat. Matanya melebar. Rasa kaget dan tak percaya menghiasi wajahnya.

"Tidak mungkin. Aku sudah menyembunyikannya jauh dari sini. Kenapa Jisoo ada disini," gumam Dara dengan nada tertekan.

"Noona kenapa? Ekspresimu sama seperti Jinwo saat melihat wanita ini," kata Mino heran.

"Ya Tuhan," bisik Dara sebelum terduduk di lantai. Matanya masih fokus pada wajah Jisoo. "Aku sudah menempatkannya jauh dari Seoul. Kenapa dia ada disini?"

"Noona,  kau harus menghapus ingatannya," sahut Jinwo.

"Tidak bisa, Jinwo. Tidak bisa. Ada darah vampir di dalam tubuhnya. Aku bisa menciumnya dari sini. Darah pureblood klan Serenity, dan itu cukup untuk membuka segelnya," bisik Dara dengan suara parau. "Apa yang harus ku lakukan? "

"Siapa kalian?"

Keempat pasang mata vampir itu langsung menatap lurus ke wanita yang tadi pingsan. Jisoo sudan terbangun. Wajahnya bingung melihat orang tak dikenal di apartemennya.

"Jisoo!"

"Eh? Darimana kalian tahu namaku? "

©

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang