Joke

3.9K 606 51
                                    

Jisoo berusaha melepas pelukan erat Taeyong. Teman baru yang menolongnya saat sakit waktu itu tak bergeming sama sekali. Ia heran. Badan pria itu terlihat biasa saja tapi di bawah tangannya, ia yakin badan pria itu keras. Buktinya ia tidak bisa menggerakkan pria itu sama sekali.

"Persetan. Aku butuh darahnya."

Jisoo jadi merinding. Ada apa ini sebenarnya. Siapa pria bersuara aneh dan menakutkan itu? Apa maksudnya dengan membutuhkan darahnya?

Apa dia vampir?

Jisoo ingin tertawa. Vampir itu tak ada kan? Ini pasti lelucon. Vampir hanya ada dalam cerita. Mereka itu tak nyata.

"Taeyong?" bisik Jisoo. Ia masih berusaha melepaskan dirinya dari kungkungan badan Taeyong.

"Biarkan seperti ini dulu, Jisoo. Aku tidak ingin kau melihat makhluk itu," bisik Taeyong tepat di telinga Jisoo.

Makhluk? Kening Jisoo berkerut. Apa maksud perkataan Taeyong yang aneh itu?

Belum sempat menanggapi bisikan Taeyong, ia harus menahan pekikannya. Badannya terangkat dari tanah. Karena takut, secara reflek ia memeluk Taeyong erat-erat. Tangannya memeluk erat leher pria itu. Tubuhnya terasa berjalan mundur.

"Taeyong!" pekik Jisoo ketakutan saat matanya menangkap pemandangan tangan keriput terjulur ke samping wajahnya. Kuku panjang tangan itu hampir mencakar sisi kanan wajahnya.

"Shit."

Taeyong mengumpat pelan. Dengan kesal ia menendang tubuh vampir mudblood yang hampir melukai Jisoo. Ia kira ia bisa menyerangnya lebih dulu. Ternyata keberadaan Jisoo dalam pelukannya membuat vampir itu justru semakin gila. Vampir itu ingin melukai Jisoo.

Dengan bertubi-tubi, Taeyong menendang vampir itu sampai tubuhnya menghantam pohon. Ia melepas paksa pelukannya pada Jisoo.  Meletakkan tubuh gadis itu dengan lembut ke tanah.

"Tutup matamu dan jangan bergerak."

Taeyong langsung mengeluarkan belati kecil dari kantong celananya. Ia langsung menghujam jantung vampir itu tanpa ampun. Memelintir pisau itu sedikit sampai vampir itu hancur menjadi abu. Saat ia menoleh, hatinya langsung mencelos.

Jisoo tak mengindahkan pesan Taeyong. Ia justru berbalik memperhatikan apa yang dilakukan Taeyong. Ia membelalakkan matanya lebar-lebar saat melihat Taeyong menghujam makhluk bertangan keriput tadi. Ia tidak bisa bergerak ataupun mengalihkan pandangan. Ia hanya bisa terpana melihat bagaimana makhluk itu berubah menjadi abu. Ketakutan tersirat di wajahnya.

"Kau baik-baik saja?" bisik Taeyong sambil berjongkok di depan Jisoo yang duduk bersimpuh di tanah.

Jisoo menatap Taeyong lama. Sampai Taeyong khawatir.

"Tadi itu apa? Dan kau itu apa?" tanya Jisoo.

Taeyong menghembuskan nafas pendek. "Kalau aku bilang aku dan makhluk itu vampir, apa kau akan percaya?"

Uh

Hah?

Vampir?
©

Di sinilah mereka berada. Taeyong mengantar Jisoo pulang. Karena Jisoo penasaran, ia memaksa Taeyong ikut masuk ke dalam apartemennya. Meski tidak percaya, tapi ia ngin mendengar cerita Taeyong.

Taeyong dan Jisoo duduk berhadapan di meja makan Jisoo. Di depan keduanya ada cangkir teh dan seteko teh yang masih mengebul asapnya.

"Emm aku tak tahu kau minum teh apa tidak. Jadi terserah kau saja," kata Jisoo bingung.

Taeyong tersenyum kecil sebelum meminum teh di cangkirnya sampai habis sekali minum.

Jisoo melotot melihatnya. Cangkir teh yang akan ia minum hanya sampai di bibirnya. "Kau tidak kepanasan?"

MINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang