Dengan langkah yang cepat serta kesal, Serena mencari Gerald kemana - mana. Serena mengkhawatirkan Gerald karena tidak dapat menemukan Gerald dimana pun.
"Eh Dion, lo liat Gerald gak? Kok deretadi gue cari gak ada ya?" tanya Serena.
"Dia di UKS" jawab Dion. Serena bergegas menuju ke UKS dengan terburu - buru. Ketika sudah di depan pintu UKS, Serena membukanya secara perlahan agar tidak menganggu. Serena memasuki ruangan dan terlihatlah Gerald sedang berbaring. Serena menatap sekeliling UKS, dan disana hanya ada Gerald. Tidak ada guru yang menjaga disana. 'Gerald sakit apa ya?' batin Serena. Perlahan Serena melangkah mendekati Gerald dan menaruh punggung tangannya diatas kepala Gerald. 'ini sih panas banget, kayanya gue bahkan bisa goreng telor kali diatas kepalanya' batin Serena. Gadis tersebut segera mengisi air di ember dan mengambil lap bersih dan mencelupkan lap kedalam air lalu diperas. Dengan perlahan, Serena membersihkan keringat di sekitar dahi Gerald. Lalu memeras kembali lap tersebut dan menaruhnya diatas dahi Gerald. 'Lha? Kok gue mau sih ngelakuin ini? Ya dia temen gue sih jadi gue lakuin ini. Ya kami hanya teman. Hanya teman! Tapi kalau diliat - diliat Gerald ketika tidur ganteng ya. Eh wait apaan sih? Kok lo jadi gini sih Ren?' batin Serena. Gerald terbangun dan menatap sekeliling.
"Hey Serena, lo ngapain disini?" tanya Gerald seraya memegang dahinya.
"Lo... Barusan ngurusin gue?" tanya Gerald.
"Eh...Eh...itu...itu...karena kita temen dan karena temen jadi gue urusin lo. Kalo lo bukan temen gue, udah gue biarin kali" gagap Serena. Gerald tertawa dan memandang Serena yang menurutnya sangat menyebalkan. Gerald berusaha untuk turun dari tempat tidur yang disediakan pihak sekolah. Dengan sigap, Serena membantunya. Lagi - lagi Serena merasakan debaran yang cepat di hatinya. 'Diamlah! Andai hati bisa diatur' batin Serena lagi. Gerald tersenyum kearah Serena. Kali ini bukan senyuman yang sering dilihatnya, saat ini senyuman Gerald terasa manis baginya.
"Terima kasih, gue udah mendingan. Gue gak mau melewatkan pelajaran Kimia" ujar Gerald yang sudah berdiri di ambang pintu UKS. Serena mengikutinya dari belakang dan mengangguk. 'Kenapa gue baru menyadarinya? Ternyata Gerald ganteng banget kalo diliat dari deket. Senyumannya juga manis banget. Sabar, barusan gue mikir apa? Gue kesambet apa lagi ini' batin Serena dengan kesal.
"Ngapain lo? Kok cemberut mulu deretadi? PMS?" tanya Gerald sambil memandang Serena tepat di depan matanya.
"Gak PMS. Tapi kesel sama Rion" seru Serena berapi - api.
"Kenapa Rion? Tanya Gerald.
"Nih ya...""Eh Rion, yang tadi makasih banyak ya. Lo bantu gue banget" ujar Serena sambil menatap Rion.
"Gue gak bantu lo? Siapa bilang gue bantu lo? Gue cuman mau ngejawab pertanyaan itu karena gampang doank. Udah lo pergi sana. Ganggu orang lagi baca aja" ujar Rion dingin. Serena bergidik ngeri sekaligus kesal dan malu.
"Iya ini gue juga mau pergi. Sorry kalo ganggu, dasar manusia es" sindir Serena seraya berjalan pergi dan mencari Gerald.Gerald tersenyum dan kembali berjalan kali ini bukan di depan Serena, melainkan berdampingan.
"Hey Gerald! You darimana aja sih? Gak tau ya I cariin? Eh... Hai Serena" panggil Lui.
"Hey Lui. Maaf, I habis dari kantin tadi. Diem - diem aja ya" jawab Gerald. Serena langsung memandang Gerald dengan tatapan yang tidak dapat dibaca. 'Kok Gerald bohong sama Lui? Oh iya, Lui suka sama Gerald. Pasti Gerald tidak mau Lui khawatir kepadanya" pikir Serena.
"Gue...duluan ya gak mau ganggu" ujar Serena. Serena berlari menjauhi mereka. Ingin sekali Gerald mengejarnya dan menghentikannya. Namun niatnya dihentikan oleh Lui.
"Biarkanlah. Mungkin dia baru teringat sesuatu dan terburu - buru" begitu kata Lui. Gerald tidak menyadari senyuman sinis yang ditunjukkan Lui.
^ω^
Gerald mondar - mandir mencari Serena dengan wajah panik.
"Lo liat Serena gak?" tanya Gerald kepada teman dekat gadis yang sedang dicarinya itu, Pia.
"Gak, bahkan dia gak ada di kelas selama pelajaran berlangsung" jelas Pia. Gerald langsung beranjak pergi setelah mengucapkan terima kasih. 'Firasat gue kok buruk ya?' batin Gerald. Gerald berlari keluar dari sekolah dan mencarinya di sekitar sekolah. Namun bahkan tidak terlihat batang hidungnya. Gerald mengeluarkan ponsel dan mengetik sesuatu."Ayolah angkat Serena, gue mohon angkat" gumam Gerald.
Nomor yang anda tuju sedang berada di luar jangkauan, cobalah beberapa saat lagi.
Gerald menaruh kembali ponselnya kedalam saku celana. Sampai Gerald melihat sebuah mobil melewatinya. Di dalamnya terlihat muka yang terasa familiar baginya. Tapi mulutnya disumpal sesuatu. Dan cewe itu menangis.
"ITU KAN SERENA" teriak Gerald. Gerald berlari dengan sangat cepat menuju parkiran mobil.
"Lo kenapa? Kok buru - buru? Lo mau cabut? Gue ikut lha" ujar Darren. Gerald tidak menghiraukan Darren yang sudah memasuki mobil milik nya itu. Gerald langsung melajukan mobilnya dengan cepat mengikuti mobil tadi. Mobil yang membawa Serena tadi.
"Karna lo ikut, lo bantu gue selamatin Serena. Ok?" perintah Gerald tanpa memalingkan wajahnya ke arah Darren.
"Serena? Ya gue gak ngerti sih. Tapi kayanya seru. Ok lha gue ikut" jawab Darren sambil tersenyum lebar. Gerald melajukan mobil dengan kecepatan penuh. 'ck, cepet banget itu mobil' batin Gerald kesal. Dan sampai lha mereka disuatu tempat. Gerald memarkirkan mobilnya di tempat yang tersembunyi. Dia bersama dengan Darren turun dari mobil dan memata - matai orang yang menculik Serena. Orang tersebut menyeret Serena untuk masuk ke sebuah gedung yang telah termakan usia. Gerald memberi kode kepada Darren untuk mengikuti orang - orang tersebut."Ger, lo mau ngelawan mereka? Jumlah mereka banyak" ujar Darren.
"Gue punya rencana. Kita tunggu waktu gelap. Mumpung gue bawa baju hitem nanti lo pake tuh baju. Nanti gue hubungin yang lain buat bantu kita" jelas Gerald tanpa memalingkan wajahnya dari orang - orang tersebut.
"Iya cewe itu sudah bersama kami. Bos akan datang besok pagi? Baik - baik. Tenang saja gak ada yang mengikuti kami. Tentu saja akan kami jaga dengan ketat cewe ini. Baiklah" ujar salah satu orang yang menculik Serena. 'Mau mereka apakan Serena?' batin Gerald. Darren memberi kode kepada Gerald untuk bersembunyi karena salah satu orang yang menculik Serena sedang berjalan ke arahnya. Gerald segera bersembunyi dan...Brak!!!
Dia menabrak sesuatu. Salah satu orang yang menculik Serena mendekat ke arah persembunyiannya.
"Stuart! Apa - apaan ini? Kenapa berantakan begini? Apa kata bos besok kalau melihat ini?" teriak seseorang. Orang yang mendekat ke arah Gerald yang ternyata bernama Stuart langsung berbalik dan kembali ke tempat mereka berkumpul. Gerald menghela napas lega dan memberi kode kepada Darren untuk kembali ke mobil. 'Serena, bertahanlah. Gue ada disini kok'.

KAMU SEDANG MEMBACA
Beautiful Pain Is Love
Ficção AdolescenteKisah seorang anak SMA yang memiliki kehidupan biasa - biasa saja. Serena Aurellia selalu bertengkar dengan Gerald Sebastian karena hal konyol yang dilakukan Gerald. Sampai suatu hari, Gerald menyatakan bahwa dia adalah pacar miliknya dan telah menj...