Hide And Seek (6) ; bts gfriend

2.5K 330 20
                                    

Part 5

Die

"Soal teriakan tadi, bukannya itu suara Eunha?" Tanya Jhope yang lalu ditatap oleh semua orang.

"Eunha?! Tidak! TIDAK! ITU TIDAK MUNGKIN!" Sowon jatuh terduduk dan menangis histeris. Dia merasa gagal menjadi leader. Dia tidak bisa menjaga anggotanya dengan baik.

Jin menghampiri dan memeluk untuk menenangkannya. "Jangan menangis, Sojung, jangan menangis."

Sedangkan Yerin dan Taehyung hanya saling menatap. Dalam hati mereka tidak rela kehilangan sosok Eunha yang ceria itu.

Sinbi menangis dalam diam. Dia tidak tahu apa yang dapat dilakukannya jika Eunha tidak ada. Bagaimanapun Eunha adalah sahabat terbaiknya hingga kini.

Brak.

"HUHUHU. AKU TAKUT!"

Sosok yang membanting pintu itu memeluk Yerin yang membatu.

Suasana hening seketika. Mereka semua menatap sosok itu.

"Eunha? IS THAT YOU?!" Yerin melepaskan pelukan Eunha dan menatapnya dengan dalam.

Eunha mengangguk-angguk dan semua menatap Eunha dengan heran. "Kenapa kalian menatapku seperti itu?" Tanya Eunha yang risih ditatap.

"Kau masih hidup?" Jimin membuka suaranya.

Yuju melangkah mendekati Eunha dan menyentuh pipi Eunha. "Ini bukan rohnya yang kesini kan?"

"Aish! Ada apa dengan kalian ini?! Kalian memperlakukanku seakan aku sudah mati. Aku Jung Eunha. Aku bukan hantu!" Eunha menunjuk kakinya. "Lihat. Aku tidak mengambang kan?"

Sowon refleks memeluk Eunha erat hingga tidak bisa bernafas. "Eon-eonni aku tidak bi-bisa bernafas." Ucap Eunha.

"Aku takut. Aku takut kehilangan adikku lagi. Sudah cukup aku kehilangan adikku. Aku tidak mau kejadian itu terulang lagi." Sowon menangis sambil mengingat adiknya yang pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

Eunha adalah 'adik'  yang paling disayang oleh Sowon. Karena Eunha, Sowon melanjutkan hidupnya. Sowon kehilangan sosok adiknya karena kecelakaan itu. Sowon hampir gila jika tidak bertemu Eunha. Dia tidak akan mau melanjutkan hidupnya jika Eunha meninggalkannya.

"Eonni, aku disini, tenanglah. Aku akan tetap bersamamu." Eunha mengusap punggung Sowon.

"Hiks. Hiks. Aku juga mau diperlakukan seperti itu juga." Sinbi menatap iri Sowon dan Eunha.

Yerin langsung menghampiri dan mencium pipi Sinbi. "Jangan cemburu, Sinbi, aku akan lebih menyayangimu. Kau adalah kesayanganku."

Yuju tertunduk sedih melihat keakraban mereka. Jimin yang tidak sengaja melihat itu langsung merangkul Yuju.

"Kau sangat lucu jika cemberut seperti itu." Goda Jimin.

"Ish! Diam kau! Dasar bantet." Yuju memeletkan lidahnya.

"YAAK! AKU BUKAN BANTET!" Protes Jimin.

Tepat pada saat itu, Rapmon datang sambil menggendong seorang yeoja. Dibelakangnya terdapat dua orang namja mengikuti.

Bruk.

Suga berlutut dan menangis. "Ye-yewon. Me-mengapa? Ka-kau ha-harus pergi?"

Rapmon meletakan yeoja itu di depan semua orang. "Yewon telah pergi. Dia pergi dengan sangat tenang. Tapi..." Rapmon memandang Suga. "Dia hampir seperti orang gila."

"Ma-maafkan a-aku. Aku diberi tahu Eunwoo kalau—" Belum sempat Jungkook menyelesaikan ucapannya, Suga sudah menamparnya.

"KENAPA KAU BODOH MEMPERCAYAI UCAPAN EUNWOO?! KENAPA KAU KESANA HAH?! KAU INGIN MEMANG MEMBUNUH UMJI DARI AWAL! AKU TAHU AKAL BUSUKMU ITU!" Suga berteriak frustasi.

Jungkook tidak menjawab ucapan Suga. Dia tahu Suga tidak bisa diajak kompromi saat ini.

"Sudahlah, hyung, jangan seperti ini." Jimin menenangkan.

"Dia jahat, jimin! Dia jahat!" Suga menunjuk-nunjuk Jungkook.

"Hyung..."

"BISAKAH KALIAN DIAM! APA KALIAN TIDAK MALU?! UMJI TIADA! KALIAN MALAH BERTERIAK DAN SALING MENYALAHKAN!" Yuju menatap Umji yang berbaring tenang. "Akhirnya kita akan sampai kepada titik akhir dan akan menyusul Umji dengan cepat. Kita tidak usah saling menyalahkan, lagipula kita akan mengalaminya juga."

"Tidak akan ada yang hidup diantara kita, aku pastikan tidak akan ada. Jika seorang pergi, maka semua harus mengikutinya." Ucap Eunha.

"Lalu kita mau apakan dia?" Tanya Jhope menunjuk Umji.

"Kita letakan disini, jika ada yang menyusul maka kita akan meletakannya disini lagi." Jawab Sinbi.

Semua mengangguk setuju.

Suga berjalan dengan perlahan menuju sebuah meja yang berada di pojok ruangan.

"Suga hyung? Mau kemana?" Tanya Jimin, dia memang paling mengkhawatirkan kondisi Suga saat ini.

Suga tidak menjawab, dia hanya sibuk mencari-cari sesuatu.

Taehyung melihat Suga mengeluarkan sesuatu di meja itu, benda yang tajam dan mengkilat.

"TUNGGU, HYUNG!" Belum sempat Taehyung merebut benda itu, Suga sudah menusukannya ke arah perutnya.

"Selamat tinggal, semuanya." Pamit Suga lalu tergeletak sambil mulutnya mengeluarkan darah yang pekat.

"SUGA HYUNGGG!!!" Jimin berteriak.

Semua hanya terdiam kaget melihat aksi Suga. Mengapa Suga memutuskan bunuh diri? Batin semuanya.

Dan satu hal lagi, bagaimana bisa Suga tahu kalau disitu terdapat sebuah pisau?

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tbc.

Satu persatu mereka semua akan hilang.

Dan kita akan sampai pada satu titik, ketika semua orang pergi, dan baru aku sadar bahwa betapa pentingnya kehadiran mereka.

—N—

.

H

mm...

Vomment jusseyo ❣️

Stories✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang