And Tears ; yuju jimin

3K 313 11
                                    

"Maafkan aku, Yuju, maafkan aku." Jimin menunduk dan menangis di depan Yuju.

"Seulgi—Kang Seulgi." Yuju hanya bisa menggumam nama itu.

Yuju masih tidak percaya dengan apa yang dikatakan Jimin. Jimin mengatakan bahwa Seulgi sedang mengandung anaknya sekarang.

Tidak. Ini tidak mungkin. Batin Yuju.

"Kenapa, Jimin? Kenapa? Bagaimana bisa kau melakukan hal seperti itu?" Tanya Yuju.

Jimin dan Yuju sudah menjalin hubungan selama 7 tahun, dan bulan depan mereka akan menuju altar pernikahan. Tapi kenapa kejadian ini bisa terjadi?

Yuju merasa, Jimin tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu apalagi kepada orang yang bukan miliknya. Dulu Kang Seulgi memang mantan Jimin. Tapi bukankah Seulgi sudah bertunangan dengan Sehun?

Park Jimin yang dulu adalah orang yang playboy. Dia bersaing dengan Jeon Jungkook untuk mempunyai banyak pacar, selingkuhan, mantan.

Tapi sejak ada Yuju masuk ke dalam kehidupannya, Jimin perlahan berubah. Dia bukan lagi pria yang suka menyakiti hati wanita, mempermainkan wanita. Bahkan sekarang dia sangat menghargai seorang wanita apalagi dengan Yuju.

Yuju dulu orang yang tidak dihargai sama sekali. Hidupnya hancur, harga dirinya diinjak-injak, kedua orang tuanya dipenjara. Setiap hari Yuju dibully oleh teman sekelasnya.

Kakaknya, Choi Seungcheol, sampai bunuh diri karena tidak kuat menerima kekejaman di dunia.

Yuju hidup sendirian, kesepian, dan hanya bisa menangis di pinggir jalanan hingga Jimin menghampirinya dan menawarkan makanan kepadanya.

Sekejamnya dulu Jimin, dia paling benci kalau ada wanita yang sedang menangis. Jika dia melihat orang menangis, dia akan selalu melihat ibunya.

Ibu Jimin saat masih hidup hanya bisa menangis karena perlakuan Ayah Jimin. Ayah Jimin adalah orang yang kasar, sering memukul Ibu Jimin.

Jimin sangat benci pada ayahnya.

Semakin dia membenci ayahnya, semakin parah kelakuannya.

Dia tidak menyadari kalau perbuatannya sekarang sama seperti yang dulu dia benci.

"Ambilah. Kau pasti lapar." Jimin menyodorkan sepotong roti kearah Yuju.

Yuju hanya memandangnya keheranan. Dia bingung sekaligus takut.

"Ayolah jangan takut." Karena roti itu tidak kunjung diterima, Jimin langsung menggengam tangan Yuju dan menaruh roti itu di atasnya.

"Te—terima kasih."

Jimin hanya mengangguk lalu pergi meninggalkan Yuju.

Dan Yuju hanya menatap punggung Jimin pergi menjauh.

.

Semenjak pemutusan pertunangan dengan Yuju, Jimin mulai menyiapkan pernikahan dengan Seulgi.

"Apakah tidak apa seperti ini, Jimin? Ini salahku dan dia bukan ka—"

"Tidak apa. Sungguh tidak apa." Potong Jimin cepat dan meninggalkan Seulgi yang sedang terdiam itu.

"Aku tahu kau tidak akan bisa melupakan Yuju, Jimin." Gumam Seulgi.

Jimin melangkah dengan cepat menuju ruangan Manajer Kim, Kim Jongin.

Brak.

Jimin mendobrak pintu sampai Jongin yang ada di dalamnya terkejut.

"Wah. Wah. Ada apa ini Park Jimin?" Tanya Jongin.

"Kau brengsek, Jongin! Brengsek!"

"Uwah daebak! Bagaimana bisa kau menghina atasanmu sendiri, Park Jimin? Kau tahu kan akibatnya?" Jongin tersenyum smirk ke arah Jimin.

"Ini salahmu, Jongin! Salahmu! Kenapa aku yang harus menanggungnya?! Padahal kau yang membuatnya seperti itu."

Jongin tertawa. "Hohoho bukankah itu yang kamu mau, Jimin? Kau yang ingin menikahi Seulgi kan?"

"Aku kasihan padanya." Gumam Jimin.

"Kalau begitu jangan protes kepadaku."

"Tapi—"

"Kau yang ingin. Aku tidak memaksamu menikahinya kan?" Jongin pergi berlalu.

"Shit."

.

"Lee Dokyeom. Dokyeom. Deka." Panggil Yuju mengulang nama namja di depannya.

"Choi Yuju. Yuju. Ujuy." Balas Dokyeom.

"Ih jangan manggil aku kayak gitu." Protes Yuju.

"Ih kamu juga jangan gitu."

"Deka!"

"Ujuy!"

"Tahu ah. Yuju capek berdebat sama Deka!" Yuju membuang muka.

Dokyeom mencoal-coel muka Yuju. "Yah Yuju ngambek."

"Ish. Diem ah!"

"Yuju makin cantik kalau ngambek." Dokyeom mencubit pipi Yuju gemas.

"Apaan sih, Deka." Yuju blushing.

"Oh iya! Kok kamu gak sama tunanganmu itu?" Tanya Dokyeom baru sadar.

"Aku tidak punya tunangan ah." Yuju pura-pura tidak tahu.

"Park Jimin kan namanya? Itu tunanganmu kan?"

"Ah sudahlah aku tidak suka membahas dia lagi." Yuju beranjak dari kursinya.

"Aku pulang dulu ya."

Dokyeom mengangguk. "Ya. Hati-hati."

.

Malam yang indah.

Tapi malam tetaplah malam, tetaplah gelap.

Jika tidak ada bulan, tidak ada cahaya di malam hari.

Sama seperti Jimin tanpa Yuju.

Sama seperti Yuju tanpa Jimin.

Jimin tidak bisa hidup tanpa Yuju.

Begitupun sebaliknya.

Mereka setiap hari, setiap jam, bahkan setiap detik saling memikirkan.

Tapi Tuhan terkadang tidak adil.

Tuhan memisahkan mereka.

Dan memasangkan mereka dengan yang lain.

Jika mereka bisa mengulang waktu, mereka tidak ingin saling bertemu pada waktu itu.

Pasti tidak akan ada rasa sakit diantara mereka berdua.

Apa yang sudah robek, tidak akan bisa disambung lagi dengan sempurna.

And Tears ; yuju jimin

End

.

Aku gak bisa tahu gimana bikin ending yang bagus.

Endingnya kayaknya agak gimana gitu.

Pokoknya kesimpulannya adalah.

Jimin dan yuju tidak akan bersatu:"(

Oke segitu aja.

Vomment jusseyo💕

Stories✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang