Taehyung memijat pelipisnya yang berdenyut-denyut. Kepalanya terasa pening. Ia mengerjapkan matanya beberapa kali, membaca ulang sebuah dokumen dari bagian pemasaran. Rentetan kalimat yang sedang dibacanya terlihat seperti semut berbaris. Ia harus mengistirahatkan diri setidaknya untuk beberapa saat.
Jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya menunjukkan pukul dua belas kurang sepuluh menit. Sepuluh menit lagi menuju jam makan siang. Akhirnya Taehyung bisa beristirahat selama kurang lebih tiga puluh menit ke depan.
Baru saja ia memutuskan untuk hanya mengistirahatkan diri dan tidak pergi makan, perutnya berkata lain; minta diisi-untungnya perutnya tak menjerit bak orang kelaparan. Yah, sarapan tadi pagi Taehyung memang tak seberapa karena terlambat bangun pagi. Ia sering melewatkan makan pagi. Jika sempat digabung dengan makan siang. Atau bahkan sore menjelang malam baru makan.
"Chim, mau makan di luar denganku?" tawarnya pada Jimin yang sedang menghadap layar laptop dengan bertopang dagu.
Jimin mengalihkan pandangannya pada Taehyung. "Tentu." Taehyung mengulas senyuman simpul di bibirnya. Senang karena makan siang kali ini ada teman yang menemani. "tapi sepertinya tak bisa. Aku harus menyelesaikan tugasku," keluh Jimin. Ia menatap berkas-berkas dokumen di mejanya dengan tatapan sebal. Gerutuan tak jelas keluar dari bibirnya-mungkin menggerutui Pak Direktur.
"Yah, jadinya aku tak ada teman makan," gumam Taehyung dengan nada lemas dan pelan. Jimin mengangkat sebelah alisnya, sepertinya mendengar gumamannya barusan.
"Oh ya, Tae, kenapa tak kau coba untuk mengajak Pak Direktur, eh?" candanya, sembari melemparkan sebuah kerlingan jahil.
Taehyung mendengus, menatap rekan kerjanya dengan tatapan kesal. Namun debaran jantungnya yang berdetak lebih cepat dari biasanya tak dapat dicegah. "Tak mungkin! Mana bisa aku mengajaknya. Aku-"
Perkataannya terhenti ketika kekehan Jimin terhenti secara tiba-tiba dengan bola mata melebar, seperti melihat sesosok hantu di sampingnya. Taehyung mendengar suara langkah kaki semakin mendekat.
Di samping kanan Taehyung. Memangnya ada apa?
Taehyung menoleh dan mendapati sesosok makhluk yang bahkan lebih mengerikan dari yang ia perkirakan. Jeon Jungkook, kini sedang berdiri di depan mejanya dengan tatapan tajamnya.
"Sudah selesai?"
Sebelum Taehyung menjawab, sekilas ia melirik Jimin. Lelaki itu kembali menyibukkan diri dengan map-map merah yang ada di atas mejanya. Taehyung menghela napas mengingat pertanyaan Jungkook barusan. Selesai katanya? Yang benar saja.
"Belum. Masih ada beberapa lagi data yang belum kumasukkan, Sir," katanya. Taehyung mengambil map hijau lalu membuka sembarang halaman kertas-kertas di sana, menunjukkan padanya bahwa beberapa data itulah yang belum ia kerjakan.
Well, sebenarnya dokumen itu sudah hampir selesai dikerjakan olehnya. Hanya saja, jika Taehyung mengatakan hal itu, mungkin Jungkook akan memberikannya pekerjaan lain lagi.
"Sore ini berikan padaku hard copy-nya."
"Yes, Sir."
Lelaki itu berlalu, melangkah pergi ke arah kiri ... bukan mengarah ke ruangannya? Ah, mungkin Jungkook hendak keluar untuk menemui kolega atau rencana lain. Untuk apa Taehyung memikirkannya? Kerjaannya bukanlah mengatur jadwal Jeon Jungkook.
"Hei, Taetae. Sajangnim mungkin saja keluar untuk makan. Kenapa kau tak sekalian mengajaknya?"
Taehyung mendengus.
"Yah! Sudah kubilang tak mungkin, Chim. Siapa yang berani mengajaknya yang bahkan tatapannya saja begitu menyeramkan?"
Taehyung membuat ekspresi yang sedang ketakutan. Keduanya tertawa, namun cukup sadar diri ini di kantor sehingga tertawa dengan suara pelan.
"Oh ya, aku heran kau menurut saja apa yang diperintahkannya. Kalau aku jadi kau ... mungkin aku sudah memprotes habis-habisan jika mengerjakan laporan hanya dalam tenggang waktu berjam-jam."
Taehyung mengangkat bahu. Ia melirik jam tangannya, sudah jam dua belas-bahkan lebih dua menit. "Um, Chim, aku pergi makan siang dulu ya."
"Ya ya, selamat menikmati makan siangmu."
"Selamat berkutat dengan pekerjaanmu."
Jimin berdecak sebal. Taehyung terkekeh, lalu berjalan meninggalkan ruangan kerjanya dan Jimin kembali menyibukkan diri dengan dokumen-dokumen di mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Sender [✔]
Fanfiction[KOOKV - completed] Taehyung beberapa hari selama seminggu terakhir ini selalu mendapatkan setangkai mawar merah ketika ia duduk bersantai di taman, dari pengirim yang merahasiakan identitasnya. -- note: short-chaptered, some chapters are privared