Malam telah larut. Taehyung tak berniat untuk melihat sekarang pukul berapa. Yang jelas, ia mengantuk sekali saat ini. Kemarin malam ia tak bisa tidur karena memikirkan pengirim setangkai mawar merah itu.
Taehyung terkantuk namun secepat mungkin ia berusaha untuk membuka matanya lebar-lebar. Ia masih harus berkutat dengan laporan keuangan peusahaan-laporan baru lagi.
"Belum selesai juga?" Suara Jungkook membuatnya tersadar sepenuhnya.
"Yap," jawab Taehyung, sembari mengembuskan napas panjang.
Taehyung menatap layar laptop, lalu menatap data dari dokumen yang ia pegang secara bergantian, memeriksa ulang apa yang telah dikerjakan. Ia pikir mungkin tadi mengetikan data yang salah. Dan benar saja. Angka yang ada di tabel berisi data-data itu tak sesuai dengan dokumen yang ia baca.
Taehyung tak memedulikan keberadaan Jungkook. Entah dia sudah kembali ke ruangannya, atau masih berada di sana. Tanpa bisa ia cegah, lagi-lagi kantuk menyerang-untuk kesekian kalinya. Taehyung mengerjapkan mata beberapa kali, berharap rasa kantuknya hilang. Tapi sepertinya percuma.
"Kau pulang saja. Tak mungkin menyelesaikan laporan itu jika setengah sadar seperti itu."
Deg
Ternyata dia masih ada di sana, tepat di depan meja Taehyung. Apa sedari tadi Jungkook sama sekali belum beranjak dari posisinya?
Apa? Tadi apa yang Jungkook katakan? Menyuruhnya pulang? Apa tak salah?
Jantung Taehyung mulai berdetak lebih cepat. Ia berdoa semoga jantungnya berhenti over kontraksi di saat seperti ini.
"Saya hanya tak mau memeriksa laporan yang tak bisa terbaca sama sekali."
Ucapan itu sukses membuat Taehyung tersenyum miris. Ah, sepertinya ia telah salah duga. Menganggap kepeduliannya Jungkook sebagai perhatian lebih untuknya benar-benar tampak bodoh. Apa yang ia pikirkan sih?
Taehyung menghela napas. Baiklah. Ia terima saran darinya. Lagi pula, jarang-jarang Jungkook memberikan kebijakan seperti ini-kebijakan yang disalah artikan olehnya beberapa menit lalu.
"Saya duluan, Sir." Taehyung merapikan meja kerjanya secepat kilat, lalu pergi tanpa mendengar jawaban dari Jungkook. Jeon Jungkook tak akan peduli dengan semua itu 'kan?
Sebelum meraih gagang pintu, Taehyung melirik sekilas ke arah Jungkook. Lelaki itu masih di mejanya, memegang mawar merah yang masih tersimpan di sudut meja kerja lalu mengamatinya-oh, Taehyung lupa membawa pulang setangkai mawar yang hari ini didapatnya.
Dan ... apa yang Taehyung lihat selanjutnya? Jungkook menarik sudut-sudut bibirnya! Walau senyuman itu begitu tipis dan tak begitu kentara. Tapi jelas-jelas Jungkook tersenyum, entah untuk apa. Taehyung pura-pura tak melihat semua itu. Ia membuka pintu, lalu keluar dari ruangan kerja, dengan detak jantung yang bertalu-talu dan perasaan tak karuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Sender [✔]
Fanfiction[KOOKV - completed] Taehyung beberapa hari selama seminggu terakhir ini selalu mendapatkan setangkai mawar merah ketika ia duduk bersantai di taman, dari pengirim yang merahasiakan identitasnya. -- note: short-chaptered, some chapters are privared