"Aku pikir, Sajangnim menyukaimu, Tae," ungkap Jimin tiba-tiba. Taehyung sedikit tersentak mendengar ucapan Jimin. Jungkook menyukainya?
"Itu tak mungkin, Chim."
Taehyungmengukir seulas senyum miris. Namun di sudut hatinya ia mengaminkan ucapan rekan kerjanya itu. Kontradiksi sekali dengan ucapannya. Oh ya, kenapa Jimin bisa berpikiran Jungkook menyukainya?
"Kenapa kau bisa berpikiran begitu?"
"Lihat saja caranya memandangmu!"
Taehyung menautkan alisnya, sembari merapikan dokumen-dokumen yang telah ia masukkan data-datanya.
"Cara memandang yang bagaimana?"
"Susah dijelaskan. Pokoknya berbeda dengan tatapannya padaku, atau ke karyawan-karyawan lain."
Lagi-lagi Taehyung tersenyum miris. Itu hanya membuatnya berharap banyak.
Tanpa sadar, Taehyung bergumam pelan. "Dia juga pernah tersenyum padaku, sih."
"Huh? Benarkah? Kau tak bohong 'kan? Apa kubilang!"
Tak disangka ternyata Jimin mendengar gumamannya itu. Dan ya ampun, suaranya tadi itu benar-benar kencang.
"Ssstt, pelankan suaramu Chim. Kau mau dia datang menegur kita?"
Taehyung menempelkan jari telunjuk di bibirnya, lalu mengarahkan tatapan pada ruangan Jungkook yang tertutup rapat.
"Aku tak peduli! Lagi pula ia sedang keluar. Jeon Jungkook bisa tersenyum? Padamu? Tak diragukan lagi ia menyimpan perasaan padamu, Tae."
Taehyung menghela napas. "Hentikan omong kosongmu Park Jimin. Aku tak mau berharap banyak."
Menit kemudian, Taehyung kembali menyelesaikan tugasnya, dengan banyak pikiran silih berganti menghantui pikirnya. Ia menggeleng pelan. Jangan memikirkan yang tidak-tidak. Harus tetap bisa berkonsentrasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret Sender [✔]
Fanfiction[KOOKV - completed] Taehyung beberapa hari selama seminggu terakhir ini selalu mendapatkan setangkai mawar merah ketika ia duduk bersantai di taman, dari pengirim yang merahasiakan identitasnya. -- note: short-chaptered, some chapters are privared