Liam Wellington

1.1K 33 6
                                    

Ini cerita keduaku..
Jangan lupa vote yaa

•••••

Liam berdiri sambil mengetuk kaca jendela ruangannya dengan menggunakan jari telunjuknya.Ia memandang kendaraan yang hilir mudik melintasi bundaran HI.Seperti biasanya,Jakarta lebih indah jika dilihat pada malam hari.

Karena lelah berdiri,dengan keras Liam menyandarkan punggungnya di kursi.Ia menatap jam dinding yang sekarang menunjukkan pukul 22.00.Matanya mulai merasakan kantuk yang luar biasa.Ia melepas jasnya dan membuangnya dengan asal.Ia begitu kegerahan walau sudah ada AC di ruangannya ini.
Liam menggulung lengan kemejanya dan menyesap kopi yang masih tersisa.Rasanya begitu nikmat saat kopi itu mengalir di tenggorokannya.Ia sudah menghabiskan 3 cangkir kopi namun rasa kantuknya tak sepenuhnya hilang.3 hari ia sudah ia lembur seperti sekarang.

Baru saja ingin memejamkan matanya sejenak,terdengar ketukan di pintu lalu muncul seorang wanita berpakaian sangat seksi menghampirinya.Liam langsung memutar kursi nya menghadap ke jendela.

"No No Liam..kenapa kau selalu melakukan ini?"Wanita itu memutar kembali kursi Liam.Liam menatapnya dengan enggan.

"Dan kenapa kau datang kesini Sarah?Aku sedang banyak pekerjaan disini"

Liam mengambil satu map dan membukanya.Ia menandatangi satu per satu lembar di halaman itu.Sarah dengan cepat merampasnya.Liam memelototinya.Liam meraih gagang telepon untuk bertanya kepada sekretarisnya mengapa dia membiarkan Sarah masuk begitu saja ke ruangannya.Elia,sekretarisnya pun segera masuk.

"Maaf ada apa Pak?"tanya Elia.

"Elia..mengapa kau membiarkan dia masuk?Bukankah aku sudah mengatakan bahwa aku tak ingin diganggu siapapun?"Elia tak berani menatap Liam ia malah menatap Sarah.

"Maaf pak saya sudah mencegahnya tapi Sarah tetap memaksa"

"Kenapa kau selalu bertindak semaumu Sarah?"

"Memangnya salah jika aku ingin menemanimu Liam?Semua pegawaimu sudah pulang dari tadi.Kecuali dia"Sarah menatap sinis kepada Elia.

"Dan aku tak mau kau kesepian sayang"lanjut Sarah sambil mengelus kepala Liam.Liam merasa agak risih.Dia memberi isyarat pada Sarah agar berhenti mengelusnya.Namun Sarah rupanya tak peduli.

"Sudahlah..kau boleh pulang Elia.Jangan lupa membawa berkas yang aku minta besok pagi ya"

"Baik pak.Selamat malam"Elia menganggukkan kepala sebagai tanda hormat.

"Ya pergilah"Sarah mengibaskan tangannya.

"Apa salah Elia padamu?Kenapa kau terlihat tidak suka padanya?Apa kau merasa karena dia lebih cantik darimu?"tanya Liam sambil memutar mutar bulpennya.

"Tidak!!Dia tidak selevel dengan kita Liam.Dia hanya sekretaris biasa.Hanya itu alasanku"Liam tersenyum miring.Sarah begitu pencemburu pada setiap wanita yang ada di dekatnya.Padahal Sarah bukanlah siapa siapanya.Dia hanya anak dari sahabat papanya yang sempat ingin dijodohkan dengannya.Tapi Liam menolak dengan tegas karena dia sendiri yang akan menentukan pasangan hidupnya kelak.

Walau sudah tahu kenyataannya seperti itu,Sarah masih saja mendekatinya.

"Sudahlah Liam.Kau bisa melanjutkan besok kan?Ayolah kita bersenang senang malam ini"

Sweety EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang