Sweety Enemy[11]

412 31 11
                                    

"Cucu?"Ucap Liam dan Alisha bersamaan.Mereka kemudian saling bertatapan.

"Cucu apa?Ayolah..Kalian masih muda untuk dipanggil nenek dan kakek"ucap Liam.

"Oh tidak Liam..kami sudah cukup lama menunggu.Iya kan Pa?"ucap Nadine sambil tersenyum kepada Shawn.

"Iya dan satu hal Liam,kau jangan terbawa pergaulan bebas di Amerika seperti dulu.Kau jangan membawa gadis ke kamarmu seperti ini"tegur Shawn.Alisha kaget mendengarnya.

"Apa kau sering membawa gadis ke kamarmu?"tanya Alisha dengan nada bicara yang biasa tapi malah terdengar dingin dan menghakimi.

"Oh lihatlah dia cemburu!"ucap Nadine sambil tertawa renyah.Alisha langsung salah tingkah.Dia tidak cemburu sama sekali.Untuk apa dia harus cemburu?

"Kau tenang saja.Dia tidak pernah melakukan itu saat di Amerika.Tapi teman temannya disana"jelas Shawn.

Nadine kemudian menyentuh pipi Alisha.

"Kau menemukan gadis yang manis sekali Liam"puji Nadine pada Alisha.

"Maafkan aku tapi mungkin anda sudah salah faham"ucap Alisha berusaha mengatakan yang sebenarnya.

"Salah faham bagaimana?Ini pertama kalinya Liam mengajak seorang gadis menginap disini.Apa Liam sudah melakukan itu denganmu?"Alisha langsung menangkap inti pembicaraan Nadine padanya.

"Tidak..tidak..kami tidak melakukan apapun semalam.Iya kan Liam?"Alisha menjadi tegang.Jangan sampai Liam malah memperkeruh suasana dengan bicara yang bukan bukan.Karena pria itu selalu saja seenaknya sendiri.

"Ya she's right..kami tidak melakukan itu.."ucap Liam.Alisha agak tenang.

"Untuk saat ini"sambung Liam lagi sambil mengedipkan mata kepadanya.Alisha rasanya ingin mencakar wajah pria itu.

"Kami sulit mempercayai kalian.Apalagi kami sudah melihat sendiri kemesraan kalian di dapur.Sangat romantis sekali.Iya kan?"goda Nadine.Alisha merasa heran dengan Nadine.Wanita cantik itu tak keberatan dengan perilakunya putranya?Yang benar saja.

"Itu hanya keromantisan yang kecil.Kami bisa melakukannya lebih dari itu"Liam memeluk pinggang Alisha lagi.

"Liam..."Alisha langsung menatap Liam dengan sebal.

"Oh bagus sekali.Kami akan mempersiapkan pernikahan kalian"seru Nadine.

"Ahh tidak!jangan bicarakan pernikahan secepat ini"sahut Liam cepat.Alisha sangat bersyukur Liam mengucapkan itu.

"Memangnya kenapa?"tanya Nadine.Alisha membuka mulutnya.

"Karena kami..."

"Kami berdua sedang sangat sibuk dengan pekerjaan kami"potong Liam.

"Dan kami sudah sangat terlambat untuk ke kantor.Kita akan pergi dulu.Bye"Liam menggandeng tangan Alisha keluar rumah.

"Liam tidak sopan pergi begitu saja.Aku bahkan tidak sempat berpamitan dengan mereka"ucap Alisha lalu masuk ke mobil Liam.

"Apa kau mau mereka terus membicarakan soal pernikahan?"Liam menstater mobilnya dan mengemudikannya keluar area rumahnya.

"Tentu saja tidak"jawab Alisha.

"Tapi Liam mengapa kau tidak langsung saja mengatakan bahwa tak ada hubungan diantara kita.Mengapa kau malah membuat kesalahpahaman ini semakin melebar kemana mana"gerutu Alisha.Ia tak mengerti jalan fikiran Liam.

"Oke aku minta maaf karena menyeretmu dalam masalahku.Kedua orangtuaku selalu menyuruhku untuk cepat menikah.Bahkan mereka sampai menjodohkan ku dengan siapapun yang mereka pilih.Dan itu membuatku kesal setengah mati.Setiap saat mereka selalu bertanya kapan aku akan menikah.Kapan aku memperkenalkan calon istriku?Ahh jika kau jadi aku apa kau tak bosan mendengar pertanyaan yang sama? Dan setidaknya mereka berhenti menjodohkanku karena mereka fikir aku sudah menentukan pilihanku"jelasnya panjang lebar.

Sweety EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang