Sweety Enemy[16]

374 35 8
                                    

Alisha mengatupkan mulutnya begitu menyadari apa yang akan diucapkannya.Dia hampir menyebut nama Bryan.Tapi tidak mungkin juga itu Bryan.Inisial BF di dunia ini banyak sekali.Hanya kebetulan saja insialnya sama.

"Ada apa?"tanya Liam.Mungkin lelaki itu mengetahui ekspresinya yang berubah tegang.

Alisha menggeleng"Tidak ada apa-apa"

Liam hanya berdehem lalu memakai gelangnya lagi.Tampak jelas dari raut wajahnya jika Liam sangat kesal bercampur sedih.Alisha bisa memahaminya.Mungkin selama ini Liam tak bisa hidup dengan tenang karena pembunuh Seila masih bebas sedangkan kakaknya itu sudah pergi meninggalkan dunia ini untuk selamanya.

That's not fair.

Liam dan keluarganya pasti sulit menjalani ini semua.Alisha tak bisa membayangkan perihnya luka yang harus di derita Liam dan keluarganya.

"Liam..aku tahu ini sangat berat bagimu.Tapi bersabarlah.Suatu saat nanti kebenarannya akan terungkap"

"Aku sudah bersabar selama 4 tahun Alisha.Aku harus menunggu sampai berapa lama lagi?"nada bicara Liam kembali tinggi seperti tadi.Alisha menjadi agak menyesal mengungkit masa lalu Liam dan keluarganya.

"Baiklah aku minta maaf"Liam lalu menatapnya.

"Mengapa minta maaf.Memang apa salahmu dalam hal ini.Sudahlah ini sudah menjelang malam.Lebih baik kita masuk ke dalam rumah dan berganti pakaian"ucap Liam.Ia lalu berdiri dari kursi.

"Baiklah.."Alisha lalu mengekor Liam keluar dari kolam renang.Liam mendadak berhenti ketika mereka akan naik ke tangga.Alisha hampir saja menabrak punggungnya.Alisha menggerutu pelan.

"Oh ya Raymond bilang kita akan berangkat besok siang.Aku akan menjemputmu"

"Tidak...tidak..aku bisa berangkat ke bandara sendiri Liam"tolak Alisha.Liam mengerutkan kening.

"Ya sudah"ucap Liam singkat.Alisha tercengang.Tumben sekali Liam tak memaksanya atau mengajak berdebat dengannya.Ya mungkin karena suasana hati Liam sedang tak baik saat ini.

"Pergilah ke kamar Seila.Kau bisa memakai bajunya yang mana saja"ucap Liam seraya menaiki tangga.

Alisha lalu masuk ke dalam kamar Seila.Baru kemarin ia tidur disini sekarang ia berada disini lagi.Sebelum mengganti pakaiannya,Alisha menatap foto Seila.Wanita itu sangat cantik.Wajahnya perpaduan yang pas antara Amerika dan Indonesia.Sorot matanya teduh dengan bola mata berwarna biru seperti Shawn.Bibirnya mungil sekali dan rambutnya pirang bergelombang.

Tapi sayangnya dia tak berumur panjang.Wanita secantik itu harus meninggal dengan cukup tragis.

"Semoga kau tenang walaupun pembunuhmu belum ditemukan"batin Alisha.Ia lalu membuka lemari.Ia terkejut karena pakaian Seila cukup manly.Kemarin ia tak terlalu memperhatikan sedetail ini.Isi lemari Seila kebanyakan kemeja, kaus,jaket denim,skinny jeans.Koleksi seperti dress,blouse,cardigan dan rok hanya beberapa saja.

Sepertinya Seila lebih suka berpenampilan casual.

Alisha berhenti memikirkan selera Seila.Ia mengambil blouse kuning dan rok selutut berwarna hitam.Ia lantas keluar karena mendengar ketukan di pintu.Alisha langsung bisa menebak jika itu Liam.Benar saja ketika membuka pintu Liam tengah berdiri disana.

"Mama ingin kau ikut makan malam"Liam langsung menggandeng tangannya sebelum Alisha sempat berbicara sepatah kata pun.

Nadine tersenyum lebar melihat ia dan Liam datang ke meja makan.Alisha segera duduk setelah dipersilahkan oleh Nadine.

"Kalian sudah berbaikan kan?"Alisha dan Liam saling pandang.

"Kita tidak ada masalah Ma"jawab Liam.

Sweety EnemyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang