Happy reading
Uhuuukkkk...
Liam sengaja terbatuk di dekat Alisha dan Ray.Liam lalu berjalan dengan langkah yang cepat mendahului mereka walau harus menahan sakit di kepalanya.Dia tak bisa membayangkan jika Alisha benar-benar menyukai Ray.
"Anda darimana saja pak?Sejak tadi saya mencari anda"Elia menghentikan langkahnya sambil menunjukkan mimik wajah yang penuh kecemasan.Liam meringis dan menyandarkan punggungnya di sebuah pohon di depan hotel.Ia menunggu Ray yang sebentar lagi akan menuju arahnya.
"Kami akan kerumah sakit sekarang"sahut Ray.
"Astaga.Ada apa dengan kalian semua?"tanya Elia seraya menghampiri Ray dan Alisha.
"Nanti akan aku ceritakan Elia"jawab Liam.Ia mengikuti Ray masuk ke dalam mobilnya.Ray segera menyetir mobilnya menuju rumah sakit.Liam sedari tadi tak bisa mengalihkan pandangannya dari Alisha yang duduk di sebelah Ray.Gadis itu merintih kesakitan karena kakinya yang tak berhenti mengeluarkan darah.
"Cepatlah Ray"seru Liam yang cemas melihat kondisi Alisha.
"Sudah kuusahakan"jawab Ray sambil menatapnya dari spion.Liam sebenarnya tahu bahwa mobil ini sudah melaju kencang namun ia tak tega melihat Alisha kesakitan.Ia ingin Alisha cepat terobati.
Mereka akhirnya sampai di rumah sakit dan ketiganya langsung mendapat pengobatan.Pada awalnya Liam tak mau diobati karena ingin menemani Alisha namun dokter melarangnya karena kondisinya juga mengkhawatirkan.Ia pun menyuruh Elia untuk menemani Alisha.
"Sudahlah dok..saya ini tidak apa-apa"ucap Liam saat dokter sedang memeriksa kepala belakangnya.
"Bagaimana bisa anda bicara tidak apa apa.Kepala anda berdarah karena pukulan benda tumpul.Ini harus dijahit"
"Apa!?Oh astaga..baiklah lakukan apa pun itu.Yang terpenting jangan lama lama.Saya juga ingin melihat kondisi teman saya yang lain"
"Mereka juga sedang diobati.Jadi anda tenang saja"dokter itu menyuntik lengannya dan beberapa saat kemudian pandangannya mulai kabur dan ia pun tak sadarkan diri.
Liam...Liam..
Pelan pelan Liam membuka mata karena mendengar seseorang memanggil namanya.Liam merasa kepalanya menjadi berat.Tangannya meraba kepala belakangnya yang ternyata sudah diperban.
"Bagaimana keadaanmu?"
Liam langsung menatap Alisha.Gadis itu menopang kakinya yang sakit menggunakan kruk.Tak hanya Alisha ada juga Elia dan Ray yang dahinya di plester.
"Masih sakit"Liam berusaha bangun lalu turun dari kasur.
"Kau mau kemana?"tahan Alisha.
"Kembali ke hotel"ucapnya.
"Tapi kau bilang masih sakit.."Alisha membantunya berdiri.
"Kau sendiri bagaimana?Kau juga masih sakit kan?Mengapa kau berjalan kesini menghampiriku?"
Alisha mengerucutkan bibirnya.
"Percuma saja bicara padamu"keluhnya.
Mereka berempat kemudian keluar dari rumah sakit setelah mendapat persetujuan dari dokter.
"Lebih baik kita beristirahat.Kita akan pulang besok pagi"ucap Ray saat mereka sedang berada di depan kamar.
"Iya kita memang butuh istirahat yang banyak malam ini"tutur Liam.
"Aku bisa sendiri"ucap Alisha saat Ray berniat membantunya masuk ke dalam kamar.Liam mengamati Alisha sebentar.Ia lalu masuk ke dalam kamarnya ketika yang lainnya sudah masuk terlebih dahulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweety Enemy
RomanceWarning 18+ Liam dan Alisha adalah CEO muda yang sukses.Mereka menjadi rival yang saling terjebak diantara cinta.Dan mereka harus memilih antara perasaan atau pekerjaan. Bagaimana cara mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah itu?