(7) Tahun Kedua Part II

1K 103 23
                                    





"Ron, baca ini," Harry menunjukkan sebuah buku tebal kepada Ron.

Dari banyak binatang dan monster menyeramkan yang menjelajahi negeri kita, tak ada yang lebih menakjubkan ataupun lebih mematikan daripada Basilisk, yang juga dikenal sebagai Raja Ular. Ular ini, yang bisa mencapai ukuran raksasa, dan hidup sampai ratusan tahun, ditetaskan dari telur ayam, yang dierami oleh katak. Cara Basilisk membunuh sangat luar biasa, karena selain taringnya yang mematikan dan berbisa, Basilisk mempunyai pandangan maut, dan semua yang terkena sorot matanya akan langsung mati. Labah-labah melarikan diri dari Basilisk, karena Basilisk adalah musuhnya yang paling ganas, dan Basilisk sendiri hanya menghindari kokok ayam jantan,' yang bisa berakibat fatal untuknya.

"Jadi ular yang ada di Kamar Rahasia adalah Basilisk?" tanya Ron.

"Kita harus memberitahu Hermione!"

Harry merobek halaman itu dari buku dan berlari keluar dari Perpustakaan. Mereka berlari naik. Tak ingin ditemukan berlama-lama di koridor yang lain, mereka langsung ke ruang rekreasi yang kosong. Harry dan Ron berjalan mondar-mandir, terlalu tegang untuk duduk.

Tetapi bel istirahat tak pernah berdering.

Sebagai gantinya, menggema di seluruh koridor, terdengar suara McGonagall, dikeraskan secara sihir.

"Semua murid diminta kembali ke asrama masing-masing. Semua guru diminta kembali ke ruang guru. Segera."

Harry berpaling, memandang Ron.

"Bukan karena ada serangan lagi, kan? Tidak sekarang?"

"Apa yang akan kita lakukan?" kata Ron, ketakutan.

"Kita ke ruang guru sekarang," kata Harry, berlari menaiki tangga ke kamarnya dan kembali lagi bersama Jubah Gaib.

Mereka keluar dari ruang rekreasi Gryffindor dengan diselubungi Jubah Gaib, menuruni tangga dengan cepat dan berhenti di salah satu ruangan yang pintunya tertutup. Berusaha sediam mungkin, Harry dan Ron menempelkan telinga mereka di pintu dan mendengarkan baik-baik.

"Sudah terjadi," suara Mcgonagall berbicara kepada ruang guru yang sunyi. "Ada anak yang dibawa oleh si monster ke dalam Kamar Rahasia."

Profesor Flitwick memekik. Profesor Sprout menekap mulutnya. Snape mencengkeram punggung kursi eraterat, dan bertanya, "Bagaimana kau bisa yakin?"

"Pewaris Slytherin," kata Profesor McGonagall, yang pucat pasi, "meninggalkan pesan lain. Tepat di bawah pesan pertama. Kerangkanya akan tergeletak di Kamar Rahasia selamanya."

Air mata Profesor Flitwick bercucuran.

"Siapa?" tanya Madam Hooch, yang karena lututnya lemas, sudah terenyak ke kursi. "Murid yang mana?"

"Hermione Granger," kata Profesor McGonagall.

Harry merasakan Ron merosot tanpa suara ke lantai batu. Dan dia melihat Lockhart berlari tergesa ke arah mereka. Harry harus menarik Ron tanpa suara untuk menjauhi pintu ketika Lockhart memasukinya.

"Kita terpaksa harus memulangkan semua murid besok pagi," kata Profesor McGonagall. "Habislah riwayat Hogwarts. Dumbledore selalu berkata..."

"Maaf, maaf—ketiduran—aku sudah ketinggalan apa nih?"

Harry, di luar yang mendengar itu yakin semua guru memandangnya tajam.

"Orang yang tepat," kata Snape. "Orang yang sangat tepat. Ada anak perempuan yang baru saja ditangkap monster, Lockhart. Dibawa ke Kamar Rahasia, lagi. Saatmu telah tiba akhirnya."

Remember Me? ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang