(8) Tahun Ketiga Part I

1.4K 148 19
                                    



Dia mendongak ketika mendengar orang berbicara. Azkaban sangat jarang sekali kedatangan tamu kecuali kalau ada tahanan baru. Ternyata itu adalah Menteri Sihir, Cornelius Fudge, dikelilingi oleh cahaya perak berbentuk ikan mas yang melindunginya dari serangan Dementor yang memenuhi Azkaban. Dia menyipitkan matanya ketika melihat koran yang berada di tangan Menteri Sihir itu. Gambar bergerak dari sebuah keluarga yang sedang berlibur ke Mesir. Dari melihat tampilan rambut mereka saja dia langsung tahu bahwa itu adalah keluarga Weasley, rambut merah mencolok mereka begitu khas. Tapi bukan itu yang menyita perhatiannya.

"Dia ada di Hogwarts," bisiknya parau, tepat ketika Fudge melewati sel besinya.

Fudge berhenti, bersama Patronus-nya dan temannya si penjaga penjara. Ia berjongkok di depan pintu selnya, mengamatinya seolah ia jijik melihatnya.

"Apa katamu tadi, Black?" tanya Fudge.

"Boleh kupinjam koran itu?" tanya Sirius, matanya yang sayu terus terarah pada koran yang dipegang Fudge.

"Ambil saja, orang sepertimu juga tidak akan bisa membacanya," Fudge meremenkan seraya melempar koran yang telah ia gulung ke dalam sel Sirius.

Sementara Fudge mencibirnya saat kembali berjalan bersama si penjaga sambil membicarakannya, Sirius lebih memilih menyibakkan koran yang digulung dan membaca tajuk utama di sana:

KARYAWAN KEMENTERIAN SIHIR
MEREBUT HADIAH UTAMA

Arthur Weasley, Kepala Kantor Penyalahgunaan Barang-barang Muggle di Kementerian Sihir, berhasil memenangkan Hadiah Utama Undian Tahunan Galleon Daily Prophet.

Mr Weasley yang gembira memberitahu Daily Prophet, "Kami akan menggunakan uang emas ini untuk melewatkan liburan musim panas di Mesir. Putra sulung kami, Bill, bekerja di sana sebagai penangkal kutukan di Bank Sihir Gringotts."

Keluarga Weasley akan melewatkan sebulan di Mesir, kembali pada awal tahun ajaran baru di Hogwarts. Lima anak keluarga Weasley masih bersekolah di sana.

Sirius meneliti foto yang bergerak-gerak itu, dan seringai lebar menghiasi wajahnya ketika dia melihat kesembilan anggota keluarga Weasley melambai-lambai dengan penuh semangat, berdiri di depan piramida. Mrs Weasley yang gemuk pendek, Mr Weasley yang jangkung dan agak botak, enam anak laki-laki, dan satu anak perempuan, semua (meskipun tidak kelihatan di foto hitam-putih) berambut merah manyala. Tetapi perhatian Sirius bukan pada keluarga bahagia itu melainkan pada anak laki-laki termuda, Ron Weasley, yang berada tepat di tengah, jangkung kurus, dengan seekor tikus bertengger di bahunya dan tangannya merangkul adik perempuannya.

Sirius menatap tikus itu lama-lama, melihat dengan teliti dari bentuk hingga rupa dan seluruh tubuh tikus yang ikut terfoto. Di sana, dia ingat dengan jelas, salah satu harinya menghilang.

"Dia ada di Hogwarts," bisiknya.

Perlahan tangannya mengepal dan koran yang digenggamnya menyusut, kemarahan mulai membakarnya perlahan.

"Dia ada di Hogwarts," bisiknya lagi, matanya nyalang menatap pintu selnya yang masih tertutup rapat.

Sirius membuang koran yang terlah terlipat kusut, meraba-raba lantai kotor untuk menemukan kalung perak kotor dan membuka pengaitnya, memakai kalung tersebut di lehernya.

"Hogwarts," bisiknya, kegembiraan mewarnai suara seraknya.

Dia memejamkan mata, berkonsentrasi akan apa yang diinginkannya. Dan perlahan, tubuhnya yang kurus kering bergetar, bergelembung seolah dia sedang meminum ramuan polijus. Tubuhnya menyusut dan ditumbuhi bulu berwarna hitam. Wajahnya memiliki moncong anjing, kedua tangan dan kaki berubah menjadi kaki anjing. Sirius Black berubah menjadi anjing besar yang kurus berwarna hitam. Sebuah kalung berbandul batu hitam, tampak berbaur dengan bulu hitam kotornya, masih melingkari lehernya dengan aman.

Remember Me? ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang