(10) Tahun Ketiga Part III

1.5K 137 4
                                    





Meskipun benar-benar dilanda kebingungan yang amat sangat semenjak dia melihat keanehan -- mengalami keanehan -- tapi dia berusaha memecahkan teka-teki itu sedikit demi sedikit. Beruntungnya, selama dia menghilang -- hingga berhari-hari -- tidak ada yang menyadari hal itu. Hanya saja sekarang dia mulai was-was setelah Harry Potter memegang peta itu.

Ya, sebuah peta. Dia mengenalnya dengan amat sangat peta apa yang dipegang oleh pemuda yang sangat mirip dengan sahabatnya itu. Jika anak itu terus memegang peta bersejerah itu, nasibnya mulai diadu dari sekarang.

Maka dari itulah dia berada di sini, membuat orang yang berdiri dengan wajah marah di depannya dan tak percaya mengamuk padanya. Dia menerima pukulan yang orang itu layangkan, menerima semua perkataan dan pertanyaan yang harus dibalasnya sedemikian rupa agar namanya kembali bersih.

"...yang harus kaulakukan hanyalah..." ia terengah-engah, "beritahu Dumbledore."

"Dan membiarkan—"

"Dengan kau menjadi anjing selama ini pun—" Lupin memukul meja dengan kepalan tangannya, "—kau telah membuat Dumbledore yakin bahwa itu kau yang ke mana-mana bersama Hermione Granger, yang menjadi hewan peliharaannya!"

"Yah, itulah tujuanku," balasnya acuh tak acuh.

Sirius sebal, hampir satu jam duduk di kantor seorang Remus Lupin yang adalah sahabatnya, dimarahi selama satu jam penuh olehnya dengan cucuran perkataan yang sama; Hewan peliharaan Hermione Granger. Mau bagaimana lagi, pikirnya masam, hanya dengan cara itulah dia bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi selama ini. Kenapa Hermione tidak mengingatnya, kenapa Hermione tiba-tiba kembali menjadi muda, dan satu hal yang penting; Kenapa Hermione Granger tidak mengingatnya sama sekali,  bahkan seorang Severus Snape tidak mengenali Hermione Granger!

"Apa kau mengingatnya?" pertanyaan itu kembali keluar dari mulutnya.

Lupin kembali duduk di kursinya dengan perasaan yang stabil sebelum mengangguk.

"Lalu kenapa Snape dan Mcgonagall serta semua siswa terdahulu yang masih di sini tidak mengingatnya?" tanyanya, kesal. Sirius menarik napas dalam-dalam dan melanjutkan, "dan kenapa dia tidak mengingatku? Sama sekali?"

"Sudah kubilang," Lupin mendesah, "dari bertahun-tahun sebelumnya bahwa semuanya diberi ramuan penghilang ingatan yang kuat, bahkan Hermione sendiri!"

Sirius menatap sahabat lamanya itu dengan tatapan nanar yang begitu menyedihkan, berbanding terbalik dengan pipi tirusnya yang justru membuat wajah tampan itu tampak seram. Dia berdiri dari duduknya, menendang keras kursi yang tadi didudkinya hingga terbanting dan terdorong menabrak dinding di belakangnya.

Merlin mengutuknya, dia yakin itu. Apa kesalahan terbesarnya hingga dia dikutuk seperti ini? Karena dia sering mempermainkan perasaan wanita? Pff, bahasa macam apa yang pantas untuk itu? Karma? Sirius mendengus, yang benar saja!

"Merlin tidak mengutukmu, Sirius," Lupin berkata dengan suara berat seolah mengerti pikirannya. Lupin memperhatikan sahabatnya yang berdiam diri memandangi kursi yang telah ditendangnya dan kemudian berdeham pelan. "Apa rencanamu sekarang setelah... kau tahu?"

Sirius menggeleng.

"Ayolah, untuk membersihkan namamu dan agar kau bisa keluar dari kubangan drama menjijikkan ini dan kau bisa dengan leluasa mendekati Hermione tanpa harus menjadi anjing."

Sirius tiba-tiba menghadap Lupin dengan ekspresi aneh.

"A-apa?" Lupin tergagap bingung melihat ekspresi ganjil itu.

Sirius berjalan mendekat dengan senyum lebar dari telinga ke telinga membuat mata hitamnya hampir tenggelam oleh pelupuk matanya yang juga menghitam.

Remember Me? ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang