(3) 31 Oktober 1981

1.7K 190 5
                                    




Saku celana hitamnya bergetar saat ia sedang memegang kalung berbandul batu yang melilit lehernya. Lagi-lagi ia tidak menemukannya di daerah ini. Sebenarnya, seberapa besar sih Prancis ini?

Dia melepaskan genggamannya pada kalung batu untuk merogoh saku celananya dan mengeluarkan cermin tua yang telah dikecilkan. Mengetukkan tongkatnya di cermin, cermin itu kembali ke ukuran semula dan ia menjumpai wajah familiar di sana.

"Hai, James," sapanya, tapi segera cemberut saat melihat ekspresi temannya yang panik, "ada apa?"

"Dia datang. Pelindung-nya dia hancurkan!"

"B-bagai—" otaknya berjalan dan ia mengangguk paham atas itu. "Peter. Aku akan ke sana."

"Tidak, kau sedang di Prancis untuk bersembunyi, sembunyikan saja dirimu. Jika aku tidak selamat, kau ambil cerminnya dan rawat Harry, anggap dia sebagai anakmu. Aku akan meletakkan cerminnya di tempat kau-tahu-di-mana, oke?"

"Tidak, James, tunggu!"

Tapi James telah menghilang dan cermin itu kembali seperti semula; Hanya memantulkan wajahnya sendiri.

Dia mengecilkan cermin itu dengan tongkatnya lagi, memasukkannya ke dalam saku celananya lagi. Ia mengamati kota itu sekali lagi sambil memegang bandul batu di kalungnya, berusaha sebaik mungkin untuk menemukan getaran di mana ia bisa menemukan pasangannya. Tapi itu tidak ada. Setelah memastikan sekali lagi, dan benar-benar yakin bahwa tidak ada jawaban dari pasangan si kalung, ia berlari kembali ke tempat di mana ia menyembunyikan motornya. Ia langsung menerbangkannya menuju Godric Hollow, tak peduli jika Muggle ataupun penyihir melihat motor yang bisa terbang.

Ketika ia sampai di Godric Hollow, ia tercengang saat melihat betapa kacaunya desa tersebut, terutama rumah yang hendak ditujunya. Merlin, ia terlambat. Sahabat macam apa dia sampai membiarkan temannya hancur bersama rumah yang telah bobrok tak berbentuk. Rumah sederhana itu tidak lagi dilindungi oleh pelindung sehingga muggle melihat kehancuran rumah itu. Banyak muggle dan penyihir yang berkumpul di sana, menyaksikan kehancuran si rumah.

Sirius keluar dari motornya dan jatuh berlutut di tanah, memandang semua tak percaya. Ini semua salahnya. Merlin, seharusnya ia tidak bertukar posisi dengan pengkhianat itu. Seharusnya ia tidak ke Prancis untuk mencari seorang gadis yang bahkan tidak mencarinya. Ia seharusnya lebih mementingkan sahabatnya daripada dirinya sendiri. Sahabat macam apa dia?

Tanpa terasa air matanya mengalir dari sudut matanya, tongkatnya terlepas dari tangannya, berguling di tanah, kemudian ia menjerit, "JAMES! LILY!"

Jelas saja itu tak akan ada jawabannya. Jika saja ia datang lebih cepat, ia bisa menyelamatkan James dan Lily dan... di mana Harry?

Baru saja ia bertanya-tanya, ia melihat seorang raksasa yang berjalan ke arahnya sambil menggendong buntalan kain. Sirius meraih tongkatnya, berdiri sambil berkata tersengal, "Hagrid, berikan padaku. Harry berikan padaku."

"Harus bawa ke Dumbledore, Sirius, dia memintanya," jawabnya dengan raungan serak yang menandakan bahwa dirinya juga sedih.

"Kalau begitu bawalah motorku, Hagrid, jaga dia baik-baik. Ini, ini," dia menyerahkan kuncinya kepada si raksasa, "tak perlu kembalikan, sungguh, berikan saja pada Harry, atau untukmu saja, Hagrid."

"Akan kukembalikan setelah menyerahkan Harry ke Dumbledore, Sirius," Hagrid berjanji, air mata besar meluncur dari matanya ke dagunya dan menetes ke jubah besarnya.

Sirius mengamati saat motornya dibawa pergi oleh Hagrid, terbang bersama anak baptisnya. Dumbledore pasti tidak tahu bahwa Peter-lah penjaga rahasia-nya. Dumbledore pasti mengira bahwa dirinya yang membocorkan itu. Atau mungkin semua orang mengira dirinya adalah Pelahap Maut, abdi Voldemort. Betapa menjijikkannya.

Satu-satunya nama yang bertanggung jawab atas semua ini. Satu-satunya orang yang menjadi kepercayaan untuk menjaga rahasia telah membocorkannya. Mengkhianati sahabatnya yang bahkan akan rela mati untuknya. Dan di mana dia sekarang?

Dia memandang berkeliling di antara kerumunan muggle dan penyihir yang masih mengamati rumah hancur itu. Di sanalah dia, di antara kerumunan, berdiri di belakang muggle dengan tubuh gempalnya yang gemetar gugup. Mata mereka bertemu dan Sirius melotot padanya.

Mengacungkan tongkatnya ke udara, ia menjerit, "PETER, BERANINYA KA—"

Tapi perkataannya disela oleh cucitan menyedihkan Peter, "Sirius, apa yang kaulakukan? Kau mengkhianati James. Kau penjaga rahasianya dan kau membocorkannya pada Kau-Tahu-Siapa."

"APA YANG KAU KATAKAN, PETER?!" raungnya, mengambil langkah untuk mendekati si bersalah.

"Aku tidak percaya kau melakukannya, Sirius. James mempercayaimu."

Banyak gumaman di sana, Sirius memandang berkeliling, menyadari bahwa setiap orang percaya pada ucapan si pembohong. Bagaimana bisa? Ia bertanya-tanya kesal. Ia melihat saat Peter mengangkat tongkat sihirnya.

"Selamat tinggal, Sirius, kau layak menerimanya. Kau harus mendapatkan balasan karena telah mengkhianati sahabatmu."

"APA YANG KAUKATAKAN?!"

Sirius tahu apa yang harus dilakukannya. Daripada ia terus berteriak menyalahkan Peter yang tak ada gunanya sama sekali, ia menyiapkan tongkatnya untuk mengirim kutukan yang sebenarnya sama sekali tidak akan ia gunakan pada sahabatnya. Tapi bagaimana dengan pengkhianat? Memangnya ia pantas mendapat pengampunan?

Bersamaan dengan Sirius yang mengirimkan kutukan bercahaya hijau yang keluar dari tongkatnya, ada pula ledakan di tempat di mana seharusnya Peter berdiri dan kini ia telah menghilang. Kutukan Sirius tidak mengenai apapun, hanya mengenai pohon di belakangnya. Lalu efek dari ledakan itu begitu dahsyat, beberapa muggle yang ada di sekitar Peter tergeletak di tanah, tubuh mereka hancur karena ledakan dahsyat, dan sekali lagi, Sirius menyadari, orang-orang memandanginya dengan tatapan menuduh.

"Aku mengirim kutukan pembunuh, bukan peledak!" ia meratap saat beberapa penyihir  di sana masih bergumam satu sama lain.

Sirius berjalan menuju tempat di mana Peter seharusnya berada. Tidak ada tubuhnya di mana pun. Ia tidak menemukan apa-apa yang akan membawanya pada si pengkhianat kecuali satu; Sebuah jari telunjuk yang gempal. Ia menyadari bahwa itu adalah milik Peter. Dia berubah, ia yakin itu. Dan ia mulai menyesal telah membuatnya menjadi penjaga rahasia.

Semakin banyak penyihir yang datang, membersihkan tempat kejadian. Dua orang meraih tangannya, mengangkatnya berdiri. Sirius sudah pasrah, ia memberikan tongkat sihirnya begitu saja saat Auror memintanya.

"Kau menggunakan kutukan pembunuh, Mr Black. Kau tahu menggunakan kutukan tak termaafkan bisa mengantarmu langsung ke Azkaban," kata Auror itu.

Sirius sudah tidak peduli. Ia kehilangan Hermione, lalu James dan Lily, dan sekarang ia kehilangan si pengkhianat kecil yang berubah menjadi tikus menjijikkan. Setelah ini ia akan dikurung di Azakaban. Bukankah itu akan lebih baik? Jika Hermione benar-benar meninggalkannya, maka hidupnya juga lebih baik di Azkaban, bukan?

"Dan kau membunuh tiga belas muggle di sini, Mr Black," tambah si Auror.

Sirius mendongak, menggeleng tak percaya. "Itu bukan aku!" pekiknya, "itu Pettigrew!"

"Tapi dia juga meninggal di sini, Mr Black. Kau yang bertanggung jawab atas kematian Peter Pettigrew, James, dan Lily Potter," Auror menjelaskan dengan angkuh.

Sirius kembali menggeleng tak percaya. Sebanyak itukah kesalahannya?

"Aku tidak tahu kalau kekuatanmu mengesankan. Satu kutukan pembunuh, dan kau bisa menewaskan tiga belas muggle dan satu penyihir," kata si Auror sambil memutar tongkat sitaannya. "Bawa dia ke Azkaban, tanpa persidangan. Abdi Dia-Yang-Namanya-Tidak-Boleh-Disebut tidak pantas diberi pengampunan."

Dua orang yang mencengkram tangannya menariknya. Tepat saat ia merasakan pusaran memusingkan dari Apparate, ia merasakan kalungnya bergetar, dan ia bersumpah dalam kepalanya. Kenapa harus bergetar di saat seperti ini? Apa Hermione melihat kejadiannya? Kenapa kalungnya bergetar keras?

Sayangnya, ia hanya bisa merasakan getaran kalung di dadanya tanpa bisa berbuat lebih jauh. Jika ia berhasil keluar nanti dari Azkaban, ia akan mencari Peter dan Hermione di saat bersamaan. []

Remember Me? ⚠️ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang