Wah, aku nggak tahu kalian sebagai pembaca menunggu Tahun Ketiga Hermione (baru) atau tidak. Karena, jujur aja, sebagai penulis aja aku nggak sabar pengen nulis tahun ketiganya Hermione (baru) ini karena akan berubah banget dari jalan yang seharusnya. Yaampun, aku lagi seneng nulis ini cerita HAHA
Dia menggigil. Terus mengatakan pada dirinya sendiri bahwa dia tidak bersalaha. Terus mengatakan kata itu dalam bisikan parau. Kepalanya, dengan rambut hitam bergelombang yang kotor, terkulai menempel di dinding. Kakinya yang dirantai dia lipat hingga ke dada dan satu tangan memegang sebuah rantai berwarna perak berkilau.
Seharusnya dia memakainya di lehernya. Tapi karena dia ingin merasakan getaran yang muncul dari kalung itu, akhirnya dia menggenggamnya dengan erat.
Apa ia merasakan getarannya juga? Seharusnya iya, karena kalungnya saling terhubung. Kecuali, seperti kata Remus, ia menghancurkan pasangannya. Ia pasti ada di suatu tempat di dekatnya, dia tahu itu. Dia tahu karena getarannya begitu dekat, begitu keras dan kuat.
Haruskah dia mulai mencari sekarang?
••••
Memulai tahun kedua dan tubuh Hermione selalu menolak untuk kembali ke Hogwarts bahkan setelah ia memulai hari pertamanya di sana. Lalu kalungnya juga terus bergetar beberapa kali, hampir setiap hari, dan itu agak menganggunya karena kalung seolah menarik-nariknya, menuntunnya ke suatu tempat, dan Hermione harus berusaha keras untuk menolak ajakan itu.
Dan menyebalkannya adalah ketika hari di mana seharusnya Hermione, Harry, dan Ron bertemu di Hogwarts Express, yang ada justru kedua anak laki-laki itu pergi ke Hogwarts menggunakan mobil yang dapat terbang, membahayakan kerahasiaan dunia sihir, dan bahkan berita tentang itu telah masuk ke Daily Prophet menjadi berita utama. Tapi betapa mengherankannya kedua anak itu tidak dikeluarkan dari sekolah.
Selama semalaman kedua anak laki-laki itu boleh saja senang menjadi selebriti karena telah menerbangkan mobil dan melanggar banyak peraturan, sampai keesokan harinya tiba di mana senyum Ronald Weasley mulai lenyap karena sebuah Howler dari ibunya.
"...MENCURI MOBIL, AKU TIDAK AKAN KAGET KALAU MEREKA MENGELUARKANMU, TUNGGU SAMPAI AKU KETEMU KAU, PASTI KAU TIDAK BERPIKIR BAGAIMANA KAGET DAN CEMASNYA AYAHMU DAN AKU KETIKA MELIHAT MOBIL SUDAH TAK ADA...."
Teriakan Mrs Weasley, seratus kali lebih keras daripada biasanya, membuat piring-piring dan sendok-sendok berkeretak di atas meja. Suaranya bergaung memekakkan di dinding-dinding batu. Anak-anak di aula berputar di tempat duduk mereka untuk melihat siapa yang menerima Howler. Ron merosot rendah sekali di kursinya, sampai hanya kepalanya yang merah yang kelihatan..
"...SURAT DARI DUMBLEDORE SEMALAM, AYAHMU NYARIS MATI SAKING MALUNYA, KAMI TIDAK MEMBESARKANMU UNTUK BERSIKAP SEPERTI INI, KAU DAN HARRY BISA MATI..."
Hermione sudah bertanya-tanya dalam hati kapan nama Harry akan muncul. Dia berusaha keras terus membaca seakan tidak mendengar suara yang membuat gendang telinganya berdenyut-denyut.
"...BENAR-BENAR MENJIJIKKAN, AYAHMU AKAN DIINTEROGASI DI KANTORNYA, SALAHMU SEPENUHNYA DAN KALAU MELANGGAR PERATURAN LAIN SEDIKIT SAJA, KAMI AKAN LANGSUNG MEMBAWAMU PULANG."
Aula sunyi senyap. Amplop merah, yang terjatuh dari tangan Ron, menyala, lalu tergulung menjadi abu. Harry dan Ron duduk terpaku, seakan baru disapu gelombang besar. Beberapa anak tertawa dan sedikit demi sedikit celoteh ramai mulai terdengar lagi.
Hermione menutup buku Vakansi dengan Vampir dan menunduk memandang puncak kepala Ron.
"Aku tak tahu apa yang kauharapkan, Ron, tapi kau..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? ⚠️
FanficHermione Granger kembali ke Hogwarts setelah peperangan usai dan Lord Voldemort dikalahkan. Sayangnya, tahun terakhirnya itu bukanlah sesuatu yang pernah ia pikirkan sebelumnya. Terjebak di masa lalu? Siapa yang menginginkannya?