Chapter 8

415 71 0
                                    

"Bercanda, kali, muka lo tegang amat!" tawa calum meledak, asha mati-matian menahan rasa malunya.

"setan lo yaa." asha mengejar calum, mencoba meraih calum.

"eit, eit." calum menghindar terus-terusan. "payah, lo!"

"cal–"

dug.

asha terjatuh karna kakinya tidak sengaja menabrak batu yang lumayan besar, untungnya kepalanya masih aman-aman saja.

"yaampun, asha!"

calum langsung membopong asha ke tempat duduk terdekat, lukanya tidak terlalu besar di kaki kanan asha, dibawah lutut.

"ini mah kepentok doang, cal, santai apa." kata asha, calum masih panik.

"duh, serius nggak apa-apa? nanti ortu lo tau gimana? kalo gue dituntut gimana?" calum panik. "gue bahkan belum kenal sama lo secara jauh, cuma sebentar doang."

asha terkekeh. "alay."

"ye, bocah." calum lumayan lega. "serius nggak sakit 'kan?" tanyanya memperhatikan kaki asha.

"enggak," jawabnya jujur. "perih doang kalo digerakin."

calum mengangguk, "yaudah, nanti gue beliin hansaplast, ya."

"iya."

••

setelah membelikan asha hansaplast di warung terdekat, ia memberi luka di kaki asha dengan sedikit betadine lalu menutupnya dengan hansaplast.

calum menyalakan mobilnya, "laper, nggak?"

"enggak, sih." kata asha, "lo laper?"

calum memberi tukang parkir dua ribu. "nggak juga, tapi kalo lo mau nyemil, dibelakang ada cemilan, ambil aja."

asha mengangguk.

"mau kemana lagi, nih?" tanya calum.

"kurang tau daerah sini, sih."

calum membelokkan stir ke kanan. "mau ke pantai jogan? nggak bisa main air sih, cuma dapet viewnya doang." kata calum.

"boleh, deh, nyantai disitu aja."

"ok."

lalu dengan cepat, mobil calum melesat ke pantai jogan.

++

29 August 2017.

Jogja • cth ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang