좋아용

3.7K 481 23
                                    

Daniel sebenarnya niat nya ingin pulang langsung setelah dia memberikan Seongwoo kimbap. Tapi sepertinya dia akan bermalam di rumah Seongwoo dan menemaninya sampai esok hari.

Seongwoo bergelung di dalam selimut dan duduk masih di sofa yang sama saat dia makan kimbap bersama Daniel. Sementara Daniel duduk di sampingnya,dengan posisi kepala Seongwoo bersandar pada bahunya.

Seongwoo telah tidur lelap setelah hampir melahap setengah kantung kimbap. Biarlah,yang penting Seongwoo tidak sakit lagi seperti tadi pagi.

Daniel mengirimi Jisung pesan. Bahwa ia tak pulang malam ini dan menginap di rumah Seongwoo. Seharusnya sih dia pulang membawa kue untuk Jisung karena Jisung sudah memesan nya. Tapi,kali ini dia mengingkari janji nya lagi.

Handphone nya bergetar. Panggilan dari Jisung. Oh come onㅡdia kan sudah izin.

"Yeobboseyo?" Daniel berbisik ketika menjawab telepon Jisung.

"Yeobboseyo. Hey! Kenapa kau tidak jadi pulang begini? Aku menunggu kue nya!" Aduh. Daniel hampir saja bergerak dan membuat Seongwoo tidak nyaman.

"Bisakah kau tidak teriak-teriak? Aku kan sudah bilang kalau aku menginap karena Seongwoo sakit. Ingat?" Daniel masih berbisik kepada Jisung. Jisung berdeham.

"Aish baiklah. Besok,pulang dari sana kau harus membelikanku kue dan americano."

"Iya iya! Sudah kan? Akuㅡ"

"Oh iya ada yang mencarimu tadi. Aku tidak tau siapa tapi dia perempuan."

Eh? Siapa?

"Oh oke. Mungkin saja kalau penting orang itu akan menghubungiku. Kau tak tanya siapa namanya?"

"Ya mana aku tau. Dia langsung pergi pamit karena kau tak ada." Daniel masih berpikir siapa yang mencarinya malam-malam.

"Ya sudah. Sudah tak ada lagi kan?"

"Sudah. Aku matikan ya." Jisung memutus telepon mereka. Baru saja saat Daniel ingin menaruh handphone nya ada sebuah pesan masuk.

Chungha.
Daniel? Bisakah kau antarkan aku besok ke toko buku yang menjual buku seperti ini? Aku tak begitu tau toko buku daerah sini.

*click the picture to see it*

Oh. Sepertinya Chungha yang datang ke rumah nya tadi. Oiya,Chungha tau rumah Daniel persetujuan Seongwoo. Sebenarnya,Seongwoo tak peduli kalau Chungha mau tau rumah Daniel atau tidak.

Tapi,jika Chungha butuh bantuan Daniel sebenarnya itu perlu. Pada saat itu juga mereka bertukar nomor telepon untuk mengabari.

To: Chungha
Ah oke. Aku bisa sore. Hubungi saja aku. Oh iya,izinkan aku besok ya. Aku tidak masuk sekolah.

Daniel berencana untuk menemani Seongwoo di rumahnya. Tapi,sepertinya Seongwoo tak akan pernah setuju. Ah mana peduli dia.

Chungha.
Oh? Begitu? Baiklah. Salam ya untuk Seongwoo-ssi. Terimakasih Daniel.

Daniel menaruh handphone nya lalu berencana pergi tidur. Tapi malah hampir tidak jadi karena Seongwoo menggenggam tangan nya erat.





.

Seongwoo terbangun karena dia merasa terlalu panas. Mungkin efek dia sakit dan sekarang dia kembali berkeringat. Dia baru sadar bahwa disamping nya ada seseorang.

Ah benar. Tadi malam Daniel datang ke rumahnya lalu tiba-tiba saja dia tertidur setelah melihat Daniel bermain game. Seongwoo menatap Daniel yang tertidur lelap.

Seongwoo jadi merasa bersalah karena Daniel telah memberikannya makanan dan menemaninya semalaman. Seongwoo bangkit lalu menyelimuti tubuh Daniel.

Jam berapa ya sekarang?

Sebentar. Berarti kalau Daniel disini,dia tidak pergi ke sekolah begitu? Aduh anak ini. Setelah anak ini bangun,dia berniat untuk memarahinya habis-habisan.

Seongwoo berjalan ke arah kulkas dan menemukan kornet nya tadi malam. Dia akhirnya memasak kornet yang tergeletak begitu saja di kulkas tadi malam.

"Ong? Kau memasak?" Seongwoo tersentak kaget saat Daniel menepuk punggung nya. Seongwoo menoleh ke arah belakang dengan wajah kesal.

"Apa-apaan sih Daniel! Kau membuatku kaget. Mau ku tinju kau dengan penggorengan?" Daniel terkekeh dan meminta maaf.

"Apa kau keberatan kalau aku tidur dirumah mu?" Seongwoo melanjutkan masak nya lalu menggeleng.

"Tidak sih. Tapi kau jadi tidak masuk sekolah. Dasar anak nakal." Daniel tersenyum.

"Ya kan aku mau menunggumu disini." Seongwoo mencibir.

"Oh iya nanti sore kau bisa temani aku? Aku mau membeli sesuatuㅡ"

"Ah aku sudah ada janji Ong. Maaf ya??" Daniel menatap Seongwoo dan Seongwoo mengangguk.

Seongwoo menyiapkan makanan dan mereka makan bersama di depan ruang TV.

"Kau tinggal sendiri?" Daniel masih asik menyantap makanan nya. Seongwoo mengangguk,"Ya. Aku pergi dari rumahku yang di Seoul."

Daniel menoleh ke arah Seongwoo. "Ada apa? Kau ada masalah dengan keluargamu?" Seongwoo berfikir sejenakㅡmasih asik memakan makanan nya.

"Begitulah." Seongwoo mengendikkan bahunya,melanjutkan makan. Daniel masih melihat ke arah Seongwoo lalu tersenyum.

"Kenapa? Kapan-kapan bawa aku ke Seoul bersamamu."

"Tidak ah. Aku tidak berniat untuk kembali ke Seoul." Daniel mengernyit.

"Sebegitukah besar masalahmu?"

"Tidak juga. Aku hanya belum siap menatap orang-orang di Seoul yang meremehkanku dulu. Ah,aku belum ada apapun hingga saat ini." Seongwoo masih asik makan sementara Daniel berhenti sejenak.

"Tidak seharusnya kau begitu." Daniel menghabiskan makanan nya lalu mengambil air minum.

"Kenapa? Memangnya kau tau bagaimana aku?" Seongwoo melirik ke arah Daniel yang mengambil minum.

"Aku menyesal melakukan itu dulu. Aku pernah pergi dari rumah,setelah menyadarinya aku kembali dengan penyesalan."

Seongwoo terdiam. Sialan. Dia tidak mau memikirkan siapapun yang ada di Seoul sekarang.

"Sudahlah. Jangan membahas itu." Seongwoo menghabiskan makanan nya. Membawa piring-piring yang mereka pakai ke cucian piring yang berada di dapur. Daniel mengangguk,mengerti.

"Kau sudah izin? Apa kau akan pergi ke cafe nanti?" Daniel mendekati Seongwoo yang sibuk mencuci piring.

"Tidakㅡkurasa. Bagaimana denganmu? Apa kau akan ke toko bunga?"

"Kurasa tidak. Ada anak baru yang bekerja di toko. Mungkin kita akan bergantian jam." Seongwoo tersenyum.

"Sekarang mau apa?"

"Main game??"

Mereka berdua berlari ke arah ruang TV lalu memasang PS dan mulai bermain bersama. Daniel tertawa saat dirinya bisa mengalahkan Seongwoo. Sementara Seongwoo merengut dan mencoba menang untuk next round.

Seongwoo melihat ke arah Daniel yang asik ingin mengalahkannya.


Ah,sepertinya aku akan menyukainya.

.

A/n: lama ya? 😂 lumayan. Sebelah juga belum aku update huhu. ㅠㅠ

Ini lebih dikit dari yang kemarin-kemarin. Maaf ya ahehehehe.

Niatnya aku mau namatin ini cepet-cepet karena emang alurnya mau aku bikin cepet. Tapi malah lama giniㅠㅠ

(Makasih yang mau baca ini jadi terharu ehe. ❤️)

P.s.s: woojin bias wrecker sekali
P.s.s.s: voments nya jangan lupa 💕

Get [ ONGNIEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang