처럼

4.5K 479 12
                                    

"Terimakasih Daniel. Kau mau mengantarkan aku sampai rumah. Seharusnyaㅡ"

"Sama-sama. Besok aku jemput?" Daniel tersenyum dan Seongwoo yang berfikir. Kalau Daniel menjemputnya mungkin akan merepotkan.

"Tiㅡ"

"Aku anggap iya! Tidur lah yang nyenyak jangan sampai lupa bangun okey? Aku menunggu mu disini jam 7 pagi." Daniel melambaikan tangan nya lalu menghilang di perempatan rumahnya. Seongwoo menutup pagar rumahnya lalu masuk ke dalam rumah.

Seongwoo berfikir bahwa selama ini bahkan Daniel bukan siapa-siapa yang hanya lewat di kehidupannya. Seongwoo merasa bersalah karena dirinya sudah banyak merepotkan orang lain.

Tapi,mengingat besok Daniel akan menjemputnya,Pipinya memerah. Daniel pernah bilang bahwa Daniel menyukai dirinya. Apa ini tandanya ia mulai merasakan hal yang sama juga?

Seongwoo tertawa kecil kalau mengingat bahwa baru kali ini ia merasakannya lagi. Merasakan hal ini lagi.

Seongwoo tidur nyenyak malam ini.

.

Seongwoo terbangun karena alarm disampingnya berbunyi dan handphone nya yang bunyi bersamaan. Sudah jam setengah 7 dan dia harus bergegas.

Dia mengangkat handphone nya,tanpa melihat dulu siapa yang ada disana.

"Yeobboseyo?"

"Yeobboseyo. EumㅡSeongwoo. Maaf. Mungkin aku tidak jadi menjemputmu." Seongwoo terdiam. Sementara dia berfikir karena nyawa nya baru sampai.

"Apa? Oh? Okey Daniel. Tidak apa-apa." Tidak bisa berbohong kalau Seongwoo agak kecewa.

"Tidak apa-apa kan? Maaf sekali Seongwoo. Maaf." Seongwoo reflek mengangguk dan turun dari kasurnya.

"Iya. Tidak apa Daniel."

"Pulang sekolah aku jemput okey?" Dan Seongwoo hanya berdeham. Setelahnya mereka berdua memutus sambungan telepon.

Seongwoo berjalan malas ke arah kamar mandi. Semangatnya yang ingin berangkat sekolah menjadi hilang menguap begitu saja. Seharusnya dia tak mengharapkan hal itu,tapi apa boleh buat.

Seongwoo menggigit roti nya dan bergegas memakai sepatu. Setelah ia terlalu lama dikamar mandi,waktunya jadi semakin sedikit. Tak lupa mengunci pintu,Seongwoo berlari ke arah halte. Menunggu bus jam kedua untuk datang.

.

Setelah sampai sekolah,Seongwoo disapa oleh Jaehwan yang sedang menunggunya di depan gerbang. Seongwoo tadi pagi sudah bilang Jaehwan bahwa dia akan datang ke sekolah untuk hari ini.

"Aishㅡcepat sedikit langkahmu! Iya pak iya! Sebentar jangan ditutup dulu!" Jaehwan menghadang penjaga sekolah untuk menutup gerbang nya. Seongwoo berlari sekuat tenaga dan membungkukkan badan ke arah penjaga sekolah.

"Sial. Kau membuatku berbicara pada Pak Jang. Dia hampir menutup gerbangnya tadi." Seongwoo yang masih tersengal-sengal tersenyum geli.

"Terimakasih omong-omong."

"Aku rindu tau. Padahal kau hanya tidak masuk dua hari." Seongwoo tertawa.

"Aku ini memang sangat-sangat rindu-able." Jaehwan memukul lengan nya. Seongwoo hanya berpura-pura kesakitan.

"Ahㅡaku dengar dari Jinyoung bahwa kemarin kau kencan." Seongwoo mengernyit.

"Kencan? Dia mengada-ngada." Jaehwan mengangguk antusias.

"Sungguh!" Seongwoo berfikir. Apa Jinyoung melihatnya dengan Daniel waktu itu?

"Ah? Itu ya,dia ituㅡ" ucapannya terputus dengan masuknya Han Seonsaengnim.

Get [ ONGNIEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang