1 ( 하나 )

5.9K 626 29
                                    

Daniel tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya. Daniel pertama kali bertemu Seongwoo saat Seongwoo berlari menuju halte dengan seragam yang kebasahan karena hujan. Sebenarnya,Daniel juga tidak tega melihat Seongwoo pertama kali dengan baju kebasahan dan tas yang juga kebasahan.

Daniel hanya bisa melihatnya dan menggenggam erat payung kecilnya. Ia ingin pulang. Tapi kakinya tidak mau beranjak pergi sebelum langkah kaki Seongwoo berjalan menaiki bus.

Suasana yang senyap dan dingin membuatnya menjadi awkward sendiri. Bagaimana ini? Dia terlalu lucu untuk dibiarkan basah begitu.

Saat Daniel ingin membuka suara dan menyerahkan payung kecilnya,sepertinya teman Seongwoo datang dengan sebungkus roti dan payung yang lumayan besar. Seongwoo terlihat tersenyum dan Daniel lega akan hal itu.

Disamping perasaan leganya,Daniel merasa ada sesuatu yang mengganjal hatinya begitu melihat Seongwoo memakan roti dengan senyum merekah ke arah teman nya itu.

Oh apakah ini yang disebut cinta--lagi?

Saat sampai di rumah kecil Danielㅡomong-omong dia tinggal bersama teman lamanya ya sebut saja Jisung.

"Mana pesananku? Katanya kau akan membelikanku kue beras?" Jisung menyerahkan tangan kosongnya berharap sesuatu bisa dipegangnya.

"Apa? Tutup tau. Lagipula hujan juga. Aku malas." Daniel menaruh sepatunya di rak dan buru-buru menaruh payung nya.

"Kau berjanji untuk membelikanku kue beras dua hari yang lalu dan tidak kau tepati,sekarang? Please Daniel bagaimana teman-temanmu akan suka terhadapmu jika begini terus?" Jisung mencak-mencak. Daniel hanya bisa menggumam kesal.

"Beli saja sendiri."

Sejak kata-kata itu keluar,Daniel yang sedang duduk di ruang TV itu jadi anehㅡmenurut Jisung sih. Soalnya,Daniel jadi senyum-senyum sendiri tidak jelas.

"Kenapa? Mantanmu yang sinis itu mengabarimu lagi?" Jisung melirik Daniel sekilas. Tuh kan,harusnya kan dia menghiraukan keadaan Daniel karena ngambek.

"Apaan sih? Tidak." Daniel yang masih tersenyum itu membuat Jisung makin penasaran. Masa sih sahabat nya ini tidak mau memberitahu nya?

"Ya lalu kenapa? Sebelumnya kau begini kan karena mantan terakhirmu memberimu coklat." Daniel menatap Jisung resah,

"Jangan ingat-ingat hal itu dong. Habisnya tadi aku melihat seseorang yang-" Jisung menatapnya datar lalu berjalan balik ke arah kamarnya sendiri.

"Oh please Dan. Jangan lagi." Daniel merengut. Apa sih? Memangnya Jisung tau apa lagi?

"Jangan bilang kau akan menemuinya dan langsung menyatakan kalau kau suka dengan nya. Langkah itu gagal omong-omong pada mantan terakhirmu." Jisung menutup pintu kamarnya selagi Daniel ingin menyela perkataan nya. Daniel masih merengut. Memangnya sekarang bisa gagal juga?

.

Seongwoo tidak tau sejak kapan Daniel bisa berada di depan gerbang sekolahannya. Dengan sepeda dan sepertinya sekantung makanan ringan di stang nya.

"Mau apa? Tumben kau bawa sepeda." Seongwoo hendak berjalan ke arah halte sebelum Daniel memblokir jalan Seongwoo.

"Ayo pulang bersamaku!" Seongwoo mengernyit heran.

"Tidak. Terimakasih. Aku akan ke cafe untuk kerja." Seongwoo hendak memotong jalan lain tapi Daniel memegang tangan nya.

"Aku kan juga kerja di toko bunga. Kau ingat?" Daniel tersenyum. Kumohon,batin Seongwoo.

"Oh? Ong? Lho? Siapa ini? Kau kenal? Oh~ pacarmu itu ya?" Memang ya,mulut Jaehwan itu harus ditutup rapat-rapat dengan lakban.

Daniel tersenyum senang dalam hati. Apa seongwoo mengenalkan dirinya sebagai pacar kepada teman nya satu ini?

Tanpa diduga Seongwoo meninju lengan Jaehwan agak keras. Jaehwan meringis yang ternyata sakit juga pukulannya.

"Jangan sembarangan. Siapa juga yang mau?" Seongwoo hendak berjalan kembali namun pandangan Daniel seolah-olah mengucapkan,cepat naik atau tidak sama sekali?

Seongwoo yang mendapat pandangan itu langsung naik ke belakang sepeda Daniel. Jaehwan tertawa kecil,"Hati-hati ya! Jangan lupa besok setelah pulang dari kerja paruh waktumu kita ke studio!" Seongwoo menunjukkan jari dengan isyarat OK,dan Daniel mengayuh sepedanya cepat.

Seongwoo tersenyum melihat Daniel yang sedang mengayuh sepedanya. Entah kenapa,Daniel terlihat keren dari sudut pandangㅡsebentar,sebentar. Ada apa sih dengan dirinya?

"Hey. Peluk leherku. Jangan hanya pegangan pada pundakku." Daniel masih fokus mengayuh sepedanya sementara Seongwoo reflek menggeleng kepalanya dengan cepat.

"Tidak mau. Nanti dilihat orang lain dikira kita ada apa-apa." Seongwoo melihat ke arah lain.

Daniel mendecak,"Kenapa sih? Kan hanya memeluk leherku saja. Kalau kau jatuh bagaimana?"

Seongwoo yang sangat-maksudnya-amat sangat keras kepala itu masih saja reflek menggelengkan kepalanya.

Ya sudahlah. Mungkin belum rejeki Daniel untuk mendapatnya pelukan kecil dari crush nya ini.

Setelah sampai di depan cafe,bibi Hanㅡpemilik toko bunga memanggil Daniel.

"Sebentar ya Ong. Aku harus izin dulu untuk menemanimu hehehehe." Daniel memarkir sepedanya lalu berlari ke arah toko bunga di seberangnya.

Tiba-tiba handphone Seongwoo berdering.

Line!

Anak menyebalkan
Hey. Kamu ada di cafe? Aku akan kesana.

.

Note: akhir-akhir ini aku sibuk dan kobam sendiri tentang ongniel 😭 karena sibuk,jadi gak bisa update banyak. Maaf ya!

Kayaknya aku gak tau mau bawa cerita ini kemana padahal udah aku targetin endingnya. 😭

Get [ ONGNIEL ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang