"Aku harap kamu setuju Mel, jika aku menyayanginya sebagaimana aku menyayangi Gaby, puteriku." Benak Ve. Bagai dibawa ke alam lain tiba tiba ia merasa ada yang melintas di fikirannya. Entah bagai mana caranya atau apa penyebanya tiba tiba ia seperti melihat bayangan sahabatnya. Dalam fikiran bawah sadarnya, Ve mlihat Melody, atau Bunda Nabil dan Nabilah tersenyum kearah Ve. Sesaat kemudian Ve kembali tersadar dan mengerejapkan matanya, ia merasa tak percaya dengan apa yang barusaja ia alami. Ini kali pertamanya ia seperti itu.
"Kuharap itu pertanda dari Izin dari mu!" Gumam Ve, lalu kembali kedalam dan mengunci pintunya.
Disebuah ruangan tanpa batas dari setiap sisinya, ruang dimana hanya menampakan warna putih. Terlihat seorang pria yang tengah terlihat kebingungan.
"Dimana ini?" Gumamnya. Selang beberapa saat ia melihat seorang pemuda lain tengah berdiri membelakanginya.
"Deva..." Panggil orang yang membelakangi pria tadi yang tak lain adalah Deva.
Deva, ia yang namanya di sebut pun tubuhnya tersentak kaget. Tanpa melihat wajahnya pun, ia tahu siapa yang ada dihadapannya.
"Mmm...ma..ul...?" Gumamnya yang menyadari suara siapa yang memanggilnya.
"Iya, ini aku!" Ujar orang itu tanpa mengalihkan atau membalikan tubuhnya walau hanya untuk melirik kearah orang yang ia panggil.
"M...maul. . ." Gumam Deva lalu berlari menghampiri orang dihadapannya.
"Berhenti. Jangan mendekat!" Sentak Maul dan itu sukses membuat langkah Deva terhenti.
"Dunia kita sudah berbeda. Aku menemui mu hanya untuk menagih janjimu..." Lanjut Maul. Sedangkan Deva, ia hanya menatap Maul dengan tatapan herannya.
"Janji?" Beo Deva tidak mengerti.
"Janji saat Ve mengandung anak kalian. Aku harap kamu segera memenuhinya, aku tidak perduli apapun alasannya, tunaikankah janjimu itu." Ujar Maul lalu mulai berjalan perlahan menjauh dari hadapan Deva. Deva, ia yang masih bingung dengan ucapan Maul itu hanya diam menatap kepergian Maul.
"Janji?... Astaga!!! Maul Tunggu!" Ujar Deva, namun terlambat, Maul telah menghilang jauh dari hadapannya.
"Deva!" Kini lagi seorang wanita berdiri di belakang Deva dengan memunggunginya.
"M...melody???" Ujar Maul saat berbalik menatap wanita di belakangnya.
"Iya, ini aku Melodi!" Ujarnya.
"Mel, maaf! Maaf aku gak tau mengenai kabar tentang kalian. Maaf aku... Ak... Aku... Bahkan aku... AAARRRGGHHHH!" Geram Deva frustasi dan berlutut dengan memegang dadanya.
"Bangunlah. Tuntaskan Janjimu padaku dan maul!" Ujar Melodi yang kini berbalik dan mengulurkan tangnnya.
"Mel... Tap... Tapi... Tapi anakku... Dia... D... Dia... Nabil... Arrrggghhhh.... Mell... Maafin Aku!" Ujar Deva berlutut dihadapan Wanita yanf bernanama Melodi itu.
"Apapun alasannya, kamu harus bisa melunasi Janjimu. Ingat lunasi Janjimu... Jika tidak, jangan anggap kami sahabatmu lagi!" Ujar Melodi lalu melangkah menjauhi Deva.
"Mel... T... Tunggu... Mel... Melodi... Maul..." Teriak Deva
"MAUL!" Teriak Deva yang baru saja terbangun tidurnya. Dengan nafas yang memburu serta keringat yang bercucuran.
"Hhhh....hhhh....hhhh. . . Mimpi! Aku hanya mimpi, tapi kenapa harus mimpi itu, apa ini teguran dari kalian buat aku?" Benak Deva dengan nafas yang masih tak beraturan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tersakiti
Fanfiction"Sesakit inikah mencintaimu?" Nabil "Mengapa semua terlihat disaat semua telah terlambat. Maaf, aku terlalu buta untuk melihat semua pengorbananmu." Gaby Mungkin ini memang takdirku... Mencintai harus tersakiti... (Dadali - Cinta Yang Tersak...