Warning 18+ (bagi yang kurang suka, silahkan di skip)*
*
Pagi menjelang, terlihat seorang pemuda tengah berbring balik selimut tebalnya dan disampinganya juga terdapat seorang wanita yang sama dengan seorang pemuda tersebut. Beberapa saat kemudian, terlihat pemuda itu mulai menunjukan pergerakan yang menunhukan bahwa ia akan terbangun."Errnngghhh..." erang pemuda itu dengan mengerjapkan matanya. Dan sesaat kemudian saat matanya terbuka dengan sempurna, betapa terkejut dirinya saat menyadari siapa yang ada di sampingnya dan langsung meloncat kearah pinggir tempat tidur itu.
"MasyaAllah... " pekik pemuda itu. Karena kaget pun wanita yang rerbaring di sampingnya tadi pun langsung terbangun dan mengrejapkn matanya.
"Ba... Bapa ngapain di kamar sa... Saya?" gugup gadis itu dengan menarik selimut untuk menutupi tubuh polosnya.
"Na... Nads... Kenapa saya ada disisni?" Pemuda itu malah balik bertanya dan melihat keadaan tubuhnya yang hanya memakai celana boxer.
"Ja... Jangan bilang kalau..." ujar pemuda it yang tenyata adalah Nabil dengan menggantung kata katanya, sontak gadis yang masih dibalik selimut itu yang tak lain adalah Nadse, langsung menutup mulutnya tak percaya.
"Aaaarrrrggghhh... KENAPA???? NAD JELASIN KENAPA SAYA ADA DISINI?" Geram Nabil dengan menjambak rambutnya sendiri.
"Hiksss... Hksss... Sa... Saya tidak ingat apa... Apa... Hkkk... Yang saya i... Ingat... Bapak pingsan, dan saya membawa Bapak ke kontrakan saya hkkss, karena aaya ta...takut, kalau is...istri bapak salah faham, Jika saya membawa bapak pulang Hanya itu yang sa...saya ingat hkksss... hhhhh." lirih Nadse.
"Arrrggghhh... YaAllah, kenapa harus seperti ini? " lirih Nabil dengan terduduk di lantai.
"Pak... Sa... Saya takut... Saya takut kalau saya hamil, lalu orang tua saya nenanyakan keberadaan Ayah anak yang saya kandung." Lirih Nadse, dan Nabil pun juga bingung apa yang harus ia lakukan.
"Saya akan tanggung Jawab!" ujar Nabil tegas.
"Lalu istri bapak?" tanya Nadse.
"Biar itu jadi urusan saya, yang terpenting Gaby jangan sampai tau akan hal ini. Mengerti!" ujar Nabil dengan tajam.
"Maksud bapak, saya jadi istri simpanan bapak?" Tanya Nadse dengan amarahnya.
"Pak, serendah rendahnya saya, saya tidak sudi jika bapak menjadikan saya sebagai sirih anda, saya punya harga diri pak, dan bapak sudah mengambil kehormatan saya." ujar Nadse dengan Amarah yang memuncak.
"Lalu mau kamu Apa?" tanya Nabil yang mulai geram.
"Ceraikan istri Bapak, dan tanggun jawab atas apa yang telah bapak lakukan." ujar Nadse yang sukses membuat Nabil tersentak.
"Itu tidak mungkin." ujar Nabil tak percaya atas permintaan Nadse.
"Baiklah, itu terserah Bapak. Tapi yang jelas anda harus bertanggung jawab atas apa yang telah anda lakukan." ujar Nadse yang mulai jengah.
"Arrrggghhhh... Ya Allah, kenapa harus begini." gumam Nabil mengerang kecewa. Dan tanpa sepatah kata pun Nabil menibggalkan Nadse dengan terburu buru memakai kembali pakaiannya.
"Saya akan bertanggung Jawab, tapi saya mohon jangan usik apapun mengenai Gaby, biar dia jadi urusan saya." Ujar Nabil lalu beranhak pergi dari kamar Nadse. Sepeninggalan Nabil, Nadse pun membuka selimutnya dengan tersenyum sinis. Dan tanpa diduga, ternyata Nadse masih mengenakan pakaian yang masih lengkap.
"Hahaha... Masuk kau kelinci manis..." gumam Nadse dengan menyeringai kearah pintu yang tadi nabil banting dengan keras.
Berbeda dengan Nabil, selama perjalanan fikirannya tidak fokus, mengingat kejadian beberapa menit yang lalu. Berkali kalu pula ia mengerang frustasi dan memukul stirnya. Hingga tibalah ia di rumah kediaman keluarga Gaby, yang tak lain adalah Deva.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Tersakiti
Fanfiction"Sesakit inikah mencintaimu?" Nabil "Mengapa semua terlihat disaat semua telah terlambat. Maaf, aku terlalu buta untuk melihat semua pengorbananmu." Gaby Mungkin ini memang takdirku... Mencintai harus tersakiti... (Dadali - Cinta Yang Tersak...