Part 15

81 5 0
                                    


Mencintai Sang Maha Cinta

"Tak ku temukan indahnya cinta

Selain cinta kepada Sang Rabb"

Entah apa yang ku rasakan saat ini, apakah bahagia ataukah sedih atau mungkin kecewa. Aku menggenggam tasbih itu kuat di tanganku, aku mengepalnya dan membawanya pergi bersamaku. Aku tidak mengerti apa yang hati ini katakan, mungkin inikah tangis bahagia bahwa aku akan menemukan cintaku setelah kehilangan cinta yang berarti dalam hidupku. Tapi kenapa rasanya sesak sekali di dalam jiwaku, apakah salah jika aku berkata bahwa aku hanya menginginkannya.Yah itu salah, tapi biarlah aku lebih kuat untuk menerima.

Aku menatap danau di hadapanku, perasaan baru kemarin aku melakukan hal aneh di dalam kolam itu.Aku tidak merasa takut saat itu, aku mengalami kedinginan semalaman dengan basah kuyup dan aku melihat keindahan bintang yang menari menghibur kesedihanku, juga cahaya bulan yang menjadi pelita malamku.

Bagaimana kebahagiaan sederhana bersama azhar, yang sekarang adalah kakakku. kami berlari menghindari wartawan, dan sepanjang waktu berlalu, tempat ini selalu menyatukan kita. Dan sekarang semuanya sudah berganti cerita, di tempat ini pula aku kehilangannya.

Sebenarnya bukan kehilangan, malah Allah menggantikannya menjadi lebih berarti dalam hidupku, yaitu seorang kakak. Takdir selalu berlaku adil padaku, hanya aku saja yang selalu menuduh keadilannya dengan rasa egois ku sendiri. Aku selalu ingin takdir yang mengikuti kemauanku bukan sebaliknya, tapi aku sadar bahwa itu tidak mungkin karena aku tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Sang surya menatapku dengan teduh, warna jingganya yang indah menyatu dengan air danau ini.Warnanya mampu menghanyutkan kesedihan setiap orang, suasana senja yang di bawanya begitu menawan. Semakin aku menatapnya, aku semakin sadar bahwa waktu semakin larut dan mungkin sebentar lagiakan terdengar adzan maghrib, aku segera pergi dengan taksi untuk menuju masjid yang pernah aku datangi dulu dengan kak azhar.

Aku tiba di depan masjid, saat aku melangkah hendak masuk. Langkahku terhenti saat tiba di anak tangga tempat aku duduk dulu menunggu kak azhar. Ya Rabb, kenapa tempat yang begitu indah menjadi kenangan ku juga.Ketika aku menatap wajah indahnya yang sangat sejuk, sedang bersujud dan mengadahkan tangannya. Melihatnya tertunduk menangis memohon kekuatan dan melepas semua kesedihan yang selama ini di pikulnya. Semua itu masih tergambar jelas di depan mataku.

Aku segera mengambil wudhu dan memakai mungkena ku, aku tak kehilangan sholat berjamaah. Aku mengikuti bacaan sholat sang imam, suara yang begitu sangat indah. Aku larut dalam keindahan bacaannya, ketika sujud aku tidak sanggup membendung air mataku. Dalam sholat saja aku seperti kehilangan akal sehatku, aku merasa bahwa imam sholatku ini adalah imamku nanti, aku berhayal bahwa dia adalah kak azhar yang mengimami sujudku. Dia yang akan selalu hadir di depan sajadahku, Ya Rabb inikah kekuatan yang ingin engkau uji padaku?.

Selesai mengucap salam dalam sholatku, aku mengambil sebuah benda yang sangat indah di tasku. tasbih pemberian kak azhar, aku menyentuhnya dan memetiknya satu demi satu dengan jariku. Aku menyebut nama-Nya, dalam setiap kali jariku bergerak. Kata-kata dari sang pemilik tasbih ini terus bergema di telingaku, aku akan datang untuk menjemputmu dan menjemputnya, kita akan memetiknya bersama satu demi satu. Aku tidak sanggup mendengar kata-kata yang hanya menjadi harapan, tanpa mungkin menjadi kenyataan.

Aku menutup mataku, sambil terus berdzikir.Aku melepaskan semua kesedihanku pada-Mu Ya Rabb, hanya Engkau yang bisa mendengar dan mengerti. Di saat semua orang pergi, hanya Engkau yang tetap tinggal bersamaku, disaat semua orang menjauh aku percaya hanya Engkau yang selalu mendekatiku.Walaupun aku dulu tak pernah mengenalmu, Engkaulah Sang Maha Cinta sesungguhnya, maka ijinkan aku untuk selalu mencintaimu, dan hanya memilki satu cinta untukmu.

"Dinar"

Aku membuka mataku, mendengar seseorang memanggilku.Setelah aku menengok ke belakang, ternyata itu kak tiara dan bunda.Aku melepas mukena dan tetap memegang tasbih di tanganku, aku langsung bangun dan memeluk mereka berdua.Mereka mengusap air mataku dengan tangan mereka.Ya Allah, setelah aku kecewakan mereka, saat aku tak tahu arah untuk kemana, Kau membuka hati mereka untuk mau menerimaku hidup bersama mereka. Ya Allah, tak pernah ku temukan cinta seindah cinta-Mu.

Kami bertiga saling melepas rindu, aku melihat cadar kak tiara yang basah karena air matanya.Kami bertiga mengucap syukur karena dapat berkumpul kembali.

"Ada apa kak?" aku melihat kak tiara dan bunda yang terheran melihat sesuatu

"Itukan" aku langsung menengok ke depan, kearah yang di tuju kak tiara.

Ternyata orang yang mereka maksud adalah azhar, aku sendiri tidak percaya melihatnya. Dia langsung mengucapkan salam kepada kami bertiga, dan langsung mencium tangan bunda, dia juga mengucapkan salam pada kak tiara dengan sopan. Tiba-tiba datang seorang ustadz yang menghampiri kami, dia berdiri di samping kak azhar dan menepuk pundak kakak ku itu dan berkata "Terimakasih nak azhar sudah mau menggantikan bapak untuk memimpin sholat berjamaah, karena hari ini bapak sedikit kurang sehat, suara kamu indah sekali nak sampai bapak ingin menangis mendengarnya, beruntung yang akan menjadi istrimu nanti" kak azhar hanya tersenyum, diapun pergi bersama ustadz itu setelah berpamitan dengan kami bertiga.

Kami bertiga pergi keluar masjid, Ya Rabb indahnya cintamu. Baru beberapa jam kesedihan itu, Kau telah menggantinya dengan kebahagiaan. Bahwa setelah kesusahan pasti akan ada kemudahan.

Seuntai TasbihWhere stories live. Discover now