Hari jumat adalah jadwal piket Megumi. Ia berangkat lebih awal dengan berjalan kaki hari ini. Sekolah Megumi tidak terlalu jauh. Sekalian olahraga pagi pikir Megumi.
Ia menyapu ruang kelasnya. Tiba - tiba Ada tiga orang perempuan datang ke kelasnya, yang ia tahu hanya Christella. Ia pun tak mempedulikan mereka.
Chriatella dan teman - temannya mencari cari seseorang. "Megumi Adinda!" Teriak Christella. Ia tak percaya cewek nomor satu memanggilnya.
Megumi meletakkan sapunya, "Iya?" tanya nya sopan.
"Ikut gue!" Ucap Christella kemudian berjalan mendahului Megumi.
Mereka berhenti di tikungan tangga lantai tiga. Megumi berada di pojok tembok di kelilingi Christilla CS. "Lo ada hubungan apa sama Ali?" Tanya Christella kasar dengan mendorong pundak Megumi.
"Ha?" Megumi hanya bingung mendengar peryanyaannya.
"Lo tau kan, kalau Ali sekarang itu cowok nomer satu di SMA ini!" bentak Arini
"Kalo sampai lo pacaran sama Ali-" Ucapan Christella terpotong.
"Kalo gue udah jadian sama Meggy gimana?" Ali datang dan membuat semuanya terkejut. Ia melangkahkan kakinya ke Megumi dan merangkulnya.
"Kalian beneran pacaran?" tanya Wanda.
Ali mencengram rahang Wanda kasar. "Kalo lo berani ganggu Megumi, gue bakal bikin lo sampai nggak bisa bicara lagi. Lo mau?" Ucap Ali sadis. Wanda menggeleng ketakutan.
"Udah ayo pergi!" Christella mulai jengkel dan pergi membawa rombongannya menjauh.
Megumi masih tak percaya Ali mengatakan bahwa ia pacarnya.
"Nih seragam olahraga lo ketinggalan" ucap Ali sambil menyerahkan seragam Megumi. "Lain kali kalo berangkat di cek dulu. Dasar bego" Ali turun meninggalkan Megumi tanpa melihatnya.
Megumi menabrak seseorang saat sedang akan menaiki tangga pertama. "Aduh maaf gue nggak li-" Megumi menghentikan kata - katanya saat ia tahu siapa yang ia tabrak.
"Kamu nggak papa?" Tanya Dimas sopan.
Kamu? Batin Megumi.
"Iya maaf, aku keburu - buru. Udah mau masuk. Aku duluan" Megumi cepat cepat meninggalkan Dimas, ia tidak mau Dimas melihat ia blushing.
"Tunggu" Dimas meraih tangan Megumi. Megumi tidak berani menoleh. "Aku suka sama kamu. Udah dari dulu, tapi aku nggak berani ngomong" ucap Dimas.
Aduh mati gue.
Megumi melepaskan pegangan Dimas dan segera berlari sebelum jantungnya keluar. Ia memegangi jantungnya yang hampir melompat keluar. Wajahnya sudah semerah tomat.
Apakah gue bakal nemuin cinta sejati gue?
"DOR!" Arika mengagetkan Megumi. "Cie, lo pasti habis ketemu si Ali ya?" tebak Arika.
"Heh, kan si Megumi sukanya sama si Dimas, bukan Ali" Sela Vika.
"Apaan sih kalian. Gu-gue nggak mikirin siapa - siapa kok." Megumi mencoba menghindar.
Dikantin
From Dimas
Halo Megumi, nanti ada acara nggak?Oh my God, lo tau nggak sih gimana rasanya di chat duluan sama gebetan? Amazing banget.
From Megumi
Enggak. Kenapa?From Dimas
Jalan yukFrom Megumi
Hayuk. Kemana?From Dimas
Gue tunggu lo dideket SMP Tunas yaSet. Ali datang tiba - tiba dan merebut hp Megumi. Ia membaca semua chat dari Dimas.
"Apa - apaan sih Al! Kembalikan!" Megumi mencoba mengambil hp nya namun tangan kanan Ali berhasil memegangi kepala Megumi sehingga ia tak dapat mengambil hpnya.
"Dimas siapa? Dimas dari kelas gue?" tanya Ali
"Bukan urusan lo! Balikin!" bentak megumi. Kemudian Ali mengembalikan hp Megumi.
"Jangan keluar sama dia." ucap Ali kemudian pergi meninggalkan Megumi.
"Heh! Lo ngga punya hak buat ngatur gue!" Bentak Megumi. Ali pun memberhentikan langkahnya.
Banyak yang ingin Ali katakan. Namun Ali bukan laki laki yang cerewet. Sehingga ia cukup mengatakan, "Pokoknya jangan pergi dengannya" kemudian melangkahkan kakinya santai meninggalkan kantin.
Apasih, bukan siapa siapa gue sok sokan ngatur ngatur. Huu. Megumi mengecek hp nya lagi. Chat dan nomor dimas sudah di hapus oleh Ali.
"Hei sialan kenapa lo hapus!" bentak Megumi. Namun tak ada jawaban dari Ali.
***
Gadis itu berdiri di depan SMP Tunas untuk menunggu seseorang. Dengan celana ripped jeans dan kaos putih yang dibalut flannel kuning, ia sudah cantik dan siap bertemu dengan pujaan hatinya.
Seorang laki - laki dengan motor ninja nya berhenti di depan gadis itu. Ia membuka kaca helm nya, "Sudah lama?" tanya Dimas dengan sopan.
"Enggak kok" Megumi menggeleng.
Bodo amat, emang gue mau nurut kata lo Al? Bay! Gue mau ngedate!
"Yaudah yuk!" Ajak Dimas. Megumi pun segera naik ke motor Dimas. "Pegangan ya Gum" ucap Dimas.
Untung Dimas ada di depan Megumi, kalau tidak ia bisa melihat wajah megumi yang memerah.
"Yakin kita kesini, Dim?" Tanya megumi tak percaya. Mereka telah tiba di sebuah Toko Kue yang sangat terkenal mahal.
"Iya. Kita bikin kue" Ucap Dimas.
"Asyiiikkk" Megumi sangat senang.
Mereka mengambil sebuah kue tar yang belum dihias dan hiasan kuenya. Megumi mengambil cream dan mencoretkannya ke roti. Dalam menghias kue mereka sangat romantis sekali. Sesekali Dimas mencoretkan cream nya ke wajah megumi. Megumi pun membalasnya.
Tak henti mereka bercanda dan tertawa. Megumi sangat menikmati momen ini. Ia ingin seperti ini terus. Kali ini ia samasekali tidak memikirkan Ali. Pikirannya hanya tertuju laki laki yang ada di dekarnya saat ini.
Setelah selesai mereka ke tempat billiard. Dimas sangat senang bermain billiard. Namun megumi sama sekali tak bisa.
Dimas mengajari Megumi dengan sabar. Megumi memegang stik nya, Dimas mengajari megumi dengan memeluknya dari belakang. Jantung megumi sedang dalam keadaan darurat.
"Yeee masuk!" Megumi senang dan memberika high five nya ke Dimas. Kira kira satu jam mereka bermain billiard.
Di cafe
"Ini bill nya,kak" ucap pelayan dengan sopan. Megumi mengambil dompet ditasnya.
"Aku saja yang bayar" ucap Dimas.
"Eh, makasih." Dimas memberikan uang kepada pelayan itu.
"Lo keluar banyak uang, ya dim" ucap Megumi sambil mengiris cake nya.
"Kalo untuk orang yang di sayang, tidak masalah" ucap Dimas dengan senyum seluas samudra.
"Terimakasih"
"Jadi, gue telat ya?" ucap Dimas tiba tiba
"Ha?"
"Lo udah sama Ali sekarang"
"Lo salah paham. Gue sama Ali cuma temenan. Dia tetangga gue. Gue sukanya sama l-"
"Serius?" Dimas terkejut. Namun ia tampak kesal. Tidak kelihatan bahagia.
"Kenapa?" tanya megumi bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Hero
Teen FictionJika bertemu dengan mu adalah keberuntungan, aku setuju Jika menunggu mu adalah anugerah, aku juga setuju Jika waktu yang ku habiskan dengan mu adalah emas, aku masih setuju Jika mencintai mu berarti merelakanmu, aku harus sedikit berpikir untuk itu...